Protected by Copyscape

Selasa, 11 Agustus 2020

MENYAMPAIKAN INFORMASI DALAM BENTUK BERITA

 Menyampaikan Informasi Dalam Bentuk Berita

1.       Pentingnya Berita

Berita merupakan sumber informasi yang penting bagi pembaca. Pembaca berita memiliki prinsip dan tujuan yang ingin dicapai. Mendapatkan fakta dari berita daoat membantu tujuan terbsut.

Beberapa alasan pentingnya membaca berita sebagai berikut.

a.       menambah wawasan dan pengetahuan

b.      membantu mengasah kecerdasan

c.       meningkatkan kosa kata

d.      membantu meningkatkan keterampilan komunikasi

e.       meningkatkan pemahaman.

2.      Menyampaiakan Berita

Membaca teks berita berarti melakukan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang berorientasi bagi diri sendiri. Membacakan teks berita berarti membacakan teks berita untuk orang lain atau pendengar.

Sebelum mebaca berita tersebut, sebaiknya beri tanda sebagai berikut.


1. Pelafalan kata jelas.

·         Intonasinya tepat.

·         Penempatan jeda tepat.

·         Tekanan dan volume suara sesuai.

 

Sebelum membaca berita tersebut, sebaiknya beri tanda
sebagai berikut:

Tanda / : (,) berhenti sebentar (jeda pendek)

Tanda // : (.) berhenti agak lama (jeda panjang)

Tanda = : berlanjut pada baris berikutnya

Tanda tekanan naik

Tanda tekanan turun

Agar penampilanmu saat membaca berita bagus, perhatikanlah hal-hal berikut ini.

a. Intonasi

Intonasi disebut juga lagu kalimat. Membaca suatu teks apalagi teks berita, memerlukan ketepatan dan kecermatan pada setiap kata dan kalimatnya. Kamu harus bisa mengatur volume suara, memilih kata/kalimat mana yang disuarakan dengan penekanan, keras, lemah, atau lembut.

 

 

b. Irama

Irama adalah ritme atau gerakan tempo suara saat membacakan berita. Perhatikanlah pembacaan kata/kalimat yang perlu diucapkan dengan irama naik, turun, atau datar sesuai pemenggalan suku kata, kata, atau kalimat. Unsur penjedaan juga perlu kamu perhatikan. Penjedaan, yaitu ketepatan dalam menghela atau menarik nafas sehingga tidak memotong ucapan.

c. Artikulasi

Artikulasi yaitu proses pembentukan bunyi (pengucapan kata). Kamu harus mengucapkan suatu kata secara benar. Misalnya pengucapan /bebek/, /esok/, /emas/ sangat berbeda.

d. Lafal

Ucapkanlah lafal kata yang benar, perhatikan unsur vokal yaitu [a, i, u, e, o, I, ny, ng], dan sebagainya. Seorang pembaca berita sebisa mungkin menghindari unsur dialek. Dialek adalah ciri khas ujaran yang dimiliki seseorang dalam suatu daerah dan umum dipakai di daerah tertentu.

e. Volume suara

Volume adalah tingkat kekuatan dan kenyaringan suara saat mengucapkan kata. Volume suara juga perlu kamu perhatikan. Keras-lemahnya suara serta kenyaringan suara diukur oleh pembaca berita. Pembacaan berita kamu tentu akan lebih baik jika kamu memerhatikan unsur- unsur di atas.

-Penggunaan Intonasi yang Tepat.

Intonasi merupakan “lagu” dalam kalimat berita. Kita harus bisa memperhatikan naik turunnya lagu kalimat yang sedang kita ucapkan sehingga tidak terkesan datar.

-Perhatikan Artikulasi.

Artikulasi merupakan kejelasan dalam pelafalan kata-kata yang akan kita ucapkan.

-Volume Suara yang Sesuai.

Sesuaikan volume suara saat membacakan berita. Pastikan volume yang dikeluarkan tidak terlalu rendah ataupun terlalu keras.

-Irama dalam Membaca Berita.

Irama adalah kecepatan dalam membaca berita. Irama yang baik dalam membaca berita tentu saja tidak terkesan buru-buru, formal dan nyaman untuk didengarkan.

 

-Sikap Tubuh yang Tegap.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah sikap tubuh saat membacakan berita. Teknik membaca berita dengan baik bisa dilakukan dengan menjaga postur tubuh tetap tegap sehingga kita bisa terlihat profesional.

-Tatapan Mata.

Tatapan mata yang netral dan fokus juga diperlukan supaya kita terlihat percaya diri. Memutar mata, melirik atau gerakan mata lain selama membaca berita bisa menunjukkan unsur ketidakpercayaan diri. Pastikan tatapan mata lurus ke penonton dan tajam.

-Sesuai Konteks.

Sesuaikan gaya pembacaan berita dengan konteks atau tema acara. Jika berita tersebut adalah berita formal, pastikan kita juga menggunakan gaya formal. Jika acara tersebut santai, kita jangan terlalu kaku menggunakan bahasa baku.

-Tetap Tenang Saat Ada Kesalaha Teknis.

Kesalahan teknis bisa saja terjadi ketika melakukan pembacaan berita. Menjaga sikap tetap tenang dan bisa mengalihkan perhatian dengan tetap stabil adalah kemampuan yang juga tak kalah penting.

 

3.    Menyunting Berita

 

Menyunting berita dalam sebuah surat kabar memegang peran yang sangat penting sekali. Baik dan buruknya tampilan dari suatu surat kabar sangat ditentukan oleh keahlian redakturnya dalam menyunting berita. Seorang redaktur yang kreatif tentunya dapat membuat suatu surat kabar memiliki ciri khas tersendiri yang membedakann surat kabar tersebut dari surat kabar lain, sehingga penyajian berita-beritanya mendapat tanggapan yang positif dari para pembaca. Sebelum membahas mengenai teknik-teknik menyunting berita, ada baiknya kita harus mengetahui pengertian/definisi menyunting terlebih dahulu. Menurut KBBI (2009:1106), menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

Setelah kita mengetahui definisi dari menyunting, selanjutnya akan kami bahas mengenai teknik-teknik menyunting berita:

A. Membaca ulang konsep dasar teks/karangan/naskah dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.

B. Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa, meliputi:

a. Kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku         

Penggunaan kata yang tidak baku dalam suatu karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh karena itu, seorang editor/penyunting berita dapat menggunakan pedoman ataupun kamus bahasa Indonesia revisi terbaru sebagai acuan. Contoh: kata akhli seharusnya ditulis ahli, kata apotik seharusnya ditulis apotek, kata atlit seharusnya ditulis atlet.

b. Kesalahan ejaan

Di bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul, gelar seseorang, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, dll.

 

 c. Kesalahan tanda baca

Pada bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi terhadap  penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda titik dua ( : ), tanda titik dua koma (;), dan tanda baca yang lain.

 

 d. Kesalahan diksi atau pilihan kata

Pada tahapan ini, penyunting harus memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang digunakan dalam kalimat. Biasanya penyunting dapat mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang dirasa lebih sesuai untuk digunakan.

           

 e. Kesalahan struktur

Di bagian ini, penyunting dapat memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau belum (dalam hal ini penempatan subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan harus dipastikan tepat dan tidak tertukar).

            

f. Kesalahan konjungsi atau kata hubung

Pada tahap ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks/karangan agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan/teks berita yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat.

 

C. Memperhatikan tata letak (layout) tulisan/naskah yang meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.

D. Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapian antar kata, kalimat, maupun paragraph

E. Memperbaiki kesalahan teks atau karangan yang telah diidentifikasi sebagaimana yang telah tersebut di atas dengan cara menghapus, mengganti, atau menambah unsure-nsur bahasa dalam tulisan.

F. Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting dapat membaca ulang teks/karangan yang telah disunting sebelum dipublikasikan ke khalayak ramai.

 

 

Susunan Teks Berita

a.       Piramida terbalik merupakan bentuk penulisan berita yang memprioritaskan informasi paling penting di bagian depan atau awal dan seterusnya ke hal yang kurang penting. Bentuk susunan berita ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan.

b.      Bentuk paralel merupakan bentuk penulisan berita di mana bagianm awal, tengah, dan akhir memiliki bobot sama. Artinya seluruh bagian berita menginformasikan hal yang penting.

c.       Bentuk kronologis bentuk penulisan berita yang memaparkan informasi secara berurutan menurut proses waktu dan proses peristiwanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) “Bob Talbert”

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimp...