Protected by Copyscape

Selasa, 11 Agustus 2020

MENYAMPAIKAN INFORMASI DALAM BENTUK BERITA

 Menyampaikan Informasi Dalam Bentuk Berita

1.       Pentingnya Berita

Berita merupakan sumber informasi yang penting bagi pembaca. Pembaca berita memiliki prinsip dan tujuan yang ingin dicapai. Mendapatkan fakta dari berita daoat membantu tujuan terbsut.

Beberapa alasan pentingnya membaca berita sebagai berikut.

a.       menambah wawasan dan pengetahuan

b.      membantu mengasah kecerdasan

c.       meningkatkan kosa kata

d.      membantu meningkatkan keterampilan komunikasi

e.       meningkatkan pemahaman.

2.      Menyampaiakan Berita

Membaca teks berita berarti melakukan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang berorientasi bagi diri sendiri. Membacakan teks berita berarti membacakan teks berita untuk orang lain atau pendengar.

Sebelum mebaca berita tersebut, sebaiknya beri tanda sebagai berikut.


1. Pelafalan kata jelas.

·         Intonasinya tepat.

·         Penempatan jeda tepat.

·         Tekanan dan volume suara sesuai.

 

Sebelum membaca berita tersebut, sebaiknya beri tanda
sebagai berikut:

Tanda / : (,) berhenti sebentar (jeda pendek)

Tanda // : (.) berhenti agak lama (jeda panjang)

Tanda = : berlanjut pada baris berikutnya

Tanda tekanan naik

Tanda tekanan turun

Agar penampilanmu saat membaca berita bagus, perhatikanlah hal-hal berikut ini.

a. Intonasi

Intonasi disebut juga lagu kalimat. Membaca suatu teks apalagi teks berita, memerlukan ketepatan dan kecermatan pada setiap kata dan kalimatnya. Kamu harus bisa mengatur volume suara, memilih kata/kalimat mana yang disuarakan dengan penekanan, keras, lemah, atau lembut.

 

 

b. Irama

Irama adalah ritme atau gerakan tempo suara saat membacakan berita. Perhatikanlah pembacaan kata/kalimat yang perlu diucapkan dengan irama naik, turun, atau datar sesuai pemenggalan suku kata, kata, atau kalimat. Unsur penjedaan juga perlu kamu perhatikan. Penjedaan, yaitu ketepatan dalam menghela atau menarik nafas sehingga tidak memotong ucapan.

c. Artikulasi

Artikulasi yaitu proses pembentukan bunyi (pengucapan kata). Kamu harus mengucapkan suatu kata secara benar. Misalnya pengucapan /bebek/, /esok/, /emas/ sangat berbeda.

d. Lafal

Ucapkanlah lafal kata yang benar, perhatikan unsur vokal yaitu [a, i, u, e, o, I, ny, ng], dan sebagainya. Seorang pembaca berita sebisa mungkin menghindari unsur dialek. Dialek adalah ciri khas ujaran yang dimiliki seseorang dalam suatu daerah dan umum dipakai di daerah tertentu.

e. Volume suara

Volume adalah tingkat kekuatan dan kenyaringan suara saat mengucapkan kata. Volume suara juga perlu kamu perhatikan. Keras-lemahnya suara serta kenyaringan suara diukur oleh pembaca berita. Pembacaan berita kamu tentu akan lebih baik jika kamu memerhatikan unsur- unsur di atas.

-Penggunaan Intonasi yang Tepat.

Intonasi merupakan “lagu” dalam kalimat berita. Kita harus bisa memperhatikan naik turunnya lagu kalimat yang sedang kita ucapkan sehingga tidak terkesan datar.

-Perhatikan Artikulasi.

Artikulasi merupakan kejelasan dalam pelafalan kata-kata yang akan kita ucapkan.

-Volume Suara yang Sesuai.

Sesuaikan volume suara saat membacakan berita. Pastikan volume yang dikeluarkan tidak terlalu rendah ataupun terlalu keras.

-Irama dalam Membaca Berita.

Irama adalah kecepatan dalam membaca berita. Irama yang baik dalam membaca berita tentu saja tidak terkesan buru-buru, formal dan nyaman untuk didengarkan.

 

-Sikap Tubuh yang Tegap.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah sikap tubuh saat membacakan berita. Teknik membaca berita dengan baik bisa dilakukan dengan menjaga postur tubuh tetap tegap sehingga kita bisa terlihat profesional.

-Tatapan Mata.

Tatapan mata yang netral dan fokus juga diperlukan supaya kita terlihat percaya diri. Memutar mata, melirik atau gerakan mata lain selama membaca berita bisa menunjukkan unsur ketidakpercayaan diri. Pastikan tatapan mata lurus ke penonton dan tajam.

-Sesuai Konteks.

Sesuaikan gaya pembacaan berita dengan konteks atau tema acara. Jika berita tersebut adalah berita formal, pastikan kita juga menggunakan gaya formal. Jika acara tersebut santai, kita jangan terlalu kaku menggunakan bahasa baku.

-Tetap Tenang Saat Ada Kesalaha Teknis.

Kesalahan teknis bisa saja terjadi ketika melakukan pembacaan berita. Menjaga sikap tetap tenang dan bisa mengalihkan perhatian dengan tetap stabil adalah kemampuan yang juga tak kalah penting.

 

3.    Menyunting Berita

 

Menyunting berita dalam sebuah surat kabar memegang peran yang sangat penting sekali. Baik dan buruknya tampilan dari suatu surat kabar sangat ditentukan oleh keahlian redakturnya dalam menyunting berita. Seorang redaktur yang kreatif tentunya dapat membuat suatu surat kabar memiliki ciri khas tersendiri yang membedakann surat kabar tersebut dari surat kabar lain, sehingga penyajian berita-beritanya mendapat tanggapan yang positif dari para pembaca. Sebelum membahas mengenai teknik-teknik menyunting berita, ada baiknya kita harus mengetahui pengertian/definisi menyunting terlebih dahulu. Menurut KBBI (2009:1106), menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan naskah siap cetak atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).

Setelah kita mengetahui definisi dari menyunting, selanjutnya akan kami bahas mengenai teknik-teknik menyunting berita:

A. Membaca ulang konsep dasar teks/karangan/naskah dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.

B. Mengidentifikasi dan memperhatikan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa, meliputi:

a. Kesalahan penggunaan kata baku dan tidak baku         

Penggunaan kata yang tidak baku dalam suatu karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian maksud dan tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh karena itu, seorang editor/penyunting berita dapat menggunakan pedoman ataupun kamus bahasa Indonesia revisi terbaru sebagai acuan. Contoh: kata akhli seharusnya ditulis ahli, kata apotik seharusnya ditulis apotek, kata atlit seharusnya ditulis atlet.

b. Kesalahan ejaan

Di bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada judul, gelar seseorang, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang, angka, dll.

 

 c. Kesalahan tanda baca

Pada bagian ini, penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi terhadap  penggunaan tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda tanya (?), tanda titik dua ( : ), tanda titik dua koma (;), dan tanda baca yang lain.

 

 d. Kesalahan diksi atau pilihan kata

Pada tahapan ini, penyunting harus memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata yang digunakan dalam kalimat. Biasanya penyunting dapat mengganti kata yang tidak padu dengan kata lain yang dirasa lebih sesuai untuk digunakan.

           

 e. Kesalahan struktur

Di bagian ini, penyunting dapat memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan struktur kalimat teks karangan, apakah kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku atau belum (dalam hal ini penempatan subjek, predikat, objek, pelengkap, keterangan harus dipastikan tepat dan tidak tertukar).

            

f. Kesalahan konjungsi atau kata hubung

Pada tahap ini, penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks/karangan agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan/teks berita yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat.

 

C. Memperhatikan tata letak (layout) tulisan/naskah yang meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.

D. Memperhatikan indentasi, spasi, dan tingkat kerapian antar kata, kalimat, maupun paragraph

E. Memperbaiki kesalahan teks atau karangan yang telah diidentifikasi sebagaimana yang telah tersebut di atas dengan cara menghapus, mengganti, atau menambah unsure-nsur bahasa dalam tulisan.

F. Sebagai tahap finalisasi, seorang penyunting dapat membaca ulang teks/karangan yang telah disunting sebelum dipublikasikan ke khalayak ramai.

 

 

Susunan Teks Berita

a.       Piramida terbalik merupakan bentuk penulisan berita yang memprioritaskan informasi paling penting di bagian depan atau awal dan seterusnya ke hal yang kurang penting. Bentuk susunan berita ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan.

b.      Bentuk paralel merupakan bentuk penulisan berita di mana bagianm awal, tengah, dan akhir memiliki bobot sama. Artinya seluruh bagian berita menginformasikan hal yang penting.

c.       Bentuk kronologis bentuk penulisan berita yang memaparkan informasi secara berurutan menurut proses waktu dan proses peristiwanya.

MENYAJIKAN TEKS LAPORAN PERCOBAAN

 Menyajikan teks laporan percobaan

Teks laporan percobaan merupakan teks laporan yang dibuat oleh penulis atau peneliti. Agar dapat menyusun teks laporan percobaan dengan baik, maka kita dapat melakukan percobaan terlebih dahulu. Data yang diperoleh dari kegiatan percobaan yang hasilnya secara jelas dan rinci. Setelah itu disusun menjadi sebuah laporan yang memenuhi kaidah keilmuan. Baik dalam aspek struktur teks maupun aspek kebahasaan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan teks laporan adalah sebagai berikut:

·         Menentukan hal yang diuji

·         Membuat rencana kegiatan penelitian

·         Melakan proses percobaan sesuai prosedur

·         Menyusun teks laporan percobaan berdasarkan struktur teks.

 

 

Contoh Teks Laporan Percobaan

Cara Membuat Kapal Apung Dengan Batang Pisang

Batang pisang adalah salah satu jenis pohon yang banyak sekali manfaatnya. Dari buahnya yang  dapat dimakan, atau dibuat untuk makanan keripik, daun nya bisa jadikan untuk pembungkus, pelepah nya bisa juga untuk pembungkus tembakau, serta batangnya juga yang masih utuh bisa digunakan untuk kapal apung. Manfaat dari kapal apung sendiri adalah apabila pada saat musim penghujan yang mengakibatkan sungai banjir, kapal apung dari pohon pisang dapat digunakan sebagai alat untuk menyeberang. Selain itu, bisa juga di manfaatkan sebagai perahu untuk mencari ikan di danau atau telaga. Untuk membuatnya cukup mudah, hanya dengan bahan batang pisang, tali pengikat dan kayu panjangnya sekitar dua meter.

Cara membuat kapal apung dari batang pisang adalah dengan cara sebagai berikut.

1.      Carilah lima batang pisang yang berukuran besar.

2.      Potong batang pisang tersebut sekitar dua meter.

3.      Lubangi batang pisang pada setiap sisi antara atas dan bawah

4.      Masukkan kayu yang sudah di siapkan ke setiap lubang.

5.      Gabungkan antara batang pisang satu dengan yang lain.

6.      Lalu ikatlah setiap sisi batang pisang dengan erat.



Setelah melakukan langkah-langkah diatas, kapal apung dari batang pisang siap untuk digunakan. Kapal apung ini bisa digunakan untuk menyeberangi sungai atau untuk mencari ikan di telaga.

Jenis kapal apung diatas, merupakan satu satu alat yang banyak sekali manfaatnya. Selain dari mudah dalam pembuatan juga mudah untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan. Jadi tidak perlu dengan biaya yang mahal untuk membuat kapal apung dari batang pisang.

 

Demikian ulasan mengenai teks laporan percobaan. Semoga bermanfaat.

 

Minggu, 09 Agustus 2020

Kaidah Kebahasaan

 Kaidah Kebahasaan Teks Laporan Percobaan


1. Menggunakan sinonim dan antonim

Teks laporan percobaan biasanya mengandung kata yang bersinonim atau berantonim. Biasanya kata-kata tersebut terletak pada bagian langkah-langkah percobaan.


2. Menggunakan kata bilangan (numerial)

Teks laporan percobaan mengandug kata bilangan yang menunjukkan jumlah bahan yang digunakan dalam percobaan. Misalnya : jeruk nipis 5 buah.


3. Menggunakan kalimat perintah

Kalimat oerintah adalah kalimat yang mengandung perintah atau permintaan agar orang lain melakukan sesuatu hal yang diinginkan. Kalimat perintah menggunakan partikel -lah. Teks laporan percobaan mengandung kalimat perintah seperti sebaiknya, hindari, campurkan, satukan, aduklah, lilitkan, dan lain sebagainya.

Contoh:

Buatlah larutan boraks dengan cara memasukkan sedikit boraks ke dalam cawan kemudian larutkan dengan beberapa sendok air.


4. Menggunakan kata hubung yang menyatakan urutan

Kata hubung adalah kata-kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa atau satuan gramatikal satu dengan lainnya sehingga membentuk satuan gramatikal yang lebih besar. eks laporan percobaan mengandung kata hubung dan, tetapi, apabila, saat, jika, sehingga, meskipun, dan lain sebagainya.


5. Menggunakan Kalimat Definisi

Bagian awal dari sebuah teks laporan percobaan pada umumnya diawali dengan kalimat definisi, yaitu kalimat yang memberikan penjelasan umum tentang suatu benda, hal, aktivitas, dan hal lainnya. Kalimat definisi sering di gunakan dalam kalimat laporan dan merujuk pada sebuah istilah teknik atau ilmiah tertentu. Kalimat definis bermnafaat membantu pembacanya untuk mengetahui atau memahami istilah-istilah yang sering muncul dalam tulisan. 


6. Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks adalah kalimat yang telah mengalami perluasan, baik berupa pola kalimat yang berupa unsur keterangan maupun perluasan fungsi-fungsinya. Kalimat kompleks sering disebut sebagai kalimat luas atau kalimat majemuk.

Contoh: 

Borak merupakan bahan beracun dan bahan berbahaya bagi manusia, karena bisa menimbulkan efek racun, tetapi mekanisme efek toksinnya berbeda dengan formalin.


7. Kata Istilah Teknis

Istilah teknis adalah kata yang memiliki arti  khusus dalam bidang tertentu. Misalnya : aditif yang berarti zat yang ditambahkan pada suatu produk.


Biasanya teks laporan percobaan digunakan dalam karya ilmiah atau laporan praktikum. Dalam menyusun teks laporan percobaan harus memenuhi kaidah kebahasaannya.    

Sabtu, 08 Agustus 2020

Kaidah Kebahasaan Teks Berita

Kaidah Kebahasaan Teks Berita


Teks berita berbeda dengan teks dalam jenis tulisan lainnya. Berita memiliki kaidah-kaidah atau aturan tertentu. Ini yang menjadi ciri khas dan pembeda teks berita dengan teks lainnya. Kaidah kebahasaan teks berita merujuk tentang ciri atau kaidah bagaimana suatu teks tersebut dibangun. Adapun ciri atau kaidah kebahasaan teks berita sebagai berikut.


1. Penggunaan EYD 


Pada teks berita selalu menggunakan bahasa yang baku atau penggunaan bahasa yang bersifat standar. Bukan bahasa trendi atau bahasa gaul. Tetapi, bahasa yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Bahasa yang bersifat polpuler ataupun yang kedaerahan akan dihindari oleh media-media nasional.

Namun meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa baku berita tetap dituntut sederhana dan komunikatif atau mudah dipahami. Berita senantiasa luwes dan tidak kaku. Agar pembaca nyaman dan membaca hingga usai. Jadi dalam berita tetap menggunakan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dipahami oleh masyarakat tetapi tetap memehatikan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI).


2. Penggunaan verba transitif

Sebelum kita membahas verba transitif, kalian harus memahami terlebih dahulu apa itu verba, jadi verba itu adalah kata kerja. Kalian telah mempelajari kata kerja waktu kelas VII bukan? Nah  mari kita memgingatnya...

Kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek dalam kalimatnya. Hal ini tidak berlaku untuk kata kerja intransitif.

Teks berita seringkali menggunakan kata kerja (verba) transitif. Yaitu yang dapat diubah ke dalam bentuk pasif. Kata kerja bentuk pasif ini merupakan kata kerja yang dikenai pekerjaan. Sementara kata kerja intransitif tidak dapat diubah ke dalam bentuk pasif.


Ada beberapa yang harus diperhatikan dalam memahami verba transitif.

1. Kalimat Aktif

Secara singkat, pengertian kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan pekerjaan (predikat). Berdasarkan keberadaan objeknya, kalimat ini dibagi menjadi dua jenis, yaitu kalimat aktif transitif dan intransitif.


Contoh kalimat aktif:

– Ayah membawa koper.

– Ibu melipat baju.

– Umar membaca koran.

– Risma menyapu halaman.

– Dudung sedang menunggu Pak Somad.

– Jarwo memarahi Sopo.

– Deni membeli buku.

– Ani menaruh tas di ruang tamu.


a. Kalimat Aktif Transitif

Dalam suatu kalimat, ada yang mengharuskan adanya objek, ada juga yang tidak. Kalimat aktif yang harus ada objeknya disebut kalimat aktif transitif.


– Ibu memasak kangkung.

– Azmi memainkan layang-layang.

– Desi melihat kereta api.

– Rendi menduduki sebuah batu.

– Dian sedang mengerjakan tugas.

– Komar sedang memperbaiki sepeda.

– Asep menangkap bola.

– Ferdi mengendarai mobil.


b. Kalimat Aktif Intransitif

Kalimat aktif intransitif tidak bisa diubah menjadi kalimat pasif. Hal ini karena keberadaan objek dalam kalimat ini tidak diperlukan. Dengan kata lain, kalimat ini bisa berdiri tanpa adanya objek.


– Orang itu sedang mengamen.

– Ia sedang tidur di kamarnya.

– Adi bermain kelereng.

– Ia menangis tersedu-sedu.

– Ia berkelahi dengan temannya.

– Udin bertanya kepada Pak Usman.

– Agus berlari.


2.  Kalimat Pasif

Kalimat pasif merupakan kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan. Seperti halnya kalimat aktif, kalimat pasif juga dibagi menjadi dua jenis, yakni kalimat pasif transitif dan intransitif.


Contoh kalimat pasif:

– Buku itu sedang dibaca oleh Rani.

– Kangkung dimasak Sari.

– Para murid diberi tugas.

– Mobil yang rusak itu telah diperbaiki oleh karyawan Pak Ali.

– Kursi itu diduduki oleh Pak Usman.

– Pak Joko sedang ditunggu Kepala Sekolah.

– Ia dipecat dari kantornya.


a. Kalimat Pasif Transitif

Kalimat pasif transitif merupakan kalimat pasif yang mempunyai objek.


– Buku itu dibawa Tini.

– Ruangan kelas sedang dibersihkan para siswa.

– Sepeda milik Adi sudah diperbaiki ayahnya.

– Ia terkena malaria.

– Ruangan itu sedang mereka bersihkan.


b. Kalimat Pasif Intransitif

Kalimat Pasif intransitif merupakan kalimat pasif yang tidak mempunyai objek.


– Joko Widido telah dilantik menjadi presiden.

– Bangunan itu telah lama dibangun.

– Ia terlena akan kekayaanya.

– Rumah itu sedang diperbaiki.

– Hewan itu terdampar di tepi sungai.


3. Penggunaan Verba Pewarta

Selain verba transitif, teks berita juga menggunakan verba pewarta. Yaitu kata kerja yang memuat sebuah percakapan. Verba pewarta merupakan kata yang digunakan untuk mengidentifikasikan suatu percakapan.Verba pewarta selalu dijumpai dalam artikel di koran, yaitu kalimat yang bertanda petik, kemudian di belakang tanda petik tersebut terdapat kata ujar, kata, ungkap, ucap, jawab, paparnya, dan lain-lain.


Contoh : 

"Hari ini sudah ada lima investor yang datang dannmelihat langsung lokasi yang ditawarkan, yakni Taman Satwa Taru Jurug dan Solo Techno Park," ungkap Harjana.


4. Penggunaan Kata Keterangan Tempat Dan Waktu (Adverbia)

Kata keterangan (adverb)juga digunakan dalam teks berita untuk menjawab poin “where” dan ”when”dalam sebuah berita. Atau berfungsi sebagai konsekuensi dari perlunya kelengkapan suatu berita yang mencakup unsur kapan dan di mana. Kata keterangan disebut juga dengan kata adverbial yang berfungsi untuk memberikan atau menambah keterangan kata lain, seperti kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), kecuali pada kata benda (nomina).


Contoh : 

- Sekitar pukul 12.45 WIB, langit Riau tampak mendung.

- Gempa dengan kekuatan 5,4 Skala Richter (SR) menerjang Maluku pagi ini.


5. Penggunaan Konjungsi Temporal atau waktu.

Seperti halnya kalimat-kalimat pada tulisan lain, teks berita juga menggunakan konjungsi (kata hubung). Namun teks berita memiliki kekhasan dengan menggunakan konjungsi temporal, yaitu kata hubung untuk waktu. Adapun penggunaan konjungsinya ditandai dengan kemudian, sejak, setelah, awalnya, akhirnya.

Waktu yang dimaksud disini berfungsi untuk menjelaskan rentetan kejadian (kronologis) pada sebuah berita. Karena fungsi dari sebuah berita sendiri adalah menginformasikan sebuah kejadian. Maka kejadian tersebut perlu dipaparkan secara runtut dan jelas. 


6. Perpaduan Antara Kalimat Langsung/tidak Langsung

Dalam teks berita, terdapat kutipan-kutipan dari hasil wawancara yang kemudian dijadikan berita.

Biasanya perkataan atau penjelasan narasumber menjadi dasar utama atau hanya sebagai informasi pendukung. Meskipun sebagai tambahan informasi saja, penjelasan dari seseorang terkait dianggap penting dalam berita.

Seorang wartawan akan menulis berita berdasarkan apa yang dilihat dan didengarnya dari hasil wawancara atau sebuah pidato.

Kemudian diolah menjadi tulisan berbentuk kalimat langsung dengan menyisipkan tanda petik dua di awal dan akhir sebuah kutipan.

Kemudian di kalimat atau paragraf selanjutnya bisa ditambahkan dengan kalimat yang dibuat penulis berita sendiri. Namun dengan menambahkan keterangan bahwa hal itu dikatakan seseorang.

a. Kalimat Langsung

Kalimat langsung adalah kalimat yang menirukan ucapan atau ujaran orang lain sama seperti aslinya. Kalimat hasil kutipan seseoramg di tulis persis seperti apa yang di katakan penuturnya. Bagian ujaran/ucapan di beri tanda petik ("...") dapat berupa kalimat perintah, berita, atau kalimat tanya. 

Ciri-ciri kalimat langsung:

- penulisan kalimat langsung ditandai dengan tanda petik

- Huruf pertama pada kalimat yang dipetik menggunakan huruf kapital

- kalimat petikan dan kalimat pengiring dipisahkan demgan tand abaca (,) koma.

- Kalimat langsung yang berupa dialog berurutan, harus menggunakan tanda baca titik dua (:) di depan kalimat langsung.

- Pola susunan : 

a) Pengiring, "kutipan"

b) "kutipan," pengiring

c) "kutipan," pengiring, "kutipan"

- Cara membaca pada kalimat kutipan intonasinya sedikit ditekan.


Contoh : 

- " Masyarakat, wisatawan, dan pendaki tidak diperbolehkan mendaki dan beraktivitas dalam radius 2 km dari kawah Gunung Slamet, "paparnya.

- Sebelum meletus, gempa tremor semakin rapat dengan amplitudo sekitar 15 milimeter. Karena tremo membesar, gempa vulkanik sudah tidak terekam," tutur Ketuaa Tim Tanggap Darurat Gunung Bromo, Gde Suantika.

b. Kalimat Tidak Langsung

Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang melaporkan atau memberitahukan perkataan orang lain dalam bentuk kalimat berita.

Ciri-ciri:

- Tidak menggunakan tanda petik

- Intonasi membaca datar

- Biasanya ditambahkan konjungsi "bahwa"

- Terdapat perubahan kata ganti orang, yaitu:

a) Kata ganti orang ke-1 berubah menjadi orang ke - 3

"Saya", "Aku" menjadi "dia" atau "ia" 

b) Kata ganti ornag ke- 2 berubah menjadi orang ke - 1

"Kamu", "dia" menjadi "saya" atau nama orang

c) Kata ganti orang ke - 2 dan ke- 1 jamak berubah menjadi "kami", "kita" dan "mereka", "kalian", "kami" menjadi "mereka".


7. Penggunaaan Kata Kerja Mental

Dalam teks berita terdapat kata kerja mental atau verba mental. Verba mental, pada umumnya digunakan untuk mengajukan klaim. Verba ini menerangkan persepsi (misalnya: melihat, merasa), afeksi (misalnya: suka, khawatir), dan kognisi ( misalnya: berpikir, mengerti). Pada verba mental ini tersapat partisipan pengindra (senser) dan fenomena. Contohnya dalam klausa : Saya memoercayai bahwa ...., menurut saya ..., Saya berpendapat ..., Contoh lain dalam kalimat : Ayah (pengindra) mendengar (verba mental) kabar itu (penomena).


Contoh:

- Mereka memikirkan solusi untuk bisa keluar dari peristiwa-peristiwa yang memilukan itu.

- Warga membayangkan seandainya hujan itu kembali turun dengan terus-menerus.


8. Penggunaan Konjungsi

Konjungsi sering disebut sebagai kata sambung. Konjungsi adalah sambungan kata atau kata penghubung maupun perangkai yang digunakan untuk menghubungkan kata dengan kata, kalimat dengan kalimat, ataupun ungkapan dengan ungkapan. Ada dua jenis konjungsi sebagai berikut.

1. Konjungsi Intraklimat

Konjungsi intrakalimat (antarklausa) adalah kata yang menghubungkan klausa induk dan klausa anak. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak ditengah-tengah kalimat.

2. Konjungsi antarkalimat

Konjungsi antarkalimat adalah kata yang menghubungkan kalimat yang saty dengan kalimat yang lainnya. Dalam penggunaanya, konjungsi antarkalimat menyatakan makna yang berbeda-beda.


Demikian materi hari ini ya, semoga kalian memahaminya, jika ada yang tidak dipahami silakan bertanya pada kolom komentar😊

Rabu, 05 Agustus 2020

STRUKTUR TEKS BERITA




Struktur Teks Berita
Ada beberapa struktur yang membangun teks berita. Stuktur teks tersebut merupakan struktur yang membangun teks sehingga menjadi satu kesatuan teks yang utuh. Struktur teks berita terdiri dari :



1. Orientasi Berita (kepala berita)
Orientasi berita berisi mengenai pembuka dari suatu peristiwa yang diberitakan. Biasanya terdapat penjelasan singkat mengenai berita tersebut. Orientasi juga ditulis untuk menarik pembaca melihat lebih lanjut isi berita. Biasanya kepala berita ini sering juga di sebut sebagai teras berita.

2. Peristiwa (tubuh berita)
Peristiwa merupakan tahapan inti dari berita. Peristiwa berisi mengenai jalannya kejadian dari awal sampai akhir yang didasari pada peristiwa yang terjadi dan dijelaskan berdasarkan fakta dari lapangan. Pada bagian ini disajikan semua penjelasan mengenai lebih rinci dari isi berita, termasuk juga kelanjutan dan pemaparannya.

3. Sumber Berita (ekor berita)
Sumber berita tidak selalu ada pada bagian akhir berita, bisa saja ada di dalam berita itu sendiri. Sumber berita berisi mengenai sumber didapatnya berita tersebut. Biasanya berita yang ditambahkan sumber dituliskan pada media cetak seperti koran, tapi tidak jarang media elektronik juga menyertakan sumber berita terutama di Internet. 


Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan informasi suatu berita tersaji dalam pola piramida terbalik. Tujuannya untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam memgetahui apa yang diberitakan. Selain itu, untuk memudahkan redaktur memotong bagian kurang atau tidak penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita.




Pola Penulisan Berita (Piramida Terbalik)

Piramida terbalik adalah salah satu konsep, formula atau struktur penulisan berita atau sebuah acuan baku yang sering digunakan oleh para wartawan untuk menyusun sebuah teks berita.  Penggunaan metode piramida terbalik berkaitan dengan space atau ruang dalam halaman yang disediakan untuk memuat berita. Ketika berita itu terlalu panjang dan tidak cukup untuk dimuat di halaman yang disediakan, maka editor bisa membuang bagian berita itu mulai dari paling bawah atau derajat informasi pentingnya yang paling rendah yang biasanya diletakan di bagian bawah atau akhir berita.

Struktur teks berita piramida terbalik bisa dilihat pada gambar di bawah ini :



Piramida-Terbalik

1. Lead / Prioritas Utama Penting
Bagian paling atas adalah Lead atau kepala berita merupakan puncaknya. Pada urutan paling puncak yang menempati derajat prioritas utama pentingnya informasi ini, wartawan harus menuliskan informasi utama. Setidaknya, pada bagian ini wartawan harus menjawab sebagian besar unsur 5 W + 1 H. Kenapa begitu? Jika pemotongan berita yang dilakukan editor karena keterbatasan halaman, berita ini masih memiliki arti dan layak sebagai sebuah berita.

2. Neck / Sangat Penting
Bagian kedua dari atas adalah Neck atau leher berita bagian ini adalah urutan yang sangat penting. Bagian ini disebut neck atau leher karena umumnya merupakan peralihan alur atau penyambung alur ide berita yang ada pada bagian lead atau kepala berita untuk dilanjutkan pada gagasan-gagasan yang tertuang pada bagian berikutnya yang menempati derajat prioritas lebih rendah.

3. Body / Penting
Berikutnya adalah bagian body, umumnya merupakan penjabaran dari gagasan berita yang termaktub dalam lead dan neck. Penjabaran itu bisa merupakan jawaban why (mengapa) dan how (bagaimana).

4. Body Lanjutan / Kurang Penting
dan yang terakhir adalah bagian body lanjutan, bagian ini mencantumkan berbagai data yang tidak terlalu penting ditempatkan. Misalnya daftar nama orang-orang yang mengalami kecelakaan atau hal-hal lain yang jika dihilangkan oleh editor tidak terlalu berpengaruh terhadap substansi atau pokok bahasan berita tersebut.



Perbedaan Teks Berita dan Teks Non Berita
Teks berita dari susunan dan strukturnya sangat berbeda dengan teks non berita, untuk mengetahui lebih jelas mengenai perbedaan teks berita dan teks non-berita adalah sebagai berikut:

Teks Berita 
- Faktual dan aktual
- Dibuat oleh wartawan
- Susunan piramida terbalik (menjelaskan hal pokok di awal)
- Bahasa komunikatif
- Tidak mencantumkan opini pribadi

Teks Non-Berita
- Faktual
- Dibuat oleh ahli dalam bidangnya
- Induktif (hal pokok di akhir)
- Bahasa sesuai jenis teks
- Mencantumkan opini pribadi


Selasa, 04 Agustus 2020

MENELAAH STRUKTUR TEKS LAPORAN

Sebagaimana halnya teks laporan singkat atau teks laporan hasil observasi, teks laporan percobaan juga disusun dengan mengacu pada struktur teks tertentu. Adapun struktur teks laporan percobaan terdiri dari pernyataan umum dan uraian.



1. Pernyataan umum atau klasifikasi berisi informasi yang mendeskripsikan secara umum tentang sesuatu yang menjadi bahan percobaan. Tahap ini merupakan tahap pembuka atau pengantar tentang hal yang akan dilaporkan.

2. Uraian atau aspek yang dilaporkan yang berisi gambaran mengenai sesuatu yang menjadi bahan percobaan dan dibahas secara lebih rinci, mengulas bagian per bagian, kebiasaan atau kebutuhan hidup dan penggunaan bahan dan alat, perilaku alamiah dan hal khusus lainnya.
Nah.. uraian inilah terbagi lagi menjadi tujuan, alat dan bahan, langkah-langkah, hasil dan kesimpulan.


Contoh Teks Laporan Percobaan dan Strukturnya
Judul : Membuat Taplak Meja

1. Pernyataan Umum
Taplak meja kadang digunakan untuk menghias meja dan paling banyak tersedia di sejumlah toko dengan harga yang lumayan. Namun, apa kalian pernah berfikir untuk membuat sebuah taplak meja sendiri? Sebenarnya, kalian bisa saja membuat taplak meja sendiri yang biayanya malah relatif lebih murah.

2. Uraian
Tujuan
Pembuatan taplak meja ini bertujuan supaya kita bisa memanfaatkan sejumlah barang bekas yang ada disekitar kita. Jadi, akan lebih bernilai serta bermanfaat.

Alat dan Bahan:

2 meter kain perca
Jarum & benang
Pensil, gunting, & kertas
Jangka
Langkah-langkah Membuatnya:

Buatlah sebuah sketsa gambar terlebih dulu di kertas dengan memakai jangka berdiameter 8 cm, lalu gunting sesuai pada pola jangka tersebut.
Tempelkan pada kain perca kemudian jiplak polanya & gunting kain percanya. Ulang hingga 60 bulatan
Jahit pinggirnya kemudian tarik lalu di tali. Ulang sampai 60 bulatan.
Langkah berikutnya, rangkaikan bulatan satu dan bulatan yang lain lalu bentuk pola mirip dengan taplak meja.
Sesudah membentuk sebuah pola seperti yang kamu inginkan, jahit bulatan satu dan yang lainnya.
Kemudian sesudah selesai membentuk taplak meja, maka kamu bisa merapihkan jahitan tersebut agar terlihat lebih indah.
Hasil
Jadilah sebuah taplak meja dengan beberapa kreasi tangan kamu sendiri. Sekarang kamu bisa meletakkan taplak meja tadi di meja ruang makan maupun bisa juga di meja ruang tamu. Kamu bisa mengembangkannya sebagai peluang usaha yang sangat menguntungkan.

Kesimpulan
Membuat taplak meja tersebut tidaklah sulit, namun kamu juga harus sabar dan telaten serta ulet dalam proses pengerjaannya. Sehingga, hal ini akan mengasah dan mengembangkan sebuah keterampilan yang kalian miliki, sekaligus kamu juga dapat menghemat biaya serta bisa menambah keuntungan bila kamu memanfaatkannya menjadi peluang usaha.


Judul: Teknik Pembuatan Slime Aman Tanpa Boraks

Tujuan

Teknik membuat slime ini sangat banyak manfaatnya dalam kehidupan yaitu melakukan pemanfaatan barang sederhana untuk memenuhi kebutuhan yang lain, serta mengurangi gaya hidup komsumtif dalam masyarakat.

Alat dan Bahan:

Sediakan deterjen bubuk serta detergen cair secukupnya
Lem povinal
Cairan pembersih lantai
Sendok atau alat pengaduk lainnya yang ada
Air secukupnya
Siapkan juga wadah sebagai tempat slime bisa menggunakan baskom atau jenis wadah lainnya
Langkah-langkah Pembuatan Slime:

Langkah awal (Activator). Langkah ini adalah mencampurkan semua bahan seperti pembersih lantai, lem povinal, detergen cair, serta detergen buku, lalu tambahkan air secukupnya ke dalam campuran pada wadah yang telah disiapkan terlebih dahulunya.
Campurkan serta aduk sampai semua bahan tersebut tercampur dengan merata
Setelah tercampur rata tambahkan sedikit lem povinal kembali ke wadah yang berisi bahan adukkan tadi.
Tetap aduk hingga tekstur bahan tidak lagi menggumpal dan bercampur dengan rata.
Lalu setelah itu masukkan bahan campuran diatas ke dalam frezeer dengan waktu 5 sampai 10 menit.
Setelah dikeluarkan dari freezer lakukan pengadukkan pada bahan sampai bahan kalis atau sampai bisa dimainkan.
Slime pun sudah siap untuk dipergunakan.
Hasil Percobaan

Slime ini lebih aman digunakan anak-anak pada saat ini. Slime tidak menggunakan boraks yang memiliki kandungan zat yang berbahaya.

Kesimpulan

Slime ini sangat mudah dikerjakan, selain dapat menunjang kreatifitas, teknik pembuatan slime dapat dijadikan waktu kebersamaan yang produktif. Selain itu lebih hemat uang karena menggunakan bahan-bahan yang ada di dalam rumah.

Sabtu, 01 Agustus 2020

MENYIMPULKAN INFORMASI LAPORAN PERCOBAAN



Setelah mempelajari unit ini, kita diharapkan mampu menyimpulkan tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang dibaca.

Materi ini dikembangkan berdasarkan kompetensi dasar 4.1 Menyimpulkan tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang didengar dan/atau dibaca.

Untuk mempelajari unit ini, kita dapat membuka buku yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013 yaitu Buku Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas IX. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta : Cetakan Ke-2.2018 (Edisi Revisi) halaman 13-20 dan sumber lainnya.

Teks laporan percobaan adalah teks yang melaporkan kegiatan percobaan, mulai dari rumusan tujuan sampai pada kegiatan penyimpulan. Percobaan yang dimaksud dapat berkaitan dengan percobaan soal makanan, siklus air dan udara, serta peristiwa-perisitiwa alam lainnya. Di dalamnya diyatakan hasil dari kegiatan percobaan yang dilakukan sebelumnya. 

Teks laporan percobaan dapat berbentuk buku referensi (ensiklopedia), film dokumenter, hasil penelitian, dan lain-lain. Tujuan teks laporan adalah untuk memperinci, mengklasifkasi, dan memberi informasi faktual tentang orang, hewan, objek, atau fenomena. Pada unit ini kita belajar teks laporan hasil percobaan yang berupa buku pengetahuan. Buku pengetahuan maupun ensiklopedi merupakan laporan hasil pengamatan para peneliti terdahulu. Dari buku tersebut kita mendapatkan ilmu sebagai hasil laporan yang sistematis. Penelitian itu sudah dilakukan para ahli dan kita bisa membacanya lewat buku pengetahuan maupun ensiklopedi.

Kembali mengingatkan bahwa catatan informasi digunakan untuk menjawab atau menyimpulkan informasi yang diperoleh.

Sesuai dengan tujuan pembelajaran pada unit ini ialah mampu menyimpulkan tujuan, bahan/ alat, langkah, dan hasil dalam laporan percobaan yang dibaca, maka sebelum menyimpulkan teks tersebut sekedar mengingatkan kita buka kembali perbedaan ringkasan dan simpulan.



Pada ringkasan atau kesimpulan akan terjadi perubahan naskah dari naskah aslinya. Keduanya dibuat untuk memendekkan sebuah teks yang panjang. Namun apa yang membedakan ringkasan dan simpulan itu?

Menurut KBBI ringkasan adalah hasil meringkaskan; ikhtisar; singkatan cerita. Ringkas artinya tidak banyak memerlukan tempat, singkat (tentang perkataan, cerita).

Kesimpulan artinya (1) ikhtisar (dari uraian, pidato, dan sebagainya); kesudahan pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian sebelumnya); (2) keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif atau deduktif.

Catatan informasi yang kita buat itu disebut ringkasan. Pada LKPD sebelumnya kita telah berlatih membuat catatan informasi dengan menggunakan kata atau frasa benda (nomina) seperti contoh: pengertian planet venus, ukuran planet venus, warna planet venus, dan seterusnya.

Ringkasan teks adalah penyajian singkat yang masih mempertahankan hal asli dari sebuah karangan atau teks dan tetap mempertahankan urutan isi. Ringkasan merupakan inti sari uraian yang dipaparkan tanpa opini pembaca. Meringkas memiliki syarat khusus, yakni tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang atau pembicara. Manfaat ringkasan adalah sebagai sarana untuk membantu kita dalam mengingat isi sebuah teks atau uraian yang panjang.

Simpulan adalah pendapat akhir hasil dari proses menyimpulkan berdasarkan uraian sebelumnya dari suatu teks. Simpulan adalah kenyataan berisi fakta, pendapat, atau alasan pendukung mengenai tanggapan terhadap suatu objek. Bisa dikatakan juga bahwa kesimpulan adalah ikhtisar, pendapat terakhir yang berdasarkan pada uraian sebelumnya, dan keputusan yang diperoleh berdasarkan metode berfikir induktif atau deduktif. (Sumber: KBBI).


Kesimpulan adalah pemaknaan kembali terhadap suatu uraian. Kesimpulan disusun dengan memadukan hubungan logis antara gagasan-gagasan utama dalam suatu teks. Kesimpulan suatu teks berkiatan pula dengan isi dari teks itu. Kesimpulan adalah kata-kata akhir dari  suatu  uraian.


Berikut ini adalah langkah-langkah menyimpulkan informasi yang terdapat pada laporan hasil percobaan.

1. Bacalah dengan seksama laporan percobaan yang akan kita simpulkan

2. Catat setiap informasi yang terdpat pada laporan percobaan tersebut

3. Berdasarkan informasi tersebut, simpulkan informasi dari laporan percobaan tersebut

4. Pilihlah kosaskata baku dan susun dengan gaya kalimat kalian sendiri dengan tetap memperhatikan penggunaan kalimat efektif dan kosakata baku.

Bahasa yang digunakan dalam simpulan mewakili pokok-pokok persoalan dan penyelesaiannya yang diungkapakan dalam tulisan tersebut. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam membuat simpula adalah sebagai berikut. 

1. Tulisan simpulan merupakan isi inti dari sauatu uraian atau pembicaraan yang mengarah pada penyelesaian suatu persoalan yang diungkapkan dalam suatu bahasan atau karangan. 

2. Tulisan simpulan harus menjiwai bagian uraian yang panjang secara keseluruhan, sehingga pembaca tidak perlu membaca atau mengingat kembali inti persoalan.
3. Tulisan simpulan harus mengingat kembali inti persoalannya dalam memahami kembali ide sentral dari suatu bahasan atau karangan yang kemudian dihubungkan dengan penyelesaian sebagai suatu solusi.

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) “Bob Talbert”

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimp...