Protected by Copyscape

Selasa, 02 Juni 2020

DARI RASA ISENG BERBUAH MANIS

"berangkat dari sebuah keisengan kemudian membawa hasil. Cerita hari ini setelah mengikuti rapat online" 

Sore ini saya mengikuti Rapat Online di rumah melalui aplikasi Zoom. Rapat ini langsung di pimpim oleh bapak kepala sekolah saya I Nengah Suradnya, S.Pd., M.Pd., Rapat hari ini berjalan lancar. Setelah kurang lebih 1.5 saya mengikuti rapat HP saya berbunyi. Setelah saya cek ternyata saya masuk di salah satu grup WA. Jujur saya pertama kali membuka kebingungan dan bertanya-tanya grup apakah ini. Dalam grup tergabung 48 anggota yang hampir smuanya tidak saya kenal orangnya. Saya memberanikan diri untuk bertanya begitu jga anggota yang lain sekira bingung dengan grup tersebut.

Grup yang yang tiba-tiba terbentuk tanpa adanya konfirmasi terlebih dahulu. Akhirnya saya penasaran saya terjawab. Itu adalah grup WA "Yaguwipa Naskah Covid19". Admin pun menginformasikan dan mejelasakan kepada seluruh anggota maksud dan tujuan dari grup tersebut. Grup itu di bentuk agar memudahkan kami dalam berkomuniksi dan berdiskusi mengenai naskah.

Awalanya saya bingung yang dimaksud naskah apa, jujur saya lupa. Karena jujur saja banyak naskah yang saya dikirim di tolak dan tidak membawa hasil. Tapi saya selalu mencoba dan mencoba.
Ternyata berawal dari sebuah keisengan menulis puisi dan cerpen, tulisan saya lolos seleksi. Admin ibu Ni Kadek Yuniarti menginformasikan bahwa seluruh anggota yang tergabung dalam grup tersebut adalah Bapak/Ibu yang tulisannya lolos dalam tahap seleksi. Selajutnya karya saya akan di cetak dalam bentuk buku yang ber - ISBN. 

Sungguh hati ini begitu senang. Tidak pernah saya menyangka bahwa apa yang saya tulis bisa lolos seleksi. Puji syukur tak henti-hentinya saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hadiah yang liar biasa saya terima stelah mengikuti rapat online.

Awalnya saya hanya mencoba-coba dan memberanikan diri untuk mengirim tulisan saya. Rasa khawatir selalu terbesit dipikiran saya, dan saya yakin tulisan saya ini tidak lolos. Namun, semua tidak seperti yang saya pikirkan. Benar kata orang usaha tidak akan pernah menghiyanati hasil.

Selama kita mau berusaha hasil yang kita capai akan sesuai dengan usaha kita. Gagal itu sudah biasa dalam menggapai sesuatu tetapi jangan pernah jadikan kegagalan itu sebagai alasan untuk kamu berhenti menulis. Kegagalan itu hanya untuk menguji kita, seberapa mampu kita bertahan dalam kegagalan. Jadikanlah kegagalan ini sebagai motovasi dalam hidupmu.

Jadi jangan pernah berhenti untuk menulis. Tetap semangat dan tetap berjuang. Menulislah setiap hari, karena menulis itu menyenangkan.


Semangat....

Senin, 01 Juni 2020

Menulis Memerlukan Rasa Percaya Diri






Tumbuhkan Rasa Percaya Diri Saat Menulis

"Belajar dari guru hebat Omjay"



Menjadi penulis pemula itu memang sulit. Sulit sekali, untuk mengawali sebuah tulisan saya benar-benar bingung, apa yang harus saya tulis. Saya selalu khawatir apakah tulisan saya layak di baca, apakah tulisan saya ini layak di publikasikan. Saya selalu menulis puisi, cerpen dan cerita-cerita inspiratif  yang memotivasi. Tulisan saya awalnya hanya di publikasikan kepada murid-murid saya di sekolah dana beberapa kerabat dekat saya. Rasa percaya diri saya kurang saat itu. Saya menyadari sepenuhnya bahwa apa yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna. Kemudian saya mencoba membuka google, melihat-lihat karya orang lain, saya semakin tidak percaya diri dengan karya saya sendiri. Tetapi kerabat dekat selalu mendukung saya, sehingga saya tidak berhenti menulis. 

Awalnya saya berpikir bagaimana caranya agar tulisan saya bisa di baca oleh banyak orang. Saya mencari tau di google apa yang harus saya lakukan. Ibarat orang buta yang tidak bisa melihat apa-apa, itu lah yang saya alami tanpa seorang pembimbing dalam mengbangkan tulisan saya. 

Setelah saya membuka google saya menemukan solusi, bahwa saya harus memiliki blog agar bisa mempulikasikan tulisan saya. Saya memcoba membuat dan memasukkan beberapa tulisan, tetapi jujur saja, saya tidak paham menggunakan blog.
Hingga akhirnya saya putus asa, dan fakum dengan blog dan tulisan selama setahun.

Murid saya selalu bertanya kenapa saya tidak pernah menulis? Jawaban saya adalah, saya masih sibuk dan belum sempat menulis, padahal itu hanya alasan saya untuk menutupi keputus asaan saya.
Karena banyak sekali siswa saya bertanya, akhirnya saya kembali menulis dan membuat sebuah cerita-cerita remaja. Kenapa saya membuat cerita rejama, karena saya berpikir, bagaimana agar tulisan saya banyak dilirik banyak orang terutama remaja?
Waktu itu saya melirik banyak remaja yang suka membaca watpad, kemudia saya mencoba untuk membuat beberapa cerpen remaja yang saya kirim di watpad tetapi alhasil sama hanya di baca oleh beberpa orang saja. Saya kembali putus asa dan kembali tidak menulis selama berbula-bulan. Murid saya kembali bertanya kenapa say tidak menulis cerpen lagi? Bahkan ada satu cerpen saya yang masih belum selesai atau istilahnya bersambung.


Kemudian Bapak kepala sekolah saya I Nengah Suradnya, S.Pd., M.Pd. kebetulan beliau sebagai ketu PGRI di kecamatan, menggagasan ide dan mengajak saya untuk ikut bergabung dalam grup WA " Guru Berbagi" kamis di sana mencoba membuat puisi yang bertema " Belajar dari Covid". Saya sangat bersyukur tulisan yang kali pertama dapat terbit dengan beberapa temen-teman lainnnya pada buku "Guru Berbagi". Yang di launcing langsung oleh beliau tepat di hari pendidikan.

Rasa senang dan rasa bahagia bercampur jadi satu. Sejak itu saya kembali aktif menulis. Mencoba mengirim di beberapa link-link yang saya temukan di google namun selalu di tolak. Hingga akhirnya kembali bapak kepala sekolah saya mengajak bergabung di kelas menulis angkatan 11 bersama Om Jay. 

Dalam grup ini saya mengenal banyak guru-guru hebat dari seluruh Indonesia. Pada grup ini juga saya belajar tentang banyak hal terutama tentang menulis.

Hari ini saya menemukan seorang guru yang luar biasa, Om Jay yang memiliki nama lengkap Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. Banyak hal yang saya dapat pelajari dari beliau. Tulisan beliau selalu memotivasi saya untuk terus menulis tanta putus asa. 
Beliau mengajak guru-guru seluruh Indonesia untuk selalu menulis dan berbagi pengalaman dengan kawan-kawan.

Saya kagum dengan beliau, usaha dan semangatnya tidak pernah pudar hingga beliau menjadi seseorang yang hebat. Beliau membangkitakan semangat saya kembali sehingga rasa percaya diri pada diri saya kembali berkobar untuk tetap menulis.

Jadi saya mengajar teman-teman semua jangan pernah berhenti untuk menulis. Om Jay bilang "menulis setiap hari lama-lama menjadi bukit". Menulis itu tidak sulit, teman-temna bisa memulainya dengan menceritakan apa yang ada dipkirian. Itu bisa teman-teman kembangkan menjadi sebuah cerita yang menarik. Jangan memikirkan dulu seberapa banyak orang yang membaca tulisan kita tetapi pikirkan sebarapa banyak kita mampu membuat tulisan yang akan di baca. Ingat tumbuhkan rasa percaya diri pada diri kita bahwa apa yang kita tulis dapat menginspirasi orang lain.

Teruslah menulis jangan pernah berhenti sampai di sini.
Jadi semoga apa yamg saya tulis dapat menginspirasi teman-teman ya... 
Itu hanya sebuah pengalaman pribadi saya, yang saya alami selama ini..
Semoga bermanfaat...

Sampai berjumpa di tulisan saya berikutnya ...
Terimkasih Om Jay...

Kelas Menulis Bersama Om Jay

MENJADI PENULIS HEBAT
Oleh: Ni Kadek Dwi Aryani

"Kelas Menulis Bersama Om Jay"



Malam ini begitu spesial bagi saya sebagai pemula menjadi seorang penulis. Saya begitu mencintai menulis terutama puisi, cerpen, cerita inspiratif dan lainnya. Saya telah memiliki blog sejak tahun 2015 begitu juga memiliki beberapa tulisan yang masih belum sempurn bagi saya. Pertama kali saya tidak tau apa yang harus saya lakukan. Saya tidak bisa dan tidak tau bagaimana cara memfungsikan sebuah blog, dan apa kegunaanya. Akhirnya Bapak Kepala Sekolah saya I Nengah Suradnya, S.Pd., M.Pd., mengajak sayang untuk bergabung di kelas menulis gelombang 11. Saya sangat bersyukur bisa beragabung dan mengenal Bapak Ibu guru dari seluruh Indonesia yang begitu hebat, terutama dengan Om Jay yang luar biasa.

Malam ini setelah saya mengikuti kelas singkat dari Om Jay yang memiliki nama lengkap Wijaya Kusumah, S.Pd., M.Pd. saya mendapatkan banyak ilmu yang luar biasa dari beliau. 

Foto Bapak Wiajaya Kusumah, S.Pd., M.

Secara singkat dapat saya gambarkan apa yang berikan oleh Om Jay. Menjadi seoarang penulis memerlukan waktu yang begitu lama. Tidak mudah dan memerlukan perjuangan agar menjadi terkenal.
Menulis juga memerlukan kolaborasi dengan orang lain untuk menyempurnakan tulisan kita. Antara penulis dengan editor.
Seperti kata Om Jay menulis sedikit demi sedikit lama-lama akan menjadi bukit.
Banyak hal yang menginspirasi dari Om Jay.
Bagaimana  Om Jaya mengerjakan buku secara online dengan Pak Sukarno yang mereka kerjakan melalui diskusi WA hingga akhirmya membuahkan hasil. Buku yang di tulis Om Jay adalah "Catatan harian seorang bloger" yangbterbit dalam waktu 6 bulan. Tulisan itu di ambil dari kisah nyata Omjay yang di tulis di blog kompasiana.com/wiajayalabs.



Buku lainnya yang di terbitakan beliau masih banyak. Keterampilan Menulis siswa yang diterbitkan dalam waktu 3 bulan. Bloger ternama yang diterbitakan dari hasil menulis selama 6 bulan yang diterbitakan oleh Pak Wiiranto. Buku ini mengajak kawan kawan guru untuk menulis di blog dan kemudiam merajuylt tulisannya menjadi buku yang layak di jual.
Blogger ternama ditulis dari kisah kisah inspiratif bagaimana seorang guru yang biasa saja dapat menjadi guru yang luar biasa.

Buku menulislah setiap hari adalah buku pertama kali yang Omjay terbitkan di Penerbit Mayor. Perlu waktu 3 tahun menerbitkan bukunya. Omjay masih belum percaya diri menerbitkan buku. Sebab seringkali ditolak oleh Penerbit Mayor.

Namun omjay tak pernah putus asa. Buku akhirnya jadi berkat jasa Mbak Abdah Khan. Berkat beliau buku itu menjadi enak dan renyah dibaca.

Kemudian buku itu diterbitkan oleh penerbit indeks jakarat dengan editor mas yuan acita. Sampai sekarang omjay belum pernah bertemu orangnya. Kabarnya beliau ada di Padang. Berkat tangan dingin beliau buku ini laku keras dan tersebar ke seluruh Indonesia. Berkat buku ini omjay membeli rumah baru. Tidak besar tapi cukup untuk berlibur bersama keluarga di wanaraja Garut Jawa Barat.

Jadi semangat menulis untuk bisa memgikuti jejak Omjay yang begitu luar biasa dan begitu menginspirasi banyak orang.
Tetap semangat...

Dibuat oleh : Ni Kadek Dwi Arayani
Setelah mengikuti kelas menulis bersama Omjay

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) “Bob Talbert”

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimp...