Menyampaikan Informasi Dalam Bentuk Berita
1.
Pentingnya Berita
Berita merupakan sumber
informasi yang penting bagi pembaca. Pembaca berita memiliki prinsip dan tujuan
yang ingin dicapai. Mendapatkan fakta dari berita daoat membantu tujuan
terbsut.
Beberapa alasan
pentingnya membaca berita sebagai berikut.
a. menambah wawasan dan pengetahuan
b. membantu mengasah kecerdasan
c. meningkatkan kosa kata
d. membantu meningkatkan keterampilan komunikasi
e. meningkatkan pemahaman.
2.
Menyampaiakan Berita
Membaca teks berita
berarti melakukan kegiatan membaca untuk mendapatkan informasi yang
berorientasi bagi diri sendiri. Membacakan teks berita berarti membacakan teks
berita untuk orang lain atau pendengar.
Sebelum mebaca berita
tersebut, sebaiknya beri tanda sebagai berikut.
1. Pelafalan kata jelas.
· Intonasinya tepat.
· Penempatan jeda tepat.
· Tekanan dan volume suara sesuai.
Sebelum membaca berita tersebut, sebaiknya beri tanda
sebagai berikut:
Tanda / : (,) berhenti sebentar (jeda pendek)
Tanda // : (.) berhenti agak lama (jeda panjang)
Tanda = : berlanjut pada baris berikutnya
Tanda tekanan naik
Tanda tekanan turun
Agar penampilanmu saat
membaca berita bagus, perhatikanlah hal-hal berikut ini.
a. Intonasi
Intonasi disebut juga
lagu kalimat. Membaca suatu teks apalagi teks berita, memerlukan ketepatan dan
kecermatan pada setiap kata dan kalimatnya. Kamu harus bisa mengatur volume
suara, memilih kata/kalimat mana yang disuarakan dengan penekanan, keras,
lemah, atau lembut.
b. Irama
Irama adalah ritme atau
gerakan tempo suara saat membacakan berita. Perhatikanlah pembacaan
kata/kalimat yang perlu diucapkan dengan irama naik, turun, atau datar sesuai
pemenggalan suku kata, kata, atau kalimat. Unsur penjedaan juga perlu kamu
perhatikan. Penjedaan, yaitu ketepatan dalam menghela atau menarik nafas
sehingga tidak memotong ucapan.
c. Artikulasi
Artikulasi yaitu proses
pembentukan bunyi (pengucapan kata). Kamu harus mengucapkan suatu kata secara
benar. Misalnya pengucapan /bebek/, /esok/, /emas/ sangat berbeda.
d. Lafal
Ucapkanlah lafal kata
yang benar, perhatikan unsur vokal yaitu [a, i, u, e, o, I, ny, ng], dan
sebagainya. Seorang pembaca berita sebisa mungkin menghindari unsur dialek.
Dialek adalah ciri khas ujaran yang dimiliki seseorang dalam suatu daerah dan
umum dipakai di daerah tertentu.
e. Volume suara
Volume adalah tingkat
kekuatan dan kenyaringan suara saat mengucapkan kata. Volume suara juga perlu
kamu perhatikan. Keras-lemahnya suara serta kenyaringan suara diukur oleh
pembaca berita. Pembacaan berita kamu tentu akan lebih baik jika kamu memerhatikan
unsur- unsur di atas.
-Penggunaan Intonasi
yang Tepat.
Intonasi merupakan
“lagu” dalam kalimat berita. Kita harus bisa memperhatikan naik turunnya lagu
kalimat yang sedang kita ucapkan sehingga tidak terkesan datar.
-Perhatikan Artikulasi.
Artikulasi merupakan
kejelasan dalam pelafalan kata-kata yang akan kita ucapkan.
-Volume Suara yang
Sesuai.
Sesuaikan volume suara
saat membacakan berita. Pastikan volume yang dikeluarkan tidak terlalu rendah
ataupun terlalu keras.
-Irama dalam Membaca
Berita.
Irama adalah kecepatan
dalam membaca berita. Irama yang baik dalam membaca berita tentu saja tidak
terkesan buru-buru, formal dan nyaman untuk didengarkan.
-Sikap Tubuh yang
Tegap.
Hal lain yang juga
perlu diperhatikan adalah sikap tubuh saat membacakan berita. Teknik membaca
berita dengan baik bisa dilakukan dengan menjaga postur tubuh tetap tegap
sehingga kita bisa terlihat profesional.
-Tatapan Mata.
Tatapan mata yang
netral dan fokus juga diperlukan supaya kita terlihat percaya diri. Memutar
mata, melirik atau gerakan mata lain selama membaca berita bisa menunjukkan
unsur ketidakpercayaan diri. Pastikan tatapan mata lurus ke penonton dan tajam.
-Sesuai Konteks.
Sesuaikan gaya
pembacaan berita dengan konteks atau tema acara. Jika berita tersebut adalah
berita formal, pastikan kita juga menggunakan gaya formal. Jika acara tersebut
santai, kita jangan terlalu kaku menggunakan bahasa baku.
-Tetap Tenang Saat Ada
Kesalaha Teknis.
Kesalahan teknis bisa
saja terjadi ketika melakukan pembacaan berita. Menjaga sikap tetap tenang dan
bisa mengalihkan perhatian dengan tetap stabil adalah kemampuan yang juga tak
kalah penting.
3.
Menyunting Berita
Menyunting berita
dalam sebuah surat kabar memegang peran yang sangat penting sekali. Baik dan
buruknya tampilan dari suatu surat kabar sangat ditentukan oleh keahlian
redakturnya dalam menyunting berita. Seorang redaktur yang kreatif tentunya
dapat membuat suatu surat kabar memiliki ciri khas tersendiri yang membedakann
surat kabar tersebut dari surat kabar lain, sehingga penyajian berita-beritanya
mendapat tanggapan yang positif dari para pembaca. Sebelum membahas mengenai
teknik-teknik menyunting berita, ada baiknya kita harus mengetahui
pengertian/definisi menyunting terlebih dahulu. Menurut KBBI (2009:1106),
menyunting adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyiapkan naskah siap cetak
atau siap terbit dengan memperhatikan segi sistematika penyajian, isi, dan
bahasa (menyangkut ejaan, diksi, dan struktur kalimat).
Setelah kita
mengetahui definisi dari menyunting, selanjutnya akan kami bahas mengenai
teknik-teknik menyunting berita:
A. Membaca ulang konsep dasar
teks/karangan/naskah dengan penuh ketelitian dan kehati-hatian.
B. Mengidentifikasi dan memperhatikan
kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam penggunaan bahasa, meliputi:
a. Kesalahan penggunaan kata baku dan
tidak baku
Penggunaan kata yang
tidak baku dalam suatu karangan dapat merusak kesempurnaan penyajian maksud dan
tujuan penulisan sekaligus mengukur kekayaan kosa kata seorang penulis. Oleh
karena itu, seorang editor/penyunting berita dapat menggunakan pedoman ataupun
kamus bahasa Indonesia revisi terbaru sebagai acuan. Contoh: kata akhli
seharusnya ditulis ahli, kata apotik seharusnya ditulis apotek, kata atlit
seharusnya ditulis atlet.
b. Kesalahan ejaan
Di bagian ini,
penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi penggunaan huruf kapital pada
judul, gelar seseorang, nama kota, penggunaan imbuhan, kata depan, lambang,
angka, dll.
c. Kesalahan tanda baca
Pada bagian ini,
penyuntingan yang dilakukan meliputi koreksi terhadap penggunaan
tanda baca seperti tanda titik (.), tanda koma (,), tanda seru (!), tanda tanya
(?), tanda titik dua ( : ),
tanda titik dua koma (;), dan tanda baca yang lain.
d. Kesalahan diksi atau pilihan
kata
Pada tahapan ini,
penyunting harus memperhatikan tingkat kesesuaian dan ketepatan pilihan kata
yang digunakan dalam kalimat. Biasanya penyunting dapat mengganti kata yang
tidak padu dengan kata lain yang dirasa lebih sesuai untuk digunakan.
e. Kesalahan struktur
Di bagian ini,
penyunting dapat memperhatikan keterpaduan, kelogisan, tingkat ambiguitas, dan
struktur kalimat teks karangan, apakah kalimat yang digunakan sudah sesuai
dengan aturan yang berlaku atau belum (dalam hal ini penempatan subjek,
predikat, objek, pelengkap, keterangan harus dipastikan tepat dan tidak
tertukar).
f. Kesalahan konjungsi atau kata hubung
Pada tahap ini,
penyunting harus benar-benar mengikuti alur cerita dalam sebuah teks/karangan
agar tidak salah dalam mengoreksi penggunaan konjungsi. Karangan/teks berita
yang padu pasti memiliki kata penghubung yang tepat.
C. Memperhatikan tata letak (layout)
tulisan/naskah yang meliputi penempatan posisi judul utama, judul tambahan, sub
judul, urutan penomoran, penempatan gambar atau grafik.
D. Memperhatikan indentasi, spasi, dan
tingkat kerapian antar kata, kalimat, maupun paragraph
E. Memperbaiki kesalahan teks atau
karangan yang telah diidentifikasi sebagaimana yang telah tersebut di atas
dengan cara menghapus, mengganti, atau menambah unsure-nsur bahasa dalam
tulisan.
F. Sebagai tahap finalisasi, seorang
penyunting dapat membaca ulang teks/karangan yang telah disunting sebelum
dipublikasikan ke khalayak ramai.
Susunan
Teks Berita
a. Piramida
terbalik merupakan bentuk penulisan berita yang memprioritaskan informasi
paling penting di bagian depan atau awal dan seterusnya ke hal yang kurang
penting. Bentuk susunan berita ini adalah bentuk yang paling banyak digunakan.
b. Bentuk
paralel merupakan bentuk penulisan berita di mana bagianm awal, tengah, dan
akhir memiliki bobot sama. Artinya seluruh bagian berita menginformasikan hal
yang penting.
c. Bentuk
kronologis bentuk penulisan berita yang memaparkan informasi secara berurutan
menurut proses waktu dan proses peristiwanya.