Protected by Copyscape

Rabu, 23 Oktober 2024

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) “Bob Talbert”

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?
Patrap Triloka yang berbunyi ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan menjadi panutan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang memberikan motivasi. Azas ing ngarso sung tuladha yang berarti di depan memberi teladan, memberi pengaruh pada pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, yaitu seorang guru hendaknya memberi contoh, menjadi teladan, dan panutan bagi murid dalam megambil keputusan. Azas ing madyo mangun karsa yang diterapkan berpengaruh pada bagaimana guru menumbuhkan usaha murid untuk mengambil keputusan atas situasi yang dihadapinya. Untuk melatih murid mengambil keputusan, guru dapat menuntun murid agar keputusan yang diambil sesuai dengan nilai kebajikan Azas tut wuri handayani artinya guru dapat memberikan dorongan dan motivasi agar anak berani mengambil keputusan yang bertanggungjawab. Kita hanya perlu menuntun segala yang ada pada anak, mengarahkan dan memberi dorongan supaya anak dapat berproses dan berkembang. Dalam proses menuntun, anak akan diberi kebebasan, dalam hal ini guru sebagai pamong memberikan tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah serta membahanyakan dirinya serta anak menemukan kemerdekaannya dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. 

2. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan? 
Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai kebaikan, kejujuran, tanggung jawab, disiplin, toleransi, gotong-royong dan nilai kebaikan lainnya. Nilai-nilai atau prinsip-prinsip inilah yang mendasari pemikiran seseorang dalam mengambil suatu keputusan yang mengandung unsur dilema etika. Dalam pengambilan keputupsan tentunya harus berdasarkan prinsip pengambilan keputusan. Ketiga prinsip ini seringkali membantu dalam menghadapi pilihan- pilihan yang penuh tantangan, yang harus kita hadapi sebagai pemimpin pembelajaran. Ketiga prinsip tersebut adalah : Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

3. Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? 
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya. Coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran. Sehingga pada saat menentukan suatu permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan tehnik coaching dengan alur TIRTA, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid. Tentunya pertanyaan-pertanyaan masih ada dalam benak kita sebagai guru tentang pengambilan keputusan tersebut. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan. 

4. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika? 
Dalam pengambilan keputusan yang bertanggung jawab, diperlukan kompetensi sosial emosional seperti kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran social, keterampilan relasi dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab. Sehingga diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), terutama sadar dengan berbagai pilihan , konsekuensi yang akan terjadi, dan meminimalisir kesalahan dalam pengambilan keputusan. 

5. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik? 
Seorang pendidik harus mampu melihat permasalahan yang dihadapi apakah permasalahan tersebut merupakan dilema etika ataukah bujukan moral. Dengan nilai- nilai yang dimiliki seorang pendidik tersebut, baik nilai inovatif, kolaboratif, mandiri dan reflektif seorang pendidik dapat menuntun muridnya untuk dapat mengenali potensi yang dimiliki dalam mengambil keputusan dan mengatasi masalah yang dihadapi dengan tepat. Kita dapat menggunakan sembilan langkah konsep pengambilan dan pengujian keputusan terutama pada uji legalitas untuk menentukan apakah masalah tersebut termasuk bujukan moral yang berarti benar vs salah ataukah dilema etika yang merupakan permasalahan benar vs benar. 

6. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. 
Pengambilan keputusan yang tepat tentu akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Kondisi tersebut adalah kondisi yang kita inginkan. Untuk mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, yang harus dilakukan adalah mengenali kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. 

7. Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda? 
Tantangan yang dihadapi dalam pengambilan keputusan terkadang sulitnya dalam memilih mana benar, mana yang harus didahulukan. Kemudian tatangan lainnya yaitu lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. 

8. Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda? 
Dengan memahami karakter dan potensi murid yang berbeda-beda guru akan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran yang berpihak pada anak misalnya dengan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang memberi keleluasaan pada siswa untuk meningkatkan potensi dirinya sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar siswa tersebut. 

9. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya? 
Guru adalah pemimpin pembelajaran sebagai pamong yang diibaratkan seorang petani yang menyemai benih. Benih tersebut dapat tumbuh subur apabila dirawat, dan dijaga dengan baik. Demikian juga dengan murid, seorang guru bertanggungjawab untuk mengembangkan potensi yang dimiliki murid sebagaimana petani yang menyemai benih untuk mendapatkan hasil yang baik sehingga setiap keputusan guru akan berpengaruh pada masa depan murid. Keputusan yang diambil berdasarkan nilai-nilai kebajikan, berpihak pada murid, dan dapat dipertanggung jawabkan, serta memiliki dampak jangka panjang, akan membawa murid untuk mengembangkan potensinya dengan optimal. 

10. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya? 
Pengambilan keputusan adalah suatu kompetensi yang harus dimiiki oleh guru dan harus berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk mengantarkan muridnya menuju profil pelajar Pancasila. Guru juga harus mengeuasai keterampilan sosial dan emoosional sehingga dalam pengeambilan keputusan dapat dilakukan dengan teknik coaching. Dalam perjalanan pasti ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan sembilan langkan pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar. 

11. Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan? 

Empat paradigma pengambilan keputusan yaitu :
a. Individu lawan masyarakat (individual vs community) 
b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 
c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 
d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term) 
Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, selain untuk mengelompokkan permasalahan, juga memberikan kejelasan tentang dua kebenaran dalam dilema yang harus dihapadi dan diatasi. Saya juga sudah memahami tentang tiga prinsip pengambilan keputusan yang terdiri atas 3 prinsip yaitu :
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 
b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) 
c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 

Konsep lain yang sangat penting adalah 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang sangat detail dan terstruktur dan juga memudahkan dalam mengambil keputusan karena runut dan terpola dengan baik. 9 langkah tersebut adalah : 
1. Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini.
2. Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini 
3. Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini 
4. Pengujian benar atau salah, yang terdiri atas: 
5. Pengujian Paradigma Benar lawan Benar 
6. Melakukan Prinsip Resolusi , yang terdiri dari 3 prinsip berpikir yaitu: 
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking) 
b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) 
c. Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking) 
7. Investigasi Opsi Trilema 
8. Buat Keputusan 
9. Tinjau lagi keputusan dan refleksikan 

12. Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini? 
Pernah. Saat itu saya harus memutuskan siswa saya yang tidak pernah sekolah harus tinggal di kelas karena tidak memenuhi syarat kehadiran namun disisi lain karena tuntutan kurikulum siswa tersebut harus naik kelas.

13. Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini? 
Saya jadi paham bahwa dalam menyelesaikan masalah harus melalui tahap tahap pengambilan keputusan, berdasarkan prinsip dan paradikma. Saya juga merasa bahwa dalam pengambilan keputusan harus berdasarkan nilai nilai keyakinan universal. 

14. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin? 
Bagi saya mempelajari modul ini sebagi seorang individu dan sebagai seorang pemimpin sangatlah penting, hal ini dapat mendorong saya dalam pengambilan keputusan berdasarkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

Sabtu, 16 Januari 2021

TUGAS GURU

            


             Menjadi seorang guru adalah pekerjaan yang begitu mulia. Kenapa mulia? Karena guru memberikan suatu kebermaknaan bagi siswanya bukan hanya sekadar nilai A,B,C atau pun D bahkan ada juga yang diukur dengan angka. Seharusnya hal itu bukanlah patokan baku bagi seorang guru untuk mengukur anak itu pintar, cerdas atau pun bodoh. Dimata guru tidak ada siswa yang pintar dan bodoh. Hal itu harus betul-betul dihilangkan dari kacamata guru. 

Kecerdasaan anak tidak bisa kita ukur dengan angka begitu juga siswa yang kemampuannya kurang. Sekarang hal yang terpenting adalah bagaimana kita menjadi seorang guru yang mampu membuat dan menciptakan siswa tersebut agar mau belajar dan mengembangkan bakat yang dimiliki. Ini adalah PR terbesar bagi seorang guru. Guru bukan hanya datang ke kelas kemudian mengajar setelah itu bertanya siswa paham atau belum kemudian meninggalkan kelas. Sebagian besar ketika mengajar guru kadang terpatok pada RPP yang telah disiapkan sebelumnya atau pun kadang mereka dituntut oleh kurikulum untuk menuntaskan semua KD yang ada sehingga terburu-buru dalam mengajar.



Hal terpenting yang seharusnya tidak boleh kita lupakan adalah mengetahui kondisi awal siswa. Hal ini akan sangat berpengaruh ketika proses pembelajaran berlangsung. Sukses atau tidaknya dalam pembelajaran akan sangat tergantung dengan kondisi dan situasi saat itu. Hal ini justru akan dianggap sebagai bentuk perhatian guru bagi siswa. Artinya sebagai seorang guru kita harus melakukan pendekatan kepada siswa agar memudahkan kita untuk mengetahui kondisi awal siswa sebelum pembelajaran. Tidak ada salahnya kita menanyakan kabar, menyapanya ataupun menanyakan hal apa yang mereka alami saat itu.

Prestasi dimasa pandemi

Selain itu, sebagai seorang guru juga harus mampu memvariasikan bahan ajar kita. Siswa akan lebih tertarik belajar apabila memiliki guru yang aktif dan kreatif. Setidaknya seorang guru mampu menguasai IT. Apalagi di musim pandemi saat ini setidaknya kita memberikan bahan ajar melalui video pembelajaran. Siswa akan lebih terkesan menonton video pembelajaran apabila di dalam video itu adalah gurunya sendiri. Ataupun boleh melalui media pembelajaran lainnya yang telah disepakati oleh guru dan siswa. Jangan sekali-sekali mematok siswa harus belajar sesuai dengan keinginan kita tetapi jadilah guru yang mengikuti kemauan siswa selama hal itu memiki nilai postif bagi siswa. maka hal itu akan memerdekakan siswa ketika belajar. Jadilah guru yang bisa memberikan layanan prima bagi siswanya.

Mengurangi tugas merupakan salah satu hal yang akan membuat pembelajaran menyenangkan. Tugas yang menumpuk justru bukan sesuatu yang menyenangkan bagi setiap anak, terkadang itu akan menjadi beban baginya. Kurangilah memberikan tugas atau pun PR yang justru akan menyita banyak waktu bermain mereka. Jika siswa terlalu banyak membuat tugas atau pun PR bisa-bisa saja mereka stres.  Berikanlah mereka tugas yang sederhana dan menyenangkan sehingga tidak banyak menyita waktu bermain mereka di rumah.



Tugas seorang guru adalah menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sebelihnya siswa yang memiliki tugas untuk mengembakan bakat dan kreativitas yang dimilikinya. Nilailah siswa bukan dari hasil akhirnya tetapi dari proses yang dia lakukan untuk mencapai hal itu. Sehingga kita mampu meciptakan suasanya belajar yang nyaman dan menyenangkan. Biarkanlah siswa itu tumbuh dan berkembang sesuai kemampuannya bukan berkembang sesuai apa yang kita mau.

Bangli, 17 Januari 2021

 


Biodata Penulis

Ni Kadek Dwi Aryani, S.Pd.


Lahir di Kota Pendidikan, Singaraja-Bali pada tahun 1989. Anak kedua yang lahir dari keluarga sederhana. Sejak SMP Dwi sudah memiliki hobi menulis cerita-cerita pendek dan menulis beberapa puisi. Kemudian untuk menyalurkan hobinya, pada tahun 2007 Dwi melanjutkan kuliah dengan mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Pendidikan Ganesha. Dwi berhasil menyelesaikan program studi S1 pada akhir tahun 2011. Begitu tamat kuliah Dwi mulai menjadi guru Bahasa Indonesia di salah satu SMK swasta di Klungkung pada bulan maret 2012. Kemudian kini Dwi mengabdikan dirinya di SMP Negeri 1 Banjarangkan Klungkung, mengajar Bahasa Indonesia dan sebagai Pembina Sastra Indonesia dan Jurnalistik. Berangkat dari hobinya Dwi mulai mengembangkang hobinya dengan mencoba membuat film-film pendek bersama anak-anak didiknya yang ia publikasikan melaui Youtube.  Selain itu, Dwi juga menciptakan beberapa lagu serta  membuat musikalsai puisi bersama anak-anak didiknya. Selain film, musikalisasi puisi dan lagu, banyak tulisan-tulisan yang ia buat telah ia publikasikan melalui blog pribadinya. Dwi sampai saat ini masih aktif menulis dicerpen di Wattpad, Penulis Buku Antologi Puisi Guru Berbagi PGRI Banjarangkan, Penulis Buku Kumpulan Karya Sastra Covid-19, Penulis Buku Antology The Meaningful True Stories (Berbagi Kisah Penggugah Jiwa), Penulis Buku Antologi Senandung Guru 2 dan saat ini Dwi sedang fokus menulis untuk penerbitan buku solonya. Dwi juga baru-baru ini meraih juara II tingkat Kabupaten Menulis Artikel PJJ pada blog dalam rangka hari guru yang ke 75 tahun.

 


Sabtu, 28 November 2020

YAKIN DAN PERCAYA DIRI ADALAH KUNCI SUKSES DALAM MENULIS

Berlatih Setiap Hari untuk Hasil yang Maksimal, Hikmah Dibalik Menulis




Setelah sekian lama saya tidak penah lagi menulis di blog. Kemarin mencoba memberanikan diri untuk menulis lagi. Rasa ragu dan tak percaya diri selalu menghantui saya. Bisa dikatakan bahwa ini adalah hasil paksaan dari Bapak Kepala sekolah. Saat itu saya sama sekali tidak berminat untuk ikut lomba menulis blog, lagi pula saya belum tergabung saat itu sebagain anggota PGRI. Salah satu syarat pendaftaran adalah memiliki NPA. Tiga hari sebelum penutupan pendafataran, Bapak kepala sekolah memberitahukan kepada saya bahwa saya telah di daftarakan untuk ikut lomba blog dan menulis pengalaman PJJ. Kaget luar biasa saat itu, apa yang bisa saya tulis dalam waktu yang begitu singkat? Saya tidak yakin pada diri sendiri, rasanya tidak bisa menulis dalam waktu yang singkat.
Saya terus berpikir dan berpikir, jujur ini sempat menjadi beban dalam diri saya. Apalgi sat itu juga saya sedang membantu salah seorang teman untuk menuntaskan video pembelajaran untuk ikut memeriahkah lomba HUT PGRI dan HGD.
Keesokan harinya Bapak kepala sekolah kembali menvirimkan sebuah pesan yang berisi jumlah peserta lomba. Saya bingung harus jawab apa kepada beliau? Setelh berpikir semalam ternyata tidak membuahkan hasil apa-apa. Saya memberanikan diri untuk menjawab pesan WhatsApp beliau dalam bahasa serombotan "Inggih pak, besok tiang kirim karyanya, belum selesai nike" yang artinya  baik pak, besok akan saya kirim karyanya karena hari ini belum selesai.
Setelah membaca pesan itu, saya berpikir lama hingga larut malam, beliau telah mempercayakan saya untuk ikut lomba ini, apalagi memabawa nama baik sekolah. Tidak ada salahnya saya mencoba dan menjalakan tugas beliau demi nama baim sekolah saya. Jujur saja saya tidak mau mengecewakan beliau karen beliau telah menaruh kepercayaan penuh terhadap saya.
Keesokan harinya saya kembali ke sekolah, sampai di sekolah, saya melanjutkan mengedit video pembelajaran teman saya. Ini adalah hari terahir pendaftaran dan saya belum membuat apa-apa. Kemudian kepala sekolah menghampiri saya. Bagaimana bu, sudah ngirim karya? Dicoba saja ya, tidak ada salahnya mencoba, saya yakin ibu pasti bisa. Intinya semangat dan selalu berdoa sama beliau, saya yakin ibu pasti bisa. Saya hanya bisa mengatakan "iya" saja. Hari itu saya di sekolah sampai jam 13.00 wita, kemudian saya pulang. Ketika menuju parkiran, salah seorang teman bertanya "kamu kenapa tidak ikut lomba blog? Kamu punya blog lebih dulu dari saya, kenapa kamu seperti sutradara, sekali-sekali jadi peran utama dong". Kata-kata itu benar-benar memotivasi saya dan membuat saya bangkit dari rasa takut.
Sesampai di rumah, saya bergegas mengambil laptop, sekitar 30 menit saya terdiam. Kemudian saya memlihat hp dan membuka galeri, disana ad beberapa foto yang mengingatkan saya tentang suatu hal, dan saya terinspirasi dan tau apa yang harus saya tulis. Seketika otak saya menjadi encer bak es cair yang sedang meleleh. Tepat pukul 16.00 wita tulisan saya selesai. Tanpa berpikir panjang saya langsung mendaftarkan diri. Tetapi rasa tidak  percaya diri selalu ada, tulisan saya masih banyak kekurangan.









Tanggal 27 November 2020, seluruh peserta lomba di wajibkan untuk ikut webinar, karena akan ada pengumuman hasil dari lomba tersebut setelah 2 hari masa penjurian. Saya mengikuti dari pagi jam 7.30 telah siap di room webiner. Degdegan rasanya menunggu hasilnya. Tepat jam 11.00 wita panitia mengumumkan kejuaraan. Saya tidak menyangka nama saya di sebut dalam kejuaraan itu. Rasa senang, rasa haru, bahagia bercampur jadi satu. Saya tidak pernah berharap menjadi juara, karena memang apa yang saya tulis menurut saya belum layak menjadi juara. Saya sangat bersyukur dari 30 peserta kurang lwbih, tulisan saya bisa lolos nominasi 2.






Apalgi ketika nama saya dipanggil oleh moderator untuk memberikan kesan dan pesan kepada peserta webiner hari itu, saya semakin degdegan. Bingung harus berkata apa, dengan rasa percaya diri akhirnya memberanikan diri berbicara dan sedikit memberikan motivasi kedapa seluruh peserta webinar dari tingkat TK - SMA.




Sungguh ini adalah sebuah pengalaman yang luar biasa bagi saya, pertama kalinya mendapat sebuat apresiasi di tingkat kabupaten. Sebelumnya pernah ikut lomba mw ulis tetapi belum memperoleh hasil. Saya mulai yakin bahwa segala sesuatu yang kita lakukan tidak ada yang instan. Membutuhkan sebuh proses yang menyakitkan dan panjang. Ibarat sebuah pensil, agar menghasilkan goresan yang bagus dia harus melewati fase dimana dia harus diruncingkan terlebih dahulu. Begitu pula dengan kebidupan. Yakin dan percaya diri adalah kunci sukses dalam menulis. 
Menulis tidak hanya bisa kita lakukan sekali kemudian membawakan hasil yang luar biasa. Lakukanlah setiap hari maka lama-mala akan menjadi terbiasa. Jangan pernh memikirkan bagaimana hasilnya tetapi tulislah apa yang anda bisa dan yang ada dalam pikiram anda. Alhasil suatu saat nanti akan ada hikmah dibalik semua ini.
Salam literasi
Selamat menulis
Semangat berkarya

Bangli, 28 November 2020

Selasa, 24 November 2020

PJJ MENYENANGKAN

 Juru Tani adalah Guru

Penulis : Ni Kadek Dwi Aryani, S.Pd.



PJJ (Pembelajaran Jarak jauh) itulah istilah dalam pembelajaran masa pandemi saat ini. Kelihatannya mudah tapi sesungguhnya itu sangat sulit. Mengajar tanpa bertemu langsung dengan siswa, tehalang oleh jarak, memerlukan sebuah keterampilan guru dalam menggunakan teknologi itulah modal utama yang harus dikuasai oleh guru. Teknologi menjadi peran utama sebagai jembatan penghubung anatara guru dan siswa.

PJJ adalah sebuah tantangan bagi saya dalam melaksanakan tugas saya sebagai seorang guru. PJJ ibarat sebuah petualangan baru yang di dalam perjalannya saya tempuh tahap demi tahap dan melewati berbagai rintangan agar sampai pada tujuan yang diinginkan. Dalam perjalanan saya harus belajar, berproses, berefleksi, serta mempersiapakan tenaga untuk terus mengalir meskipun tak selamanya yang saya lakukan selalu sesuai dengan keinginan saya. 

Awalnya ketika pertama kali melaksanakan PJJ saya benar-benar sulit untuk melaksanakannya, saat itu saya hanya mengenal aplikasi WA (WhatsApp). Saya membentuk grup WA di masing-masing kelas agar memudahkan saya untuk selalu melakukan komunikasi dengan siswa. Segala bentuk pembelajaran saya lakukan melalui WA Grup. Rasa percaya diri yang begitu besar pada diri saya bahwa hal ini akan menjadi menyenangkan dan memberikan pengalaman baru bagi siswa. Segala bentuk pesan tulis, pesan suara, dan tugas yang saya jejali kepada siswa agar tercapai perlajaran hari itu. 

Pada akhirnya, rasa jenuh dan rasa bosan timbul pada diri mereka. Saya menyadari bahwa pembelajaran saat itu tidak bisa berjalan dengan efektif. Ketika melihat nilai dan kehadiran siswa yang begitu merosot dari biasanya, perasaaan kecewa tentu sangat besar, harapan tak sesuai dengan ekspektasi saya. Saya mengira pembelajaran akan menyenangkan bagi mereka tetapi justru diluar dugaan saya, ternyata saya keliru. Hanya 2-5 orang dari 30 siswa di kelas yang benar-benar mengikuti pelajaran dan mengumpulkan tugas melalui WA sisanya 25 siswa hanya datang sekedar absen kemudian hilang. Lalu, apa yang harus saya lakukan agar ke 30 siswa itu mau mengikuti pelajaran saya sampai berahir? Saya sadar dalam situasi seperti ini, saya tak bisa menuntut banyak kepada mereka.

Dititik itulah saya mulai berpikir bagaimana saya bisa melaksanakan PJJ dengan menyenangkan dalam kurun waktu yang begitu lama? Sebuah permasalahan yang harus saya pecahkan sebagai seorang pendidik. Hal ini tak hanya saya saja yang merasakan tetapi hampir semua teman-teman saya juga mengalami hal yang sama. Kegalauan yang begitu lama yang selalu menghantui pikiran saya. Saya mulai berbenah diri, menata hati dan belajar memahami mereka ketika belajar online. Menata hati untuk selalu iklas bahwa segala sesuatu tak harus ideal dan sempurna. Keberhasilan tak bisa diukur dengan angka tetapi bagaimana kita mampu memahami dunia mereka pada masa pendemi. 

Mentri pendidikan selalu menggaungkan merdeka belajar, itulah yang saya jadikan modal dalam melaksanakan PJJ ini. Sedikit-demi sedikit saya mulai mecancang PJJ agar lebih menyenangkan dari seblumnya. Lagi pula dalam situasi saat ini guru tidak dituntut untuk menuntaskan kurikulum yang ada tetapi bagaimana kita bisa melaksanakan prosesnya. Saya hanya berpikir bagaiamana anak bisa mencapai tujuan pembelajaran dan bagaiamana keinginan siswa saat belajar daring. Saya berusaha memahami karakter-karakter siswa, dalam masa pandemi seperti ini sangat sulit memahami mereka apalagi saya tidak pernah bertemu atau bertatap muka langsung dengan mereka. 


Setelah saya mengikuti program guru belajar masa pandemi covid 19, saya baru menyadari bahwa selama ini yang saya lakukan selama PJJ tidak membuat mereka merdeka belajar tetapi membenani pikiran siswa. Saya dulu sering menjejali mereka dengan tugas dan tugas tanpa pernah menghiraukan bagaimana mereka. Selalu mengabaikan mereka yang belum mampu memahami inti sari dari pelajaran itu. Menuntut mereka agar menuntaskan pelajaran dan tugas dalam kurun waktu tertentu. Saya tidak pernah mengecek kesiapan mereka dalam mengikuti pelajaran daring padahal hal ini sangat penting dilakukan oleh setiap guru untuk mengetahui kondisi awal siswanya. Hal yang terpenting yang saya abaikan yaitu menanamkan nilai karakter dalam jiwa sang anak. Inilah yang menjadi titik kelemahan dalam diri saya sebagai seorang pendidik.

Belajar sebagai aktivitas anak yang bebas dan merdeka karena setiap anak memilki karakteristik yang istimewa. Guru hanya menciptakan lingkungan belajar yang dapat membuat anak mengeksplorasi diri secara  mandiri dan bebas. Guru tidak dapat memaksakan anak untuk memperoleh hasil yang sama antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Karena dengan kebebasan inilah akan memunculkan kreativitas dan potensi diri anak. Kita tidak hanya memerdekakan mereka tetapi juga membuat mereka bernilai dan berbudaya. 

Saya mulai mencoba mengubah cara belajar yang biasanya melalui WA, kemudian saya terkadang membuat jadwal tatap muka memalui online lewat Zoom Meetings. Saya begitu yakin hal ini akan dapat memeberikan sedikit perubahan, menyapa mereka melalui online dan menanyakan kesiapan mereka untuk belajar. Mendengarkan keluh kesah mereka selama ini dan menjadi teman curhat mereka ketika tatap muka pada Zoom Meetings. Sedikit demi sedikit saya mulai masuk, berbaur dan ikut hanyut dalam cerita mereka walaupun secara online. Secara tidak langsung saya telah mampu menyisipkan materi-materi pelajaran sehingga mereka tidak menyari bahwa apa yang saya berikan adalah sebuah pelajaran. Pelajaran tidak hanya tentang materi hafalan tetapi bagaimana pelajaran itu bisa mereka aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 

Setiap hari saya selalu berpikir apa yang harus saya berikan besok untuk anak-anak? Selalu merancang sebuah pembelajaran yang menyenangkan, mulai menggunakan aplikasi yang dinginkan oleh anak-anak sehingga saya selalu bisa mengontrol kehadiran mereka setiap hari. Selalu mengingaktkan mereka untuk membuat tugas, istirahat, makan dan selalu mengingatkan agar mereka menjaga kondisi masing-masing. Anak terkadang membutuhkan perhatian dari gurunya.  Siapapun yang diberikan perhatian akan muncul rasa senang dan merasakan bahwa dia bernilai dimata kita. Tetapi perhatian yang kita berikan jangan sampai berlebihan dan justru membuat mereka menjadi siswa yang manja.

Saya selalu memadukan aplikasi pembelajaran yang tidak hanya terpaku pada satu media atau aplikasi pembelajaran tertentu. Salah satunya dengan Zoom meetings, Google Classroom, Melajah.id, WhatsApp, Schoology serta media-media lainnya yang mendukung pembelajaran. Dengan cara itu siswa merasa memiliki sebuah pilihan dan cara untuk selalu bisa ikut belajar dan tidak ada alasan untuk mereka tidak ikut kecuali siswa yang sakit. Saya selalu memberikan bimbingan bagi siswa yang tak mampu menggunakan aplikasi pembelajaran, mendatangkan ke sekolah atau melakukan kunjungan ke rumah siswa bersama guru BK agar mereka benar suskses menggunakan teknologi dan media pembelajaran.

Masa pandemi saya tak bisa banyak melakukan hal, hanya bisa menciptakan rasa nyaman bagi siswa saya sendiri. Dengan rasa nayaman otomatis pembelajaran PJJ akan lebih menyenagkan dan lebih bermakna bagi mereka. Mendukung dan memotivasi kegiatanya yang mereka lakukan selama apa yang mereka lakukan positif dan memiliki nilai bekmana bagi mereka.

Seorang anak memiliki gelagat, bakat, dan talenta yang di bawanya sejak lahir dari sang pencipta, sebagai seorang guru kita harus bisa menuntunnya untuk selamat lahir batin, dan merdeka lahir batin. Biarkanlah mereka berkeativiatas dengan mandiri sesuai dengan keinginannya. Jangan pernah menyalahkan atau pun memojokkan siswa dalam kesalahan apapun. Tuntunlah mereka dengan cara yang halus dan sesuai dengan kondisi yang situasi siswa itu sendiri. 

Memberikan pujian merupakan salah satu hal yang sangat diinginkan siswa, walapun sebagai seorang guru kita tau jawaban mereka salah tetapi sebisa mungkin saya selalu memberikan pujian positif pada setiap anak agar tidak mematikan rasa percaya diri anak tersebut. Dalam masa pandemi seperti ini memang sulit untuk menciptakan belajar yang efektif tetapi kembali pada kemauan dari seorang guru masing-masing dan tergantung dari cara kita memvariasikan belajar agar lebih menyenangkan. Saya selalu bertanya apa yang diinginkan mereka saat itu, terkadang ini menjadi salah satu poin agar pembelajaran kita selalu berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Pemberian tugas yang menumpuk yang membuat rasa bosan kepada siswa mulai saya kurangi. Saya selalu mevariasikan setiap tugas yang saya berikan kepada anak, misalnya dalam bentuk video, voice note, berpendapat, mengomentari apa yang mereka lihat dan baca dan lain sebgainya. Tidak hanya sekedar memberikan sebuah teori ataupun terpatok pada sebuat teori dan tuntutan kurikulum. Sesekali saya menampilkan sebuah video pembelajaran yang saya buat, ataupun video-video pendidikan lainnya yang bisa memberikan nilai positif bagi anak. Anak terkadang lebih segan menonton video jika yang mereka lihat dalam video belajar itu adalah gurunya sendiri.  



Menjadi guru sejatinya tak hanya sekadar  menciptakan rasa senang dan rasa paham belajar kepada anak. Guru itu pekerjaan mulia yang mempunyai tugas memberikan nilai dan kebermaknaan pada setiap pribadi anak. Sebagai seorang guru kita harus mampu menjalankan bakti kita kepada anak bangsa. 

Menjadi seorang guru ibarat menjadi seorang petani. Tugas beliau adalah merawat berbagai jenis tanaman yang mereka tanam. Menebarkan rabuk setiap harinya, menjaga setiap harinya, membersihkan dari hama yang menggangu, mengairi tanaman setiap harinya, mencabuti rumput liar hingga membiarkan tanamannya tumbuh subur dan membuahkan hasil sesuai kodratnya. Sehingga akan tercipta suasana yang menyenangkan dan menyejukkan kepada para penikmatnya. Seorang petani sejatinya adalah seorang guru yang bisa menciptakan rasa kemerdekaan pada setiap anak didiknya. Kelihatnnya sederhana tapi sarat akan filosifi mendidik. Mebersihkan hama dan mencabuti rumput liar berarti membiarkan anak tumbuh menjadi kodratnya dengan menghilangkan nilai negatif dan hal buruk disekitar anak. 



Itulah sedikit perubahan yang saya lakukan dalam pebelajaran PPJ agar menjadi menyenangkan, menjadi seorang juru tani, yaitu mencabuti rumput liar yang ada disekitarnya dan mebersihkan hama yang menggangu. Membuat pembelajaran yang bisa mengajak anak untuk bermain, bernyanyi, bereksperimen, berpetualang dan menciptakan pelajaran yang kaya akan budi pekerti. Menumbuhkan kreativitas anak untuk menghasilkan karya yang berinovasi. Meskipun tampaknya masih sangat abstrak, tetapi apapun materinya kelak jika konsep-konsep ini diintegrasikan dengan baik dan penuh dengan kebermaknaan maka akan menjadi sebuah nilai positif untuk anak dan nyata bagi jiwa setiap anak. Mengerti akan dunia mereka dan memahami setiap anak, kerena setiap anak memilki karakteristik dan kemampuan yang berbeda. Jadilah guru yang kreatif dan aktif sehingga tercipta suasana kelas yang aktif dan menyenangkan pula.

















Senin, 23 November 2020

TUMBUH DAN BERKEMBANG SESUAI KODRATNYA, KUNCI SUKSES BELAJAR DARING

 

Prestasi masa pandemi

Pademi telah melumpuhkan hampir berbagai bidang, mulai dari kesehatan, ekonomi, pariwisata bahkan sampai pendidikan. Ribuan siswa kini mengikuti pembelajaran dari rumah atau dengan istilah daring. Tidak hanya siswa, guru pun ikut memberikan pembelajarn melalui daring dengan berbagai aplikasi-aplikasi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Wabah covid-19 telah menutup akses pembelajaran secara tatap muka sejak maret 2019.

Hal ini tentu memiliki dampak negatif dan postif bagi siswa dan guru. Adapun dampak negatifnya dalam pembelajaran yaitu merosotnya tingkat pemahaman siswa terdahap pembelajaran. Selain itu dampak lain adalah kurang efektifnya pembelajaran di sekolah. Segala sesuatu yang akan di lakukan antara guru dan siswa akan tebatasa kerena wabah ini. Serta masih banyak dampak-dampak lainnya yang ditimbulkan dari wabah ini.

Selain dampak negatif, pandemi ini juga memilki dampak postif, yaitu dengan adanya wabah virus corona, mau tidak mau seorang pendidik dan siswa menjadi mahir dalam penggunaan teknologi. Secara tidak langsung guru dan siswa akan terus belajar menggunakan teknologi yang ada. Banyak flatfrom digital yang menawarkan aplikasi pembelajaran gratis bagi penggunanya. Aplikasi-aplikasi yang bisa di akses oleh guru dan siswa sebagai media komunikasi antara siswa dan guru.

 

Menciptakan Suasana Menyenangkan Bagi siswa

Dalam masa pandemi banyak guru yang kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran. Menyenangkan atau tidak tergantung dari guru itu sendiri. Bagaiamana seorang guru mampu meracang pembelajaran dengan baik. Banyak hal yang bisa dilakukan guru agar pembelajaran di masa pandemi saat ini agar menarik minat siswa.

·         Mengetahui kondisi awal siswa sebelum pembelajaran itu dimulai. Mengetahui kondisi awal siswa ini akan sangat berpengaruh terhadap situasi pembelajaran siswa. Sukses atau tidaknya dalam pembelajaran tergantung dari situasi dan kondisi saat itu.

·         Mengajak siswa mengikuti lomba online. Pandemi bukan berarti seorang guru dan siswa hanya berdiam saja di rumah tanpa melakukan apa-apa. Banyak kegiatan positif yang bisa dilakukan dari rumah. Mengingat semakin canggihnya perkembangan teknologi saat ini. Apalagi dimasa pandemi seperti ini banyak instansi-instansi yang melaksanakan lomba secara online. Sebagai seorang guru yang kreatif kita bisa mengajak dan menuntun siswa untuk mengikuti berbagai lomba, misalnya seperti lomba tiktok, lomba video kreatif dan lain sebagainya. Masih banyak lomba-lomba yang bisa diikuti secara online atau daring. Dengan cara ini secara otomatis akan mengurangi rasa jenuh dan rasa bosan siswa ketika berdiam diri di rumah saja.




·         Melakukan pendekatan terhadap siswa. Hal ini akan sangat penting dalam melaksanakan pembelajaran secara online. Sesekali seorang guru boleh-boleh saja untuk mengadakan pembelajan melalui Zoom Meetings agar bisa melakukan percakapan atau sekadar menyapa siswanya walaupun hanya lewat online. Selain itu bisa juga kita memberikan kebebasan terhadap siswa dalam pembelajaran asalkan hal yang dia lakukan memiliki nilai positif dan memiliki kebermaknaan baginya.

·         Mengurangi tugas yang menumpuk. Hal yang terpenting dalam pembelajaran online adalah mengurangi pemberian tugas yang banyak bagi siswa. Jika ini terjadi maka bukanya memerdekakan siswa tetapi justru membebani siswa. Psikologis siswa bisa saja akan terganggu karena stres memikirkan dan mengerjakan tugas yang terlalu banyak.

·         Membuat tugas yang menarik. Seorang guru harus bsa memvariasikan materi ajar dan tugas agar lebih menyenangkan dan memiliki daya tarik bagi siswa. Misalnya dengan membuat video pembelajaran, membuat blog dana lain sebagainya. 



·         Memberikan layanan prima bagi siswa. Dimusim pandemi guru harus bisa memberikan layanan prima kepada siswasnya, misalnya dengan menuntun siswa yang tidak bisa menggunakan satu aplikasi tertentu yang akan digunakan dalam pembelajaran.

D


Menjadi seorang guru adalah tugas yang begitu mulia. Guru tidak hanya memberikan nilai pada siswa tetapi juga membuat dan menciptakan kebermaknaan bagi siswa. Tugas seorang guru hanya menciptakan suasana belajar yang menyenangkan selebihnya siswa yang memiliki tugas untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya sendiri. Biarkan siswa tumbuh dan berkembanga sesuai kodratnya sehingga tumbuh pembelajaran yang memerdekakan siswa.

 

Selasa, 11 Agustus 2020

MENYAMPAIKAN INFORMASI DALAM BENTUK BERITA

 Menyampaikan Informasi Dalam Bentuk Berita

1.       Pentingnya Berita

Berita merupakan sumber informasi yang penting bagi pembaca. Pembaca berita memiliki prinsip dan tujuan yang ingin dicapai. Mendapatkan fakta dari berita daoat membantu tujuan terbsut.

Beberapa alasan pentingnya membaca berita sebagai berikut.

a.       menambah wawasan dan pengetahuan

b.      membantu mengasah kecerdasan

c.       meningkatkan kosa kata

d.      membantu meningkatkan keterampilan komunikasi

e.       meningkatkan pemahaman.

2.      Menyampaiakan Berita

Membaca teks berita berarti melakukan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang berorientasi bagi diri sendiri. Membacakan teks berita berarti membacakan teks berita untuk orang lain atau pendengar.

Sebelum mebaca berita tersebut, sebaiknya beri tanda sebagai berikut.


1. Pelafalan kata jelas.

·         Intonasinya tepat.

·         Penempatan jeda tepat.

·         Tekanan dan volume suara sesuai.

 

Sebelum membaca berita tersebut, sebaiknya beri tanda
sebagai berikut:

Tanda / : (,) berhenti sebentar (jeda pendek)

Tanda // : (.) berhenti agak lama (jeda panjang)

Tanda = : berlanjut pada baris berikutnya

Tanda tekanan naik

Tanda tekanan turun

Agar penampilanmu saat membaca berita bagus, perhatikanlah hal-hal berikut ini.

a. Intonasi

Intonasi disebut juga lagu kalimat. Membaca suatu teks apalagi teks berita, memerlukan ketepatan dan kecermatan pada setiap kata dan kalimatnya. Kamu harus bisa mengatur volume suara, memilih kata/kalimat mana yang disuarakan dengan penekanan, keras, lemah, atau lembut.

 

 

b. Irama

Irama adalah ritme atau gerakan tempo suara saat membacakan berita. Perhatikanlah pembacaan kata/kalimat yang perlu diucapkan dengan irama naik, turun, atau datar sesuai pemenggalan suku kata, kata, atau kalimat. Unsur penjedaan juga perlu kamu perhatikan. Penjedaan, yaitu ketepatan dalam menghela atau menarik nafas sehingga tidak memotong ucapan.

c. Artikulasi

Artikulasi yaitu proses pembentukan bunyi (pengucapan kata). Kamu harus mengucapkan suatu kata secara benar. Misalnya pengucapan /bebek/, /esok/, /emas/ sangat berbeda.

d. Lafal

Ucapkanlah lafal kata yang benar, perhatikan unsur vokal yaitu [a, i, u, e, o, I, ny, ng], dan sebagainya. Seorang pembaca berita sebisa mungkin menghindari unsur dialek. Dialek adalah ciri khas ujaran yang dimiliki seseorang dalam suatu daerah dan umum dipakai di daerah tertentu.

e. Volume suara

Volume adalah tingkat kekuatan dan kenyaringan suara saat mengucapkan kata. Volume suara juga perlu kamu perhatikan. Keras-lemahnya suara serta kenyaringan suara diukur oleh pembaca berita. Pembacaan berita kamu tentu akan lebih baik jika kamu memerhatikan unsur- unsur di atas.

-Penggunaan Intonasi yang Tepat.

Intonasi merupakan “lagu” dalam kalimat berita. Kita harus bisa memperhatikan naik turunnya lagu kalimat yang sedang kita ucapkan sehingga tidak terkesan datar.

-Perhatikan Artikulasi.

Artikulasi merupakan kejelasan dalam pelafalan kata-kata yang akan kita ucapkan.

-Volume Suara yang Sesuai.

Sesuaikan volume suara saat membacakan berita. Pastikan volume yang dikeluarkan tidak terlalu rendah ataupun terlalu keras.

-Irama dalam Membaca Berita.

Irama adalah kecepatan dalam membaca berita. Irama yang baik dalam membaca berita tentu saja tidak terkesan buru-buru, formal dan nyaman untuk didengarkan.

 

-Sikap Tubuh yang Tegap.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah sikap tubuh saat membacakan berita. Teknik membaca berita dengan baik bisa dilakukan dengan menjaga postur tubuh tetap tegap sehingga kita bisa terlihat profesional.

-Tatapan Mata.

Tatapan mata yang netral dan fokus juga diperlukan supaya kita terlihat percaya diri. Memutar mata, melirik atau gerakan mata lain selama membaca berita bisa menunjukkan unsur ketidakpercayaan diri. Pastikan tatapan mata lurus ke penonton dan tajam.

-Sesuai Konteks.

Sesuaikan gaya pembacaan berita dengan konteks atau tema acara. Jika berita tersebut adalah berita formal, pastikan kita juga menggunakan gaya formal. Jika acara tersebut santai, kita jangan terlalu kaku menggunakan bahasa baku.

-Tetap Tenang Saat Ada Kesalaha Teknis.

Kesalahan teknis bisa saja terjadi ketika melakukan pembacaan berita. Menjaga sikap tetap tenang dan bisa mengalihkan perhatian dengan tetap stabil adalah kemampuan yang juga tak kalah penting.

 

3.    Menyunting Berita

 

Menyunting berita dalam sebuah surat kabar memegang peran yang sangat penting sekali. Baik dan buruknya tampilan dari suatu surat kabar sangat ditentukan oleh keahlian redakturnya dalam menyunting berita. Seorang redaktur yang kreatif tentunya dapat membuat suatu surat kabar memiliki ciri khas tersendiri yang membedakann surat kabar tersebut dari surat kabar lain, sehingga penyajian berita-beritanya mendapat tanggapan yang positif dari para pembaca. Sebelum membahas mengenai teknik-teknik menyunting berita, ada baiknya kita harus mengetahui pengertian/definisi menyunting terlebih dahulu. Menurut KBBI (2009:1106), menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

Setelah kita mengetahui definisi dari menyunting, selanjutnya akan kami bahas mengenai teknik-teknik menyunting berita:

A. Membaca ulang konsep dasar teks/karangan/naskah dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.

B. Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa, meliputi:

a. Kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku         

Penggunaan kata yang tidak baku dalam suatu karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh karena itu, seorang editor/penyunting berita dapat menggunakan pedoman ataupun kamus bahasa Indonesia revisi terbaru sebagai acuan. Contoh: kata akhli seharusnya ditulis ahli, kata apotik seharusnya ditulis apotek, kata atlit seharusnya ditulis atlet.

b. Kesalahan ejaan

Di bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul, gelar seseorang, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, dll.

 

 c. Kesalahan tanda baca

Pada bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi terhadap  penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda titik dua ( : ), tanda titik dua koma (;), dan tanda baca yang lain.

 

 d. Kesalahan diksi atau pilihan kata

Pada tahapan ini, penyunting harus memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang digunakan dalam kalimat. Biasanya penyunting dapat mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang dirasa lebih sesuai untuk digunakan.

           

 e. Kesalahan struktur

Di bagian ini, penyunting dapat memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau belum (dalam hal ini penempatan subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan harus dipastikan tepat dan tidak tertukar).

            

f. Kesalahan konjungsi atau kata hubung

Pada tahap ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks/karangan agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan/teks berita yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat.

 

C. Memperhatikan tata letak (layout) tulisan/naskah yang meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.

D. Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapian antar kata, kalimat, maupun paragraph

E. Memperbaiki kesalahan teks atau karangan yang telah diidentifikasi sebagaimana yang telah tersebut di atas dengan cara menghapus, mengganti, atau menambah unsure-nsur bahasa dalam tulisan.

F. Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting dapat membaca ulang teks/karangan yang telah disunting sebelum dipublikasikan ke khalayak ramai.

 

 

Susunan Teks Berita

a.       Piramida terbalik merupakan bentuk penulisan berita yang memprioritaskan informasi paling penting di bagian depan atau awal dan seterusnya ke hal yang kurang penting. Bentuk susunan berita ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan.

b.      Bentuk paralel merupakan bentuk penulisan berita di mana bagianm awal, tengah, dan akhir memiliki bobot sama. Artinya seluruh bagian berita menginformasikan hal yang penting.

c.       Bentuk kronologis bentuk penulisan berita yang memaparkan informasi secara berurutan menurut proses waktu dan proses peristiwanya.

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) “Bob Talbert”

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimp...