Protected by Copyscape

Sabtu, 30 Mei 2020

CERPEN


Tak Semanis Madu

Bagian 1

Ini adalah kisah cinta di masa lampau... cinta yang tak sempat terucapkan padanya... 

"Meira jangan menangis,  kamu harus semangat nak! "
"Meira,  sudahlah...kamu tidak boleh putus asa,  kamu harus semangat nak, ini namanya ujian nak,  sudahlah! "

kata-kata ibu yang selalu memberiku semangat.  Bagaimana tidak bersedih?  aku telah gagal masuk sekolah Negeri yang aku idolakan.  Aku kecewa dengan nilaiku yang diluar dugaan.  Dewi fortuna tak berpihak padaku.  Andre temanku yang memiliki kemampuan jauh dibandingkan aku,  nilainya sangat memuaskan! Aku bener-benar tidak terima dengan kenyataan itu!

***


Hari ini Ayahku mengantarkan aku untuk bersekolah disalah satu SMA swasta di Kotaku. Aku terpaksa harus bersekolah di sini daripada aku di berhentikan sekolah oleh orang tuaku.  
hhhm... benar-benar tidak menyenangkan! 

----------

"hay... kenalin,  aku Prita,  kamu siapa? " gadis berparasa cantik tapi sederhana menghampiriku dan menyodorkan tangan padaku. 
"oh iya,  aku Meira" 
ternyata masih ada orang yang baik seperti Prita yang mau menjadi sahabatku.

"Besok kita mulai MOS ya?  pokoknya kita harus semangat ya,  Meira"

"Hah...  gimana mau semangat, sekolah disini aja aku terpaksa, tapi tak ada pilihan lain"

"Halah..  ini mah biasa,  nanti aku yakin kamu bakalan seneng sekolah di sini! "

***

Hari pertama MOS....
Aku bener-bener tidak menikmati hari itu.  sungguh membosankan bagiku.  Selama MOS berlangsung pikiranku melayang-layang.  Aku berpikir bagaimana jika nanti teman-temanku tau aku sekolah di sini,  mekera pasti akan menertawakanku.  Aku terbilang pintar di kelas namun dikalahkan oleh Andre Temanku yang bodoh!  
Bagaimapun Prita menghiburkan aku tetap saja aku merasakan bosan.

Gubrak....

Tiba-tiba seorang lelaki jatuh di hadapanku,  tapi itu tak sedikit pun mengalihkan lamunanku!  
"Bantuin gue gong!!  eeh lu kok diem doang!" tiba-tiba dia menarik tanganku

"ehh sombong sekali kamu" 
"kenalin dong namaku Surya Pratama Harizmawan, cukup panggil aku Surya"

siapa yang tidak kesel,  setelah dia mengatakan aku sombong tiba-tiba minta kenalan. 

"Meira,  kamu kenapa sih?  itu lo kasian tangan orang kamu diemin dari tadi"

"eh iya...maaf, aku mau ke kantin dulu deh.  ayo Prita,  ikut aku! "

"kamu itu gimana sih,  ada cowok seganteng Surya kamu cuekin? ya Tuhan...  please dehh Meira! "

"Apaan sih...cowok sok kenal sok dekat gitu kamu puji-puji"

***


Hari kedua MOS... 
Aku harus kembali bertemu dengan Surya cowok ngeselin dan SKSD.  Emang sih kalau masalah tampang,  Surya ini gak jelek-jelek amat,  penampilannya keren. Tapi sangat menyebalkan.

"Meira,  selamat pagi, kamu cantik banget deh hari ini"
"Apaan sih,  pengen aku tabok aja,  tau rasa lu"
"Halaahh...  jangan begitu Meira,  apa salahnya sih aku tu jadi temenmu? "

tiba-tiba seorang lelaki lewat di depanku, dia menatapku tajam,  hatiku berdebar,  rasanya jantung ini mau copot!  semakin mendekat... dan semakin mendekat,  aku pikir dia akan menghampiriku,  tapi ternyata dia memanggil Surya yang ngeselin. 

"Dari tadi lu gua cariin,  ternyta lo di sini, ngapain lo di sini,  acara udah mau mulai tuh! "

"eh Don,  kenalin nih temen baru gue,  Meira"

Jantungku semakin berdebar kencang, tangannya begitu halus  dan suaranya begitu lembut dengan mengatakan Doni Diputra.  Aku gugup, tak pernah aku merasakan hal seperti ini sebulumnya, mungkin ini yang namanya cinta pada pandangan pertama.

***


Hari ketiga MOS... 
"Meira,  kamu tumben semangat banget hari ini ke sekolah?  waahh..  ada apaan ini?"

"Kan kamu bilang aku harus semangat sekolah,  kamu ini gimana sih, diem salah,  trus udah berubah juga salah"

"iyaa deh iya...  yuk cepetan, acara udah mau mulai"

-----------

Mataku melihat sekeliling,  berharap hari ini aku bertemu Doni.  
"Meira,  aku boleh duduk di sini? " aku mendengar suara itu,  dan sumpaaah... aku tidak bisa berkata apa-apa,  mulutku terasa terkunci.

"ehh..  hhmm iii...iiya..  boo.. booo.. boleh"
"Santai dong Meira, jangan gugup gitu ah"
"iya Don"
"Kok kamu sendirian aja,  temenmu mana? "
"Prita?  oh tadi sih dia sama aku,  gak tau deh dia kemana,  mungkin lagi sibuk tuh tebar pesona sama yang lain"
"Ya udah biar aku yang temenin kamu di sini"

---------

"Yaelah Meira,  kamu berduaan aja sama Doni"
"Kamu kemana aja sih,  kebiasaan deh kamu ninggalin aku terus"
"Aahh kamu kayak gak tau aku aja,  hehehe"
"Dasar kamu"
"ehh Meira,  kantin yuk? aku traktir deh, Prita kamu boleh ikut kok."
"Bener ya kamu traktir aku...  kalo gini terus mah aku seneng nih,,  ayo ahh buruan! "

***


Hari terahir MOS... 
Aku bener-bener semangat untuk ke sekolah,  kenapa tidak? Doni adalah alasannya.  Hari ini adalah pembagian kelas,  dan ternyata kami berempat sekelas.  Rasa seneng,  bahagia campur aduk jadi satu,  karna aku akan selalu bisa deket dengan Doni.

"Meira,  aku gak nyangka kita sekelas ya,aku seneng deh"
"Aku sih biasa aja"

sikapku yang selau jutek pada Surya,  tapi itu tak membuatnya menyerah untuk selalu berusaha mendekatiku. 

"Meira,  aku seneng deh bisa sekelas sama kamu,  jadi kita makin akrab nih"
"Iya Don,  aku juga"
"Semoga hari-hari kita menyenangkan ya"

Hari semakin berlalu,  hubunganku dengan Doni,  semakin hari semakin dekat.  Aku yang selalu baper dengan kata-katanya yang membuat aku melayang-layang. 

"Meira,  aku seneng deh, ternyata aku bisa mengenal gadis secantik kamu,  dan sebaik kamu"
"hhmm..  aku juga,  Don.  Hari-hariku sangat menyenangkan semenjak aku mengenalmu"
"Aku harap kita bisa selalu bersama ya" 
Doni memegang tanganku dan menatapku,  sumpah.. ini pertama kalinya aku disentuh oleh seorang lelaki. Aku tak berani menatapnya,  aka hanya menunduk,  rasa bahagia yang amat mendalam aku rasakan.  Hidupku penuh dengan warna,  Doni mampu meberikan goresan warna warni dalam hidupku.


*****


"Meira,  bengong aja kamu.  Doni mana?  Tumben gak sama kamu"
"Iidiih kebiasaan ya kamu,  pergi sana..  gangguin aja!"
"Meira, aku mau nanya deh sama kamu,  kamu suka ya smaa Doni? "
"Apaan sih kamu,  kepo deh"
"Lah,  bukan kepo aku sebagai temanmu,  Surya Pratama peduli sama kamu! eeh Meira,  kalo boleh nih aku saranin,  mendingan nih kamu jauhin tu Doni! 
"Halah...  bilang aja kamu gak suka kan liat aku deket Doni kan? "
" Bukan gitu Meira,  aku tuh...  ahh sudahlah, terserah kamu aja, nanti juga kamu sadar kok"

Hmmm... 
Doni tiba-tiba sudah di hadapanku! tiba-tiba suasana jadi hening.

"Wooiii...  kalian ngapain nih pada diem-dieman begini? "

tiba-tiba Prita datang.. 
"Eh Surya kamu ngapain gangguin mereka Berdua?  udahlah Sur,  kasilah mereka berduaan..  lu kayak gak pernha jatuh cinta ajah! "
"Udah aahh.. Ta,  temenin gue kantin yuk,  gue laper!"

Muka Surya terlihat begitu kesel hari itu,  dia meninggalkanku begitu saja dengan Doni. 
semenjak kejadian itu,  dia tidak pernah menggangguku lagi. Terkadang aku merasa kangen dengan ocehan dan kekonyolannya.  Sudah begitu lama ia tak pernah mengangguku. Sikap Surya mulai berubah kepadaku,  rasanya aneh saja,  dulu yang begitu sering mengejekku,  menggangguku dan kini tak ada lagi, anehh...

****


Hari-hari semakin berlalu, hingga akhirnya aku tau bahwa Doni tidak mencintaiku. Dia hanya menganggapku hanya sebagai sahabat dekat,  tidak lebih.  Doni ternyata telah memiliki seorang kekasih. 

"Doni...." panggilku dengan nada sedikit kecewa
"Ehh Meira,  kamu ngapain disini? ohh iya kenalin,  ini pacar aku,  Sintia."
"Halo,  aku Sintia pacarnya Doni"
"Aku Meira,  temen Doni,  dan ini temenku Prita"
" Ya udah deh Don aku ke sana dulu"

Hatiku bener-bener hancur.  Ternyata selama ini cintaku bertepuk sebelah tangan. Untuk apa selama ini dia mendekatiku kalau hanya untuk menyakiti hatiku? 
Prita sahabatku yang paling mengerti keadaanku berusaha untuk menenangkanku saat itu.

"Meira udahlah,  jangan menangis,  ini bukan untuk ditangisi,  lo harusnya bersyukur, lo jadi tau sekarang bahwa Doni bukanlah orang yang tepat buat lo,  masih banyak orang yang akan peduli sama kamu."
"Ta,  gimana aku gak sedih,  rasanya separuh jiwaku hilang,  warna yang begitu indah tiba berubah jadi abu-abu... sakit rasanya tau gak sih!!!"

semenjak kejadian itu,  aku mulai manjauhi Doni,  dan hal ini membuat Doni jadi bingung dengan sikapku.

"Hey...  kamu kenapa jauhin aku? "
"Kamu jahat,  kenapa kamu tidak pernah bilang padaku kalo kamu udah punya pacar? kamu jahaat Don,  kamu jaahaat!!!! "
"Meira,  maafkan aku,  jujur aku nyaman denganmu, bukan maksudku bohongin kamu. Aku takut ketika aku jujur aku kehilangan kamu,  aku gak mau, Ra.  Tapi aku juga gak mau menyakiti hati Sintia, makanya aku lebih baik diam, dan memilih untuk menyembunyikannya dari kamu"

Aku pergi meninggalkan Doni, dia mengejarku tapi aku mendorongnya dengan keras sehingga dia terjatuh.  
Hari-hariku kembali berubah,  seperti waktu pertama kali aku masuk sekolah.

"Hey... kok murung?  kamu pasti kangen ya sama aku?  hahahhaaa.... "
"Apaan sih lo Surya.. gangguin deh,,  gue tabok baru tau rasa lo! "
"Eiiit jangan galak-galak gitu dong.. Meira kamu tau gak bedanya kamu sama harimau?? "
"apa? "
"kalo harimau galaknya bisa membunuh orang tapi kalo kamu bisa menusuk hatiku.. hahahahaa"
"Apaan siih, Surya!!!!! "

----

Aku tau kalau surya suka sama aku, aku tau itu dari sahabatku Prita.  Tapi aku tidak bisa mencintainya,  aku menganggap dia hanya seorang sahabat tidak lebih.  Memang selama hubunganku renggang dengan Doni,  Suryalah orang yang selalu berusaha membuat aku tersenyum. Dia baik,  dia selalu ada untukku,  dengan ulahnya yang begitu konyol.

****


Tapi aku belum mencintainya,  aku masih menganggap Surya adalah sahabatku.  Disaat Surya sudah mulai bisa membuatku bahagia lagi, aku kembali dipertemukan dengan seorang lelaki,  yaitu kakak kelasku sendiri.  Dia adalah salah satu anggota OSIS yang aku tau selama ini sangat baik.  Kak Dinata,  pria tinggi dengan perawakan kurus,  beda dengan Surya yang sedikit gemuk. Dan aku kini dekat dengan Kak Dinata.

"Dik,  tau gak?  kakak dari pertama kali lihat kamu,  kakak udah suka sama kamu.  kamu itu beda dengan cewek lainnya"

"Ciiee kakak ngefans ya sama aku?  hahahhaa.. "
"Yaelaah kamu ini ada-ada aja Dik,  hahahaha"



Pertemuan Tak Terduga

Bagian 2

Sikap Surya kembali biasa saja ke aku, setelah dia tau aku dekat dengan Kak Dinata. Entah kenapa saat ini aku merindukannya. Hari-hariku terasa sepi ketika clotehan itu tak ada lagi. Apakah aku merindukan Surya???

"Dik, kamu kok bengong? hayooo mikirin apaan?? "
"eehh maaf kak, cuma mikirin tugas doang kok, aku baru inget kalo ada PR yang lupa aku kerjakan"
"Kamu yakin, Dik? "
"Iya kak, aku gak apa-apa kok! "

Hari silih berganti, tapi entah kenapa aku tidak merasakan kenyamanan pada Kak Dinata. Padahal ia selalu berusa membuatku bahagia. Aku tak bisa mencintai Kak Dinata, tapi aku merasa kasian kepadanya karna dia terlalu baik untukku. Aku terpaksa menerima cintanya karena rasa kasian. Di pikiranku hanyalah Surya dan Surya. Entah beberapa hari ini dia menghilang, tidak ada yang tau pasti keberadaanya.

"Sayang.."
kata itu menyadarkanku dari lamunanku. Aku melihat cinta yang tulus dari mata Kak Dinata. Tapi aku tak sanggup membohonginya semakin lama. Aku terperangkan dalam sebuah kata cinta. Walaupun aku berusaha sekuat tenagaku untuk mencintainya, aku tak mampu. Karena dipikiranku hanyalah Surya.

"Akhir-akhir ini kakak liat kamu diem-diem aja, kakak ada salah ya sama kamu? "
"Enggak kok kak, aku gak kenapa-kenapa. aku cuma mikir, kakak itu terlalu baik untuk Aku. Aku beruntung memiliki kakak. "

aku terpkasa harus berbohong pada Kak Dinata, aku tak sanggup jujur padanya. Semakin lama aku semakin tersiksa dengan keadaan ini.

"Kak, aku mau ngomong dong"
"Kenapa Meira sayang? "
tatapan itu penuh dengan harapan, aku semakin tidak tega padanya. Tapi aku harus jujur karna aku tidak mau membuatnya semakin terluka karenaku.

"Kak, maaf aku selama ini sudah bohong sama kakak, aku tau setelah ini kakak akan sangat marah padaku bahkan membenciku. Tapi semakin aku mencoba semakin aku tak sanggup kak"
"Kenapa sayang? Kakak semakim tidak paham maksudmu! "
"Maaf kak, hubungan kita cukup sampai di sini saja! Maaf kak! "
"tapi.... "
"Kak, aku tau kakak akan terluka, tapi aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Ini masalah hati dan perasaan dan hatiku telah memilih pria lain kak. "
"Aku gak tau harus bilang apa lagi ke kamu Dik, yang aku tau hatiku bener-bener hancur sekarang. "
"Aku yakin kakak akan menemukan wanita yang jauh lebih baik dari aku kak. Kakak terlalu baik untuk aku, aku tak sanggup bohongin kakak lama-lama"
"Aku ngerti dik, hati tak bisa dipaksakan. Aku berharap kamu bahagia dengan lelaki yang kamu cintai ya dik"

***


Setelah itu aku dan Kak Dinata masih tetap sebagai kakak adik. Aku kembali merasakan kebosanan yang luar biasa. Tidak ada semangat yang nampak di wajahku. 
"Lo galau mulu, gak asik ah! "
"ya mau gimana lagi, lo kan tau hoby gue cuma melamun"
"Alah lamunan lo tu gak ada habisnya ya, apaan sih yang lo pikirin, gak bosen apa? "
"Kamu itu kepo Prita! Udah aahh kita ke kelas yuk! "

-------------

"Ya elah, males banget gue ketemu lo, hahahaha"
"Surya!!!!!! Kamu kemana aja, tumben nongol di hadapan gue?? "
"Hahahaha nah kalo begimi ceritanya, kamu pasti kangen nih sama aku! ternyata ada juga yang kangen sama aku!
"Eehh.. gak usah ke GR-an deh jadi orang, siapa juga yang kangen lo, jijik gua! "
"huuhh"

Entah dari mana rasa bahagia ini muncul, yang jelas aku merasakan hidupku cerah kembali. Tanpa aku sadari kalau aku ternyata jatuh cinta pada Surya. Aku membagi kebahagiaanku ini pada sahabatku Prita. Prita sangat mendukung aku karena dia tau bahwa kami saling mencintai. Kini aku dan Surya hampir tiap hari selalu bersama. Berangkat bareng, istirahat bareng dan pulangpun bareng. Walaupun kami tak pernah bisa akur tapi aku bahagia. Kami menyembunyikan perasaan kami satu sama lain. Gengsi diantara kami begitu besar.

***


Sekolahku akan mengadakan kemah Pramuka di luar kota. Aku, Prita dan Surya terpilih untuk mengikuti kemah tersebut untuk mewakili sekolahku. Bukan hanya sekedar kemah biasa tapi ini adalah sebuah perlombaan yang di ikuti oleh sekolah-sekolah lainnya. Berbagai persiapan kami lakukan di sekolah, hingga akhirnya aku jatuh sakit Karena terlalu capek. Aku terlalu memporsir tenagaku untuk kegiatan itu. Akhirnya orang tuaku tak mengizinkanku untuk ikut kemah tersebut. 
Aku sedih karena aku tak bisa ikut kemah, selain itu hal yang paling membuatku sedih yaitu aku tak bisa ketemu surya selama sepuluh hari.

dingdong... 
Prita datang menjengukku dan membawa sebuah surat dari Surya, karena memang di zamanku Handphone belum begitu menjamur.

"iiihh kamu ngapain sih sakit? makanya jaga kondisi dong, kan gue jadi kangen gak bisa ejek lo, hehee... cepet sembuh ya Meira, ingat jaga kondisi, inget minum obat, inget makan, tunggu aku di sekolah.. janji??

Surya...

Pertama kali aku merasakan perhatian Surya, walaupun sederhana tapi bagiku penuh dengan makna. 
Selang dua hari, kondisiku mulai membaik. Namun, ayahku membawa kabar buruk bagiku. Ayahku dipindah tugaskan keluar kota, dan aku harus ikut ayah pindah ke sana. Sungguh perkataan ayah merobek-robek hatiku! Ingin rasanya aku teriak sekencang-kencangnya! Aku mengurung diriku dikamar, ayah dan ibu berusaha menenangkan aku. Ini adalah takdir yang harus aku lalui. Aku tak menyangka bahwa hari itu adalah pertemuan terahirku dengan Surya. Aku kehilangan segalanya, sahabatku Prita dan cintaku Surya. 
Aku bingung, bagaimana cara aku mengabari Surya tentang ini dan sahabatku Prita. Seharusnya aku senang mendengar kabar dari ayahku karena di sekolah yang baru aku akan kembali berkumpul dengan teman-teman lamaku tapi hati ini tak dapat berbohong, aku tak sanggup menjalani semua ini.

***


Setahun sudah perpisahanku dengan Surya. Kisah cintaku tak sempat kusampaikan pada Surya begitu sebaliknya. Aku mendengar dari sahabatku Prita, bahwa setelah dia tau aku pindah sekolah, Surya selalu murung di kelas. Surya tak seceria dulu. sebenarnya aku sedih mendengarnya, tapi ini adalah jalan yang harus di lalui, aku percaya jika dia memang jodohku, suatu saat tuhan akan mempertemukanku di lain hari. 
Dan aku sekarang lebih sering menghabiskan waktuku untuk duduk di tepi pantai, menikmati senja yang begitu indah. Karena dengan cara ini aku bisa sedikit mengurangi rasa rinduku padanya. 
Aku selalu berharap, bahwa suatu saat aku akan bertemu dengannya lagi, tapi itu hanya sebuah ilusi belaka. Tak seperti senja yang kehadirannya selalu bisa di nanti, tapi Surya? hhm.. mungkin hanya sebuah mimpi. 

"Meira, kamu penghianat!"

suara yang tak asing lagi di telingaku,apakah aku bermimpi? benar saja itu adalah suara Surya.

"Surya!!!! "

"Kamu tega ninggalin aku, kamu jahat! aku benci kamu Meira"
"Surya maafin aku, aku tak bermaksud apa-apa! "
"Kamu tega membiarkan aku mencarimu berhari-hari, bahkan berbulan-bulan, kamu jahat Meira!"
"Aku minta maaf surya!"

karena yang aku tau saat itu hanyalah kata maaf, Hati Surya terlalu sakit, hingga sulit untuk memaafkan aku.

Surya pergi meninggalkanku sendiri. Aku tak bisa menyalahkan Surya begitu saja, dan aku juga tak bisa menyalahkan keadaan. Semua ini adalah salahku, salahku yang tak pernah mau jujur dari awal bahwa aku juga mencintai Surya. Gengsi yang begitu besar kini membuat aku tersiksa dalam batin. 
Ternyata kisah cintaku tak semanis madu dan aku sadar bahwa cinta tak harus memiliki, walaupun tak sempat aku ungkapkan rasa ini pada Surya tapi setidaknya aku bahagia melihat dia bahagia. Hidup itu tak hanya tentang indahnya saja tapi hidup itu adalah sebuah cobaan yang harus di lalui menuju kedewasaan hidup. 


*****


terahir kali aku mendengar bahwa Surya telah menikah dengan sahabatku. Ini adalah kisah cinta di masa lampau. 


The end



Cerita ini aku persembahkan untuk seseorang yang selalu ada saat suka maupun duka. Dialah orang yang selalu menginspirasiku…

Orang yang selalu mengerti akan semua cerita keluh kesahku…

 


Cinta Tak Burujung

Namaku Dea, aku kini tengah menempuh pendidikan di salah satu SMK Swasta di kotaku, aku tinggal bersama orang tuaku. Aku termasuk anak yang baik dan pintar di sekolahku, selain itu aku juga termasuk anak yang cantik dan manis, gitu sih kata teman-temanku. Aku mempunyai seorang sahabat yang bernama Rani, aku sudah bersahabat sejak aku duduk di bangku SMP. Rani adalah sosok sahabat yang baik, dia selalu mau mendengarkan keluh kesahku apalagi kalau urusan dengan cowok luar biasa responnya, yahh… begitulah sahabatku.

Hari itu kedua bola mata ku masih menatap hujan dari jendela kelasku, yang memang kini giliran saat musim hujan beraksi, setelah musim panas yang berlalu dengan sendirinya. Entah apa yang ada di pikiranku sekarang, entah apa yang menghalangi pendengaranku, aku terkejut ketika sahabatku memanggilku.

“Dea.. De…Deaaaa!”

“Hah? Eh iyaaa? Kenapa?” sahutku setelah Rani memanggilku bekali-kali.

“Lo kenapa?” Tanya Rani memastikan.

“Gak kok, gua fine-fine aja hehehe.” jelasku seperti sedang menyembunyikan sesuatu.

“Kantin yuk!” ajak Rani mengalihkan topik pembicaraan seolah tidak peduli denganku.

“Gak aah, gua lagi males.” jawabku dengan ekspresi datar

“Ya udah, gua cabut dulu ya.” jawab Rani kemudian yang seakan sudah tau tentang apa yang terjadi dengan sahabatnya dan sekaligus mengakhiri pembicaraan.

Rani mulai menginggalkan ruang kelas karena sudah waktunya istirahat. Sementara itu, Dea, melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat tertunda. Matanya kembali tertuju pada hujan yang masih juga turun dengan derasnya. melihat hujan yang seakan juga sedang melihatku. Memperhatikan setiap langkah kilatnya, berharap sang hujan mengetahui arah tujuan hatiku juga mendengar raungan hatiku. menyaksikannya dengan penuh kepekaan, seolah hujan itu mengerti tentang apa yang aku rasakan dan mengetahui persis tentang apa yang terjadi pada diriku. Suara gemuruh sebagai ciri khas pembawaannya, seolah sedang berbisik dengan batinku. Meski lalu lalang anak-anak yang mulai bertebaran menghalangi pemandnagan yang sedang asik aku tonton, aku tak peduli. Sampai pada akhirnya bel pun menyadarkanku dari lamunan itu sekaligus sebagai tanda bahwa jam istirahat telah usai.

Selang beberapa  menit kemudian, Ibu Vega, guru piket pada hari selasa datang memberikan tugas mencatat. Beliau menyampaikan, bahwa Ibu Yesi, guru matematika tidak bisa mengajar karena beliau sedang sakit. Tentu hal ini menjadi kabar gembira bagi anak-anak yang tidak menyukai pelajaran matematika.

“Dea, gua duduk di sini ya?” suara sosok yang selama ini ada dalam pikiranku, kini terlintas jelas dalam otakku bahkan dalam jangkauan pengelihatanku, sebut saja Ari.

“Oh iya, duduk aja”. sahutku dengan nada yang masih terasa kaget dan terkesan agak salting gitu.

“Eh, Dea temen sebangku lo kemana?” sambung ari kemudian membuka pembicaraan.

“Hah, Eh siapa? Fika? Hmm… gua kurang tau, Ri.” sahutku ngasal. Padahal sebenarnya aku tahu alasan temanku Fika tidak masuk kerena sedang ada acara nikahan kluarganya.

“Lo kenapa, Dea? kok kayak orang gugup gitu? Lo sakit? Apa lagi ada masalah?”  kata Ari yang sontak membuat aku shock dan terlebih GR.

“Eh gak kok, Ri. Sorry, gua lagi gak konsen nih.” jawabku.

“Oh ya udah, lo kalo ada masalah cerita aja ke gua, siapa tau gua bisa bantu.” kata Ari dengan memberikan setitik senyum maut di wajahnya itu dan ini membuatku menaruh harapan lebih ke Ari.



“hmmm… Thanks, Ri!” jawabku singkat. Mulutku seolah terkunci, blank! sampai aku tak tau apa yang harus aku sampaikan lagi. Detak jantungku beroprasi lebih cepat dari biasanya.  

Jam pelajaranpun telah berakhir. Aku dan Rani berjalan bersamaan tiba-tiba Ari lewat di depanku sambil tersenyum padaku sontak aku terkaget dan salting. Rani pun heran melihat tingkahku dan akupun menceritakan semuanya kepada Rani bahwa selama ini aku memendam rasa kepada Ari.

Hari demi hari telah berjalan, aku masih memendam rasa itu terhadap Ari, aku berpikir bahwa mungkin aku akan menjadi penggemar rahasia Ari. hari-hariku lewati penuh dengan lamunan dan hayalan.

“Dea?” suara itu terdengar lagi ditelingaku, aku bener-benar kaget melihat sosok Ari di hadapanku.

“Hah? ehh iya, Ari, ada apa?” jawabku dengan gugup

“Gua boleh duduk di sini?” kata Ari sambil tersenyum kepadaku

“iii..iiya boleh” jawabku dengan sangat gugup. Ari memegang tanganku itu membuat seketika tangaku menjadi dingin, tubuhku penuh keringetan dan detak jantungku berpacu sangat cepat. Pikiranku kacau entah apa yang aku rasakan saat itu, benar-benar blank! rasanya mau pingsan begitu saja.

“Dea, gua gak tau harus bilang apa ke lo, yang gua tau pikiran gua penuh dibayang-bayangi dengan sosok lo Dea, mungkin ini yang namanya cinta…setelah gua pikirkan lagi ternyata gua jautuh cinta sama elo, Dea” ungkap Ari dengan tatapan tajam ke mataku.

Sumpah badanku benar-benar terasa kaku, dan mulutku tak mampu mengucapkan sepatah katapun, aku tak percaya kalau Ari mengatakan hal ini padaku, sampai aku bertanya-tanya pada diriku apakah ini mimpi? Dan benar saja ini adalah kenyataan yang sedang aku hadapi, hal yang salama ini aku tunggu-tunggu terjadi.

“yaaa Tuhan apa yang harus aku katakan?” gumanku dalam hati dan ari melanjutkan pembicraannya.

“Dea, gua tau lo pasti bingung kan, lo pasti kaget kan? Gua juga lebih bingung dengan perasaan gua, semakin hari semakin besar rasa cinta gua ke elo, Dea. Gua bener-bener jatuh cinta ke elo. Lo mau kan jadi pacar gua?” kata Ari sambil menatap mata gua dengan penuh harapan.

 “iii..ii.. iiya..iya Ari” kataku reflex dari mulutku karena aku tidak tau lagi harus mengatakan apa, dipikiranku hanya ada kata iya. 

Sejak saat itu kita telah resmi pacaran. Hari itu mungkin adalah hari yang sangat bersejarah bagi kami. Kami pun pulang bersama-sama, dalam perjalanan pulang banyak hal yang kami ceritakan berdua dan kami sepakat bahwa hubungan ini kami jalani secara diam-diam. Tidak ada satupun teman-temanku yang mengetahui hal ini kecuali sahabatku sendiri, Rani.

Hari demi hari telah kami lewati bersama, suka maupun duka telah kami lewati bersama. Aku sangat bahagia ibarat sebuah taman bunga yang bunganya telah mekar semua begitulah yang aku rasakan saat itu, penuh dengan warna kehidupan.

Aku pernah bermimpi bahwa Ari akan meninggalkan aku, di mimpi itu terlihat jelas bahwa Ari sedang bersama seorang wanita lain, tapi aku yakin bahwa Ari tidak akan pernah meninggalkanku karna kami tekah berjanji bahwa kami akan saling menjaga dan saling percaya satu sama lain.

Hingga akhirnya tahun ajaran baru telah tiba, aku dan Ari merupakan salah satu anggota Osis kami menjalakan tugas kami sebagai seorang osis yaitu menjadi pendamping saat masa orientasi siswa atau orang sring menyebutnya dengan bahasa keren yaitu MOS. Saat itu ada salah satu adik kelasku, Ratna begitu sapaanya. Dia adalah adik kelas yang dekat denganku itupun awalnya gara-gara aku sering membantu dia, cuma hal kecil sih hanya sekedar sering mengantar ke kantin. Diantara osis aku sih rasanya yang paling baik, semenjak saat itu kami dekat dan saling tukaran nomor telepon, kami sering chat, sering bareng dan sebagainya.

 “Kak, sini deh, Ratna mau cerita sama kakak” kata Ratna dengan muka yang bergembira seperti sedang dimabuk cinta.

“Kenapa, dik?” jawabku bertanya-tanya

“Kak, adik mau bilang sesuatu sama kakak, tapi kakak janji ya jangan bilang ke siapa-siapa?” kata ratna dengan sangat semangat

“Iya, dik ceritakan saja sama kakak, siapa tau setelah mendengar adik cerita kakak bisa ikut merasakan kebahagiaan adik” kataku dengan penuh rasa penasaran

“Kak Ari itu ganteng ya, Kak?” kata Ari dengan muka manja

“Haaahhh…????” kataku kaget

“iiihh… kakak kenapa sih kok kaget gitu? Kakak gak kenapa-kenapa kan?”

“ee… ee.. enggak dik, kakak gak kenapa-kenapa?” kataku dengan sangat lemas dan saat itu sahabatku Rani mengelus-elus pundakku.

“Kak, adik mau jujur, sejak pertama kali bertemu adik jatuh cinta sama kak Ari, serius kak, entah karna apa tapi itu yang adik rasain kak, adik udah gak kuat nahan rasa ini kak, kakak setuju kan kalau adik jadian sama kak Ari?” kata Ratna dengan penuh harapan, berharap dia mendapatkan jawaban dariku.

Aku terdiam, aku sangat kaget dengan kata-kata itu, aku tidak bisa berpikir sama sekali, yang aku tau hatiku sangat rapuh saat itu, jujur aku sangat cemburu, ingin rasanya saat itu aku katakan pada Ratna bahwa akulah pacarnya Ari tapi aku tidak mau menyakti perasaan Ratna yang saat itu aku lihat wajahnya sangat bahagia, dan di matanya aku melihat cinta yang tulus terpancar dari bola matanya. Aku menyadari ini salahku, salahku yang tidak mau jujur dari awal kepada semua teman-temanku termasuk ratna bahwa akulah pacarnya Ari, wajar Ratna tidak mengetahui hal itu.

“Kak, kok diem sih?” Tanya Ratna heran

“Enggak, dik kakak seneng kok adik bisa jadian sama kak Ari, semoga adik cepet jadian ya” kataku dengan sangat terpaksa padahal hatiku saat itu sedang hancur berkeping-keping.

“iya kak maksi ya doanya, dan adik yakin kalau adik akan segera bisa jadian, segera mungkin adik akan ungkapkan hal ini ke kak Ari” sambung Ratna dengan penuh keyakinan.

Rani mengalihkan pembicaraanku saat itu, karna dia tau dan paham betul dengan apa yang aku rasakan saat itu. Tak kuasa air mataku menetes karna rasa cintaku kepada Ari terlalu besar, aku tak sanggup mendengar kenyataan itu dan aku tak sanggup kehilangan Ari. Saat itu Ari melihatku menangis tapi dia tidak menghampiri ku karna saat itu Ari sedang sibuk mempersiapkan lomba karna Ari akan mengikuti sebuah perlombaan. Aku benar-benar rapuh saat itu, Rani sahabatku, terus memberiku semangat dan dia berusaha menghentikan tangisku tapi tak bisa karna yang aku rasakan benar-benar membuat hatiku hancur.

Bel pulangpun berbunyi, semua anak-anak berhamburan pulang, aku dan Rani berjalan menuju gerbang sekolah, Ari menghampiriku saat itu dan memegang tanganku, refleks aku melepaskannya karna aku tak mau ada mengetahuinya tertama Ratna.

“Dea, lo kenapa? Gua ngeliat lo nangis tadi, gua khawatir sama elo” dengan muka yang penuh dengan tanya.

“Gua enggak kenapa-kenapa, Ari tadi kepalaku cuma sakit doang kok, gak usah khawatir aku baik-baik saja. Udah kamu pulang gih, kan besok mau lomba” kataku pada Ari berusaha menyembunyikan segalanya dari Ari dan kemudian pergi meninggalkan Ari begitu saja. Dia berusaha mengejarku tapi aku berusaha meyakinkannya bahwa aku sedang baik-baik saja.

Aku tau Ari sangat menyayangiku, dia sangat khawatir dengan keadaanku, tapi aku belum siap mengatakan hal itu pada Ari terlebih aku tak ingin menyakiti perasaan Ratna. Sejak saat itu aku mulai menghindari Ari walaupun sebenarnya aku sangat sakit dan tak kuat menghadapi ini setiap hari apalgi Ari teman sekelasku namun aku tak punya pilihan lain lagi. Aku mulai kembali pada lamunanku, karna itulah hal yang sangat mengasikkan bagiku. Dengan cara itu aku bisa mulai melupakan semua msalah yang sedang terjadi. Tentu hal itu membuat sahabatku sangat khawatir dengan keadaanku yang sekarang terlebih Ari yang setiap hari selalu bertanya aku kenapa. Jujur sebenarnya aku tak sanggup berbuat ini pada Ari tapi inilah jalan satu-satunya agar aku bisa membahagiakan Ratna.

“Dea, gua gak sanggup ngeliat lo kayk gini, kenapa lo gak mau jujur ke Ratna bahwa lo itu pacarnya, mau sampai kapan lo menyakiti diri lo, jujur gua gak tega ngeliat lo seperti ini dan gua juga kasian ngeliat Ari yang setiap hari bersedih ngeliat lo kayak gini” kata Rani yang saat itu paham betul dengan perasan ku.

Aku cuma terdiam karna aku tak ingin mengeluarkan sepatah katapun. Aku membayangkan bagaimana nanti ketika aku tak bersama Ari lagi, apakah aku sanggup menjalani hal ini sendiri dan aku akan kembali pada hobiku yang dulu yaitu menghayalkan hal-hal yang tak pasti. Saat itu juga aku membuat keputusan, keputusan yang sangat berat dalam hidupku. Malam itu aku mengajak Ari pergi ke sebuah rumah makan tentunya dia sangat senang, namun dia tak tau akan hal yang sebenarnya ingin aku katakana.

“Tumben lo ngajakin gua ke tempat ini, gua seneng banget, Dea” sambil memegang tanganku dan terpancar jelas dimukanya penuh dengan kebahagiaan.

“Sebenarnya ada hal penting yang ingin gua sampein ke lo, gua…gua.. gua mau putus!” dengan berat hati aku menyampaikan hal itu.

“Apa?????” jawab Ari kaget

“Iya gua mau putus, gua harap lo ngerti dengan keputusan gua, gua terpsaksa ngelakuin hal ini”

“Tapi kenapa, Dea kenapa?” kata Ari dengan penuh tanya

 “Maaf Ari gua terpaksa, gua gak mau nyakitin, Ratna” jelasku dan air mataku mulai menetes karna tak kuasa menahan rasa sakit yang aku rasa, jujur aku tak sanggup untuk mengatakan hal itu.

“Apa maksud lo?” tanya Ari dengan memegang tanganku semakin erat

“Ratna mencintai elo dan cintanya ke elo sangat tulus, jujur gua sangat cemburu tapi gua gak mau nyakitin perasan dia, lo akan sangat beruntung mendapatkan wanita yang lebih bisa membahagiakan lo. Ari Gua mohon jangan sakitin Ratna, gua udah anggap dia seperti adik kandung gua, jika lo nyakitin Ratna maka lo sama saja seperti nyakitin gua” jelasku dengan tegar

“Tapi Dea, gua enggak cinta ke dia, cinta gua hanya ke elo dan…”

“Ssttt…gua harap elo ngerti Ri, tolong lo bahagiakan dia, ini salah gua yang enggk pernah ngizinin elo buat mengakui gua sebagai pacar lo salama ini ke temen-temen. Wajar dia mencintai lo Ri, karna yang dia tau lo bukan milik siapa-siapa. Gua harap lo ngerti dengan keputusan gua.” jelasku dengan berusaha meyakinkam hati Ari.

Tentu hal itu membuat Ari semakin tidak terima dengan perkataanku, refleks dia memeluk aku dengan erat. Jujur aku seneng sekali dan aku merasa sangat nyaman dipelukannya, aku bisa merasakan setiap hembusan nafasnya dan detak jantungnya. Rasanya tak ingin aku melepaskan pelukan itu tapi aku terpaksa harus melepaskan tangan Ari.

“Ari, gua yakin lo pasti bisa tanpa gua, dan gua mau elo bahagia. Cinta itu tidak harus memiliki Ari, Ratna lebih mencintai elo” jelasku kembali tapi aku melihat pada mata Ari yang mulai berkaca-kaca.

“Dea, lo egois, gua gak cinta sama Ratna, kita bisa jelasin sama-sama ke dia” kata Ari sambil memohon-mohon kepadaku

“Enggk Ri, enggak gua gak mau nyakitin Ratna, berapa kali gua harus jelasin ke elo. Sekarang terserah elo mau bilang gua egois, karna mulai hari ini kita sudah tidak ada hubungan apa-apa. Maaf!” jelasku kembali dan pergi ninggalin Ari

“Dea… dea… dea…!”

Sejak kejadian itu Ari bukanlah siapa-siapa aku lagi dan aku mulai kesepian lagi hanya Ranilah satu-satunya temanku yang selalu setia menemaiku. Aku sadar mungkin aku adalah orang yang paling jahat yang pernah Ari kenal, tapi setidaknya aku bahagia karna bisa membuat orang lain bahagia walaupun aku harus mengorbankan cintaku. Terahir aku mendengar bahwa sampai saat ini Ari masih sangat mencintaiku, begitu juga aku tapi aku sudah cukup bahagia. Karna bagiku bahagia itu sederhana, tak harus memiliki cukup dengan melihat dia bahagia maka aku bisa tersenyum. Karna aku tau bahwa cinta itu tak harus memiliki, tetapi kita paham atas apa yang sedang terjadi karena cinta. Mencintaimu ibarat mawar berduri, indah tetapi sulit untuk aku miliki.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 







PUISI PERPISAHAN

Puisi Perpisahan Sekolah – Perpisahan memang suatu hal yang berat untuk dihadapi, namun berpisah bukan berarti menghilang. Setiap pertemuan pasti akan berujung perpisahan. Berikut ini merupakan contoh puisi perpisahan, tentang sekolah, guru, maupun sahabat.




Lulusan 2020
oleh : Ni Kadek Dwi Aryani

lulusan 2020....
banyak yang bilang kita lulus karena virus corona
kita lulus karena menang lotre dari pemerintah
kita lulus dengan instan
tanpa adanya ujian dan tantangan dalam belajar
tanpa adanya sebuah perpisahan
tanpa ada momen indah yang akan kita kenang 

perpisahan adalah momen yang kita nantikan
hari yang begitu indah
dimana akan ada rasa senang sedih dan bahagia
bercampur menjadi satu
dan kita akan saling merangkul satu sama lain
semua telah kita susun secara rapi
namun semua itu tidak akan pernah terjadi
tidak seperti lulusan-lulusan lainnya
merayakan momen-momen indah di hari terakhir
tapi perpisahan tahun ini
kita rayakan hanya dirumah saja
tanpa tatapan teman sebaya
tanpa tangisan dan canda tawa
semua terjadi tanpa kesan yang indah
kini senyuman menjadi duka lara

kawan,  saat perpisahan telah di depan mata
ku tak ingin kau teteskan air mata
ku tak ingin kau berduka
karena hati kita akan tetap bersama
namun aku tau,  kita tak akan selamanya bersatu

tiga tahun kita telah bersama
itu bukan hal yang mudah
untuk kita lewati begitu saja
semua itu adalah perjuangan
melewati setiap langkah-langkah berliku
menyusuri lembah-lembah yang berduri

manakalanya saat kita tertawa bersama, 
menangis dan bermain bersama
mencontek bersama saat ulangan
membuat pr di sekolah
ribut saat tak ada guru
dan tertawa lepas bersama
tetapi.. 
suara itu tidak akan terdengar lagi
canda tawamu tak akan ku rasakan lagi
kita akan berpisah.... 
kita berpisah tanpa salam perpisahan
dan tanpa ucapan sampai jumpa

teman...
aku tau, ini sangat sulit untuk kita
dan aku yakin, angkatan kita adalah angkatan yang kuat
percayalah, dibalik semua ini, pasti ada hikmahnya
aku yakin, tuhan punya rencana indah untuk kita
berjuanglah teman ...
berjuanglah.... 
melanjutkan mimpi-mimpi indahmu

kita berpisah untuk mencapai impian
semua memiliki mimpi yang beberda
semua memiliki angan-angan yang tak sama
semua untuk masa depan yang kita cita-citakan

bukan maksudku untuk meninggalkanmu
tapi ini adalah takdir yang harus kita lalui
mengenalmu adalah hal terindah
kau adalah bintang yang akan selalu bersinar di hatiku
terimakasih teman...

teruntuk guruku
kini ketika kami telah pergi
menggapai semua mimpi-mimpi kami
mengejar angan-angan kami
melangkahkan kaki meraih segudang prestasi

bekal yang kau tanam pada kami, 
akan ku gali untuk masa depan
ketulusanmu
jasa-jasamu akan ku ingat sepanjang masa
kesabaranmu mendidiku
tak akan pernah terganti
hingga aku menjadi manusia yang berarti
ketulusanmu dan pengorbananmu 
begitu besar pada kami
kau akan ku kenang selamanya
terimkasih guruku... 
doakan aku...
agar aku mampu meraih mimpi yang nyata
kini aku akan melanjutkan kisahku
untuk mencapai cita-citaku
terimalah salam dari ku,  wahai guruku.... 

selamat tinggal guruku...
selamat tinggal teman-temanku...
selamat tinggal sekolahku...



Selamat Tinggal Teman
oleh: Ni Kadek Dwi Aryani

Hari demi hari
begitu cepat berlalu
bersama sang mentari

perpisahan telah di depan mata
tiga tahun kita telah bersama
merajut kisah yang indah
kita tertawa 
kita menangis 
bermain bersama


namun semua itu harus berakhir 
setiap pertemuan pasti ada perpisahan
ditempat ini kita bertemu
di tempat ini kita berpisah
kita bertemu, berpisah karena takdir

kalian tidak akan terlupa
namamu akan selalu terukir di hati
takan terganti
trimakasih sekolahku
terimakasih temanku
terimakasih guruku
telah menjadikan aku berarti





Selamat Berpisah
cipt. : Ni Kadek Dwi Aryani


ada sebuah kisah
kisah yang indah
kisah yang tak akan terlupakan
antara kau dan aku

ingatkah kau ....
saat pertama bertemu
dan mulai berkenalan
kau menyebut namamu
kita mengukir kisah indah bersama


tiga tahun kita telah bersama
meraih mimpi bersama
terwa bersam
menangis bersama
bermain bersama
dan kini semua harus berakhir
kita kan berpisah
kawan... jangan bersedih
kita kan bertemu lagi
di waktu yang berbeda


ohh kawan... 
ohh..  kawan... 
berjuanglah... 
berjuanglah... 

selamat tinggal... 
selamat berpisah...


Nahhh... demikian beberapa puisi perpisahan yang begitu menyedihkan ya. semoga bermanfaat! 

cerita Insiprasi

CATATAN KECIL SANG PENULIS

 

Manusia tak pernah luput dari sebuah masalah kehidupan. Setiap saat masalah selalu datang menghantui setiap orang. Namun, banyak dari mereka tak mampu menghadapi setiap cobaan yang datang menimpa.

Lewat sebuah cerita dari kami yang akan memberikan sebuah gambaran dalam menghadapi setiap cobaan yang datang dan memberikan solusi dalam setiap masalah sehingga pemikirin setiap manusia menajdi terbuka dalam mengahdapi segala rintangan.

Sebuah cerita yang lahir dari sebuah inspirasi sang penulis untuk memberikan sebuah dorongan dan motivasi bagi para pembacanya.

Cerita ini mengambil sebuah tema pendidikan dan kehidupan yang begitu melekat dengan kehidupan dan sebuah masalah yang dihadapi manusia.

Diangkat dari sebuah benda-benda nyata dan alam sekitar sebagai pembanding dalam kehidupan manusia.

Sehingga terlahir sebuah goseran-goresan tinta hitam bermakna “Cerita Inspiratif” yang nantinya dapat memberikan sebuah dorongan, motivasi serta nilai-nilai penting yang layak dikejar bagi para pembacanya.


yuk simak cerita di bawah ini...!!

BELAJAR DARI PENSIL

Oleh : Ni Kadek Dwi Aryani

 

Seorang anak menangis saat perjalanan pulang dari sekolah. Anak ini merasa menjadi siswa yang sangat bodoh dan tidak mampu mengikuti pelajaran apapun, terutama pada pelajaran matematika dan bahasa inggris. Dia begitu lemah dalam pelajaran tersebut. Saat itu ayahnya sedang duduk sambil menikmati secangkir kopi. Anak itu pun menghampiri ayahnya dan duduk di samping ayahnya.

“Nak, kenapa kamu menangis?” tanya ayah dengan bingung. “Ayah, aku tu merasa jadi siswa paling bodoh rasanya, aku udah berusaha belajar matematika dan bahasa inggris tetapi gagal terus, temen ku selalu aja mengejekku, ini lah itu lah. Rasanya aku itu gagal menjadi orang yang pintar”, jawabnya sambil manangis.

“Nak, apa kamu sudah berusaha sebelumnya untuk belajar?” tanya ayah kembali sembari meminum kopinya. “Ya sudahlah yah, aku tu udah berusaha semaksimal mungkin tapi tetep aja aku tidak bisa.” Jawab anak tersbut. “Anakku sayang, itu namanya sebuah proses, yang namanya prose situ butuh waktu yang lama, tidak ada yang instan, terkadang proses situ bisa saja menyakitkan, tidak ada proses yang berjalan mulus begitu saja,” jawab ayahnya lagi.

Anaknya hanya terdiam sambil melanjutkan tangisnya karena tidak paham dengan maksud ayahnya tersebut. “Nak, kamu punya pensil?” tanya ayahnya. Anaknya pun mengambilkan sebuah pensil pada tas gendongnya. “Tapi untuk apa pensil ini Ayah?” tanya anak tersebut dengan bingung.

“Nak, coba lihat kamu tahu pensil ini?” tanya ayahnya. “Maksudnya apa ayah” jawab anak itu dengan semakin bingung. “Nah sekarang kamu punya serutan?” tanya ayahnya kembali. Anaknya kembali mengambilkan serutan dari dalam tasnya. “Untuk apa semua ini ayah?” tanya anaknya yang semakin bingung. “Sebentar nak, kamu lihat aja apa yang ayah lakukan!” jawab ayahnya kembali.

Anak itu hanya memerhatikan ayahnya yang sedang memperuncing pensil itu dengan serutan tadi. “Nih, tau maksudnya ini nak?” tanya ayahnya kembali. “Apaan itu yah, itu kan pensilku, apa hubunganya pensil ku dengan belajar matematika dan bahasa inggris?” jawab  anak itu dengan nada bingung. Ayahnya hanya tersenyum melihat anaknya yang semakin bingung.

“Nak, ketahuilah pensil ini sebelumnya tumpul, untuk melukis atau menggabar dengan hasil yang baik pensil ini perlu diruncingkan,” jawab ayahnya. “Maksudnya gimana ayah?” tanya anaknya kembali. “Jadi begini nak, saat di runcingkan, pensil ini mengalami yang namanya sebuah proses, proses yang menyakitkan, yang melukai pensil ini sendiri sampai akhirnya pensil ini menjadi runcing dan siap untuk digunakan.” Jawab ayahnya. Anaknya hanya terdiam dan berhenti dari tangisannya.

“Nak, kamu itu ibarat seperti pensil ini, untuk menjadi sukses kamu harus mengalami proses yang menyakitkan, yang membuat kamu terluka, yang membuat kamu jatuh bahkan dilecehkan, itu semua sebuah proses, nak. Tapi ini semua adalah proses yang lazim.” Jawab ayahnya. “Tapi ayah…” ayahnya memotong pembincaraan anaknya. “Nak, di dunia ini tidak ada yang instan, semua butuh proses nak dan kamu harus menyadari hal itu.” Jelas ayahnya. Anaknya hanya terdiam mencoba meresapi perkataan ayahnya.

“Nak, asah terus kemampuan kamu, sampai kamu menjadi ahlinya, walapun itu harus kamu lewati melaui proses yang menyakitkan. Ayah yakin jika kamu mampu melewati proses itu, kamu akan bisa menjadi orang yang sukses dan berhasil. Mungkin itu adalah sebuah jalan yang kamu tempuh untuk menggapai semua kesuksesan kamu nak.” Terang ayahnya kembali.

“Oh jadi begitu ya ayah?”  tanya anaknya kembali. “Iya nak, kamu harus bisa, kamu paham maksud ayah?” tanya ayahnya. “Iya ayah aku mengerti.” Jawab anaknya kembali.

“Anakku sayang, pensil itu yang terpenting adalah dalamnya, isi pensil itu sendiri. Percuma pensil bagus tapi dalamnya jelek. Seperti manusia, Nak, jangan menilai orang dari luarnya,  belum tentu luaranya sama dengan dalamnya, begitu sebaliknya. Nak, percayalah, ayah yakin kamu adalah sebuah pensil yang arangnya baik.” Jelas ayah sambil meyakinkan anaknya. Anaknya hanya terdiam sambil mengangguk memahami setiap ucapan ayahnya.

“Ayah, terimaksih ya, aku jadi semangat untuk terus belajar dan belajar agar aku menjadi orang yang sukses” kata anak tersebut dengan penuh semangat dan keyakinan.

Segala sesuatu harus mengalami yang namanya sebuah proses yang panjang dan menyakitkan. Apabila kita mampu melewati hal tersebut niscaya aka nada sesuatu yang indah di balik sebuah proses tersebut. Bersabaralah dan semangatlah menjalani semua proses tersebut karena tidak ada sesuatu yang instan di dunia ini. Gagal adalah awal dari sebuah kesuksesan, bangkit dan bangkitlah demi sebuah kesuksesan.

 

 Garam dan Telaga

 

Rudi menceritakan pengalaman pahit dalam hidupnya. Dia merasa hidupnya terlalu pahit dibandingkanorang-orang yang berada di sekitarnya. Kemudian temannya mengambil segelas air yang berisi garam. “Udah, nih minum dulu biar hatimu adem.”

Rudi memimun air tesebut kemudian menyemburkan air itu. “Loh, kok asin begini?” temannyan pun menjawab “Aku sengaja ngasi garem di gelasnya tadi.”

“Apa-apan ini?”

“Udah jangan banyak mengeluh, hidup memang terkadang pahit dan ada kalanya kita gagal. Kamu ikut aku sekarang, ada yang mau aku tunjukin. Semoga ini bermanfaat bagi kamu.”

Temannya mengajak Rudi ke sebuah telaga dan di sana temannya menaburkan segenggam garam pada telaga tersebut. “Itu apaan yang kamu tabur tadi?”

“Itu garam yang sama, yang aku kasi dalam gelas tadi” kata temennya sambil tersenyum. Rudi pun kebingungan untuk apa gelas dan garam itu. Temannya tersebut menyuruh Rudi untuk merasakan air yang ada ditelaga itu setelah ia menaburkan garam. “Rasanya tawar.” Sambil kebingungan. “Kalau air yang di gelas tadi rsanya bagaimana?” tanya temannya kembali. “Rasanya asin.” Jawab Rudi. “Nah, sekarang apa kamu merasakan garam ditelaga ini?” tanyanya lagi sambil tersenyum. “Enggak.” Jawab rudi denga muka yang benar benar bingung. Kemudian temannya mengajaknya untuk kembali ke tempat semula. Kemudian temannya tersebut menjelaskan apa maksud garam dan telag tersbeut.

“Begini kawan, pahitnya kehidupan adalah layaknya segenggam garam, tidak kirang dan tidak lebih. Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama dan memang akan tetap sama. Tapi kepahitan yang kita rasakan akan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki. Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalm hidup hanya ada satu hal yang bisa kamu lakukan. Jangan jadikan hatimu seperti gelas buatlah laksana telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu.” Rud pun merenungi kata-kata temannya tersebut.


Keajaiban Doraemon

Oleh : Anak Agung Indah Swandewi

 

Wira adalah anak laki-laki yang nakal. Dia sering membuat teman-temannya menangis karena ulahnya. Dia selalu bersikap jail dan jahat. Selain itu jika wira menolong seseorang, dia harus mendapatkan imbalan baik berupa uang maupun pujian. Hal ini membuat teman-temannya menjauhi dan tidak mau bermain dengan wira.

Suatu hari ketika wira sedang duduk di halaman rumahnya, tiba-tiba kakak perempuan wira yang bernama dewi datang. Dewi duduk di samping wira. Wira hanya menoleh sebentar lalu kembali memalingkan wajahnya dari dewi. "Kenapa kamu tidak pergi bermain bersama teman-temanmu?" Tanya dewi. "Mau bermain dengan siapa? Semua temanku tidak ada yang mau bermain bersamaku", jawab wira. "Kenapa begitu? Apa yang kamu lakukan hingga mereka menjauhimu?" Tanya dewi lagi. Wira terdiam. Kemudian dia menjawab, "Aku tidak melakukan apa-apa. Mereka saja yang terlalu cengeng. Aku hanya bercanda tetapi mereka malah menangis." Dewi menghela nafas panjang. "Wira, teman-temanmu tidak akan menangis jika kamu tidak menyakiti perasaan mereka. Harusnya jika kamu ingin bercanda, bercanda lah sewajarnya", ucap dewi. "Oh iya, kakak dengar katanya kamu sering menolong orang dengan pamrih, apa itu benar?" Tanya dewi pada wira. Dengan spontan wira menjawab, " iya memangnya kenapa? Bukankah orang yang sudah menolong orang lain wajib mendapatkan imbalan?" Dewi menggeleng pelan mendengar jawaban adiknya.

"Wira, pernahkan kamu menonton kartun doraemon?" Tanya dewi. "Tentu saja pernah, bahkan setiap hari minggu aku menontonnya", jawab wira. "Sekarang coba perhatikan sifat doraemon, menurutmu bagaimana sifatnya?" Tanya dewi lagi. "Menurutku, doraemon itu penuh dengan keajaiban. Dia selalu menciptakan sesuatu yang baru dan berguna bagi banyak orang. Selain itu, doraemon juga selalu menolong orang lain tanpa pamrih. Karena hal itulah doraemon memiliki banyak teman", jawab wira lantang. Dewi tersenyum mendengar jawaban adiknya. "Sama seperti dirimu wira. Jika kamu ingin memiliki banyak teman, maka kamu harus berbuat baik kepada siapa saja tanpa pamrih, buat temanmu tertawa bukan menangis, dan buat lah suatu keajaiban agar teman-temanmu betah bermain bersamamu.  Dengan begitu kamu tidak akan kesepian lagi", jelas dewi. Mendengar hal itu wira menjadi sadar ternyata selama ini sikapnya yang membuat dia tidak memiiki teman.

Sejak saat itu wira pun merubah sikapnya. Dia selalu bersikap baik kepada siapa saja dan mulai menolong banyak orang tanpa pamrih. Wira juga mulai membuat keajaiban dengan menciptakan berbagai permainan dan suasana yang menyenangkan layaknya doraemon yang selalu menciptakan hal baru yang bermanfaat. Kini wira mampu membuat teman-temannya tersenyum dan tertawa. Dia pun memiliki banyak teman dan tidak kesepian lagi.

 

 

 NAhhh... demikian tuh, semoga cerita ini dapat menginspirasimu ya...!

 

 

 

 





Selasa, 12 Mei 2020

PUISI CINTA

Puisi Cinta. Semua orang memiliki sisi romantis, namun tidak semua orang mampu menyampaikan isi hati dan perasaan lewat syair dan puisi. Karena itu, sastrawan yang mampu membuat puisi yang maknanya dalam biasanya akan terkenal dan dikenang oleh banyak orang.

Untuk kamu yang berpikir membuat ungkapan cinta lewat puisi untuk kekasih, berikut ini adalaah beberapa puisi cinta terbaik yang bisa menjadi inspirasi dan contoh puisi cinta yang baik. Silahkan disimak!



Kata kata indah

Cinta indah seperti bertepuk dua tangan, tak akan indah jika hanya sebelah saja.

Naluri berbicara kita akan mencintai yang memuja kita, tetapi tidak selalu mencintai yang kita puja.

Melihatlah ke atas untuk urusan akhiratmu dan melihatlah ke bawah untuk urusan duniamu maka hidup akan tenteram.

Kenali kesalahan-kesalahan Anda dan belajarlah darinya, namun jangan pernah berkutat di dalamnya.

Orang Bodoh tidak pernah belajar dari kegagalannya.

Orang Pandai belajar dari kegagalan yang ia perbuat dan ia memperbaikinya.

Orang Bijak belajar dari kegagalan orang lain

Cara yang paling pasti untuk menghindari kegagalan adalah dengan tidak mencoba.

Gagal dan Sukses merupakan Satu paket menuju Sukses. Gagal hari ini bisa jadi Sukses Esok Hari.

Berpikir adalah pekerjaan berat, karena itulah sedikit sekali orang yang betah melakukannya. Apabila dua orang selalu sepakat dalam segala hal, itu berarti cuma satu orang yang berpikir.

Kejujuran adalah perhiasan jiwa yang lebih bercahaya daripada berlian

Belajar tanpa berpikir tidak ada gunanya, sedangkan berpikir tanpa belajar adalah berbahaya.

Cinta kepada Allah adalah puncaknya cinta. Lembahnya cinta adalah cinta kepada sesama.

Keluhuran budi pekerti akan tampak pada ucapan dan tindakan.


Dalam cinta, masalah yg ada akan lebih cepat teratasi jika dua hati saling bicara, daripada menceritakannya pada orang lain.

Jangan berharap orang lain akan menghargaimu, jika kamu tak mampu menghargai dirimu sendiri.

'Cowok' membuat kekasihnya cemburu pd para gadis cantik. 'Pria' membuat para gadis cantik cemburu pd kekasihnya.

Ketika kamu merasa nyaman dengan dirimu, apa yg dikatakan orang lain tak akan mempengaruhimu. ini HIDUPMU!

Ketika kamu mencintai seseorang melebihi cinta pada dirimu sendiri, kamu telah memberikannya kekuatan tuk mengendalikan hidupmu.

Ketika kamu jujur, ia akan jadi bagian masa lalumu. Jika kamu berdusta, ia akan jadi bagian masa depanmu yg terus menghantuimu.

Jangan mengubah dirimu, hanya karena pendapat orang lain tentangmu. Jangan biarkan mereka bahagia, tapi dirimu sendiri tersiksa.

Ketika kamu menyadari bahwa kebahagiaan ada dalam dirimu sendiri, kamu tak akan biarkan bahagiamu ditentukan oleh orang lain.

Dusta memang mampu menunda sebuah kebenaran, tapi cepat atau lambat pasti terungkap juga. Jadilah pribadi yg JUJUR.

Guys, jika wanita bertanya padamu, lebih baik menjawabnya dengan jujur, karena kemungkinan besar dia telah tahu kebenarannya.

Guys, hargailah wanitamu ketika kamu masih punya waktu, karena akan sakit rasanya melihat pria lain menghargainya lebih darimu.

Sehelai rambut di kepala kita mempunyai masa tumbuh 2 sampai 6 tahun sebelum diganti dengan rambut baru.

Ternyata, hujan memiliki kemampuan menghipnotis manusia untuk me-resonansi-kan ingatan masa lalu.

Jangan berikan hatimu kepada seseorang sebelum kamu yakin bahwa dia tahu bagaimana cara tuk memperlakukannya dengan baik.

Beberapa orang menghampiri hidupmu sebagai anugrah, sedangkan yg lain sebagai pelajaran yg buatmu dewasa.

Daripada berkata apa yg BISA dan apa yg AKAN kamu lakukan, lebih baik kamu buktikan. Actions Speak Louder Than Words.

Cinta bukan hanya masalah memiliki, namun memberi bantuan dan dukungan. Berani berkata jujur jika ada keputusan yang salah.

Jangan menilai seseorang dari luarnya saja. Buruk dimatamu belum tentu buruk dimata orang lain. Kenali sebelum menghakimi.

Berhati-hatilah memilih teman, terkadang yg kamu anggap temanlah yg mampu menjatuhkanmu lebih dari apa yg musuhmu lakukan.

 


Mimpi Belaka

cipt. Dwikjoenk

 

cinta...

itulah dia...

sebuah kata yang sering diucapkan

namun menyakitkan...

kata-kata yang sering kau ucap namun tak pernah aku rasakan

kau bagai angin, datang namun tak terlihat

dapat kurasakan namun hilang dan berlalu..

 

cintamu hanyalah sebuah kebohongan

dan aku terlalu bodoh

terbuai dalam kata-kata palsu yang kau ucap

hingga aku tak mampu berpaling

berpaling ke lain hati

 

kini kusadari bahwa hadirmu hanyalah sebuah ilusi

sebuah angan-angan dalam hayalanku

sebuah mimpi yang tak mungkin kugapai

dan kini aku mulai terbangun dari semua mimpi belaka

menyadari bahwa kau hanyalah subuah kenangan

kenangan yang meski aku kubur dalam penantian yang tak pasti

dan aku tau bahwa aku bahagia tanpamu

cinta......

 

 

Sepi
oleh: Dwikjoenk

dan seandainya waktu bisa ku putar kembali
aku ingin dia kembali padaku
dimana hari itu dia masih bersamaku
kini dia telah pergi
meninggalkanku sendiri
sepi tanpanya
kenangan yang dulu trus membayangiku
bagai siluet-siluet dalam jejak langkahku
candamu
tawamu
senyumanmu
kini telah tiada
yang tersisa hanyalah sepi

Bangli, 6 April 2019



Bibit-bibit Kehidupan
oleh: Dwijoenk

ketika mentari mulai bersinar
kau mulai beranjak
dengan segala perlengkapanmu
kau terlihat tampan dengan bajumu
tas gendongmu yang selalu di punggung
yang selalu kau penuhi dengan berbagai senjata
untuk menerangi dunia
dan itu pertanda bahwa kau siap untuk melewati hari itu

langkahmu tak pernah lelah
senyummu tak pernah pudar
dan semangatmu tak pernah kekang oleh waktu
kau selalu setia disetiap langkahmu

bagai seorang petani
setiap hari
kau membajak sawahmu
kau buat aliran-aliran kecil 
untuk menyirami tanah-tahan yang kering
tak kau biarkan tersisa sedikitpun
dan kau gemburkan setiap jengkal tanah itu
kemudian kau tanam bibit-bibit di setiap celah
kau rawat setiap hari
kau pupuk selalu
tak kau biarkan orang merusaknya
hingga bibit-bibit itu tumbuh menjadi sebuah tanaman yang berkualiatas

ketika kau puas, kau tersenyum
kau sangat bangga 
melihat semua yang kau tanam 
akan menjadi tumbuhan yang berguna
untuk semua orang

Aku Tau
oleh: Dwikjoenk

aku tau
bahwa penantian ku hanyalah sia-sia
harapan-harapan itu hanyalah semu
namun aku tetap belajar untuk selalu sabar
semua hanyalah angan-angan belaka
dan mimipi-mimpi itu hanyalah ilusi
mungkin aku manusia yang paling bodoh
menanti sebuah harapan kosong
guruku pernah berkata
jika kau ingin mendapatkan mutiara
maka kau harus berani terjun 
kelautan yang dalam
itu adalah alasan
kenapa aku tetap menanti hujan dimusim kemarau

Pengandi untuk Negeri
cipt. Dwikjoenk

engkau bagai cahaya
yang menerangi kegelapan
sehingga orang-orang mampu berjalan
diantara gelapnya lorong-lorong
sinarmu lembut
mampu menghangatkan jiwa-jiwa yang beku

engkau laksana embun penyejuk
yg memberikan kesejukan
disaat hati ini mulai merasa gundah
segala ucapmu adalah semangat dijiwa kami
kata-katamu mampu melukiskan warna
merah, kuning, hijau, jingga dan seterusnya

kau telah menoreskan segala warna
hingga kami menjadi pelangi-pelangi yang indah
kau mampu mengubah imajinasi kami
yang engkau tuang dalam goresan-goresan kuas
hingga menjadi warna yang nyata

kau adalah sosok pahlawan bagi kami
kau adalah panutan dalam hidup kami
kau adalah jiwa dari jiwa

bagai lilin yang mencair
engkau rela membakar dirimu
demi menerangi dunia yang gelap
cahayamu lembut
bagai sutra
pengabdi untuk negeri
kaulah pahlawan tanpa tanda jasa...

11 November 2018

 



Kalian Hebat
karya: Kadek Dwi Aryani



Tak peduli dengan matahari yang membakar kulitmu
Tak peduli dengan tanah yang menyentuhmu
Tak peduli dengan peluh yang membasahi ragamu
Lelahmu adalah langkahmu,

Ayah, Ibu...
Cintamu,
Kasihmu,
Kau berikan padaku
Tulangmu,
Keringatmu,
Kau berikan padaku

Meski lelah, kau tetap tersenyum padaku
meski aku sering berbuat salah
kau selalu memberikan senyum dan cinta
Kau selalu sabar mendidiku
tak pernah sedikitpun kau meminta balasan
aku tahu,
semua itu agar aku bahagia

Ayah, Ibu...
terimakasih kau telah menjadikan aku
menjadi manusia yang berarti
kau adalah penuntunku
kau adalah panutanku

Ayah, Ibu...
maafkan aku
jika aku belum mampu membuatmu bahagia

 

 

Mentari pagi

                 
Engkau selalu hadir disetiap pagi    
Engkau penyemangat hidup ku   
Engkau selalu membangunkan ku di pagi hari      Engkau membuat ku tersenyum di pagi hari.        Engkau penyemangat ku untuk ke sekolah.            Engkau selalu bisa membuat semua orang bahagia.                
Sinar mu menembus celah-celah jendela kamarku                               
aku kadang menyempatkan untuk melihatmu terbit dengan indahnya.                 
Dipagi hari yang Indah.                
Mentari pagi penyemangat hidup.      



Karya : witari

 

 

Judul puisi: ibuku
Ciptaan:desak nyoman pratiwi


Ibuku....
Engkau adalah pahlawanku,
Yang melahirkan aku.
 Engkau merawat aku hingga
 Aku menjadi besar sampai sekarang.
Engkau adalah pedomanku,
 Bagai burung yang menyayangi
Anaknya sendiri.


Ibu....
Engkau mengajarkanku
Dari tidak bisa berjalan
Sampai sakarang bisa berjalan.
Engkau melahirkan aku
Dengan susah payah,
 Menyekolahkan aku hingga
Aku bisa membaca.

Ibuku Pahlawanku
Ciptaan:Ni komang tri wahyu widyani


Ibu.....
Engkau adalah
Orang yang paling berjasa
Engkau yang telah melahirkanku
Engkau yang telah merawatku
Dan juga menyayangiku
Dengan penuh kasih sayang
        
Ibu...
Engkau mendidikku tanpa kenal lelah
Ibu.......
Engkau bagaikan
Sang surya yang menyinari dunia

Ibu....
Begitu banyak pengorbanan
Yang telah engkau lakukan untukku
Terima kasih ibu....
Engkau adalah pahlawanku
Engkau adalah panutanku
Engkau adalah pedoman hidupku

 

Guru
Oleh: Ni Putu Sumariyani candra dewi

Kau adalah seseorang yang paling kukagumi..
Kau bagaikan lentera dikala gelapnya dunia ini..

Dikala derasnya dunia...
Kau selalu menerangi dunia dengan sejuta kesabaranmu...
Kau menyayangiku dengan penuh kasih sayang...
Kau yang mengajariku untuk selalu bersabar akan kerasnya dunia ini...

 Guru...
Kau bagaikan pelita yang menyinariku dikala kebodohan mulai menguasaiku..
Aku adalah orang yang berdosa, yang selalu membuatmu merasakan sakit hati yang mendalam...
Namun, kutahu kau akan selalu menyayangi dan menuntutku ke jalan kebenaran..

Terima kasih guru...
Kau memberikan cahaya pelita dikala kegelapan menyelimutiku...

 

Bertepuk sebelah tangan

Baru kusadari
Bahwa cintaku berjuang seorang diri
Engkau membuatku nyaman
Lalu engkau pergi begitu saja

Kata-kata manismu
Membuatku luluh dan mencintaimu dengan sepenuhnya

Beranjak dari kata-kata manismu
Membuatku percaya akan cintamu
Tapi kenapa kau tega meninggalkanku?
Kenapa kau tega meninggalkanku di saat aku sayang?


Setiap malam ku
Hanyalah memimpikan dirimu
Setiap ucapan ku hanyalah menyebut nama mu
Ohhh kasih
Hanya kaulah yang ada di hati


Karya:kadek anggie tisna handayani
Anak sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 



Slalu Ingat Tanggal 25 November
  (Cipt : Sang Ayu Diah)

Oh bapak ibu guru...
Terima kasih atas jasamu
Memberikan tambahan ilmu
Seribu kisah di balik buku
Terkadang mereka tak menghiraukanmu
Di depan papan yang penuh debu
Engkau tulus mengajari
Demi cita - cita masa depan generasi

Oh bapak ibu guru...
Di dalam hatimu , mungkin engkau slalu menahan amarah
Dengan sikap mereka yang penuh ceramah
Namun , kemarahan itu lenyap bagaikan kayu di bakar lalu menjadi abu
Karena mereka yang engkau didik , memberikan senyuman dan tawa
Yang membuat engkau bahagia

Maafkan kami yang sudah lalai mempelajari ilmu yang kau berikan
Tanpamu orang sukses akan sedikit
Orang bodoh akan menjadi bukit

Terima kasih guru atas semua ilmu yang kau berikan pada ku
Jasamu takkan ku lupakan slalu

Ku ucapkan Selamat Hari Guru

Malam Seribu Bintang                  
cipt:sang ayu putu diah darmayanti   

Di langit yang gelap gulita              
Aku merenung di sebuah jendela      
Menatap benda kecil berkelap-kelip                     Di atas tanah,di bawah langit  
Dari kejauhan,seperti beribu-ribu titik
Yang setiap malam menghiasi angkasa raya Menyinari dunia gelap
dengan sinarnya yang gemerlap
Mencoba menghitungnya, tetapi tidak bisa          Terlalu banyak,terlalu lelah                     Pikiranpun berpasrah
Aku ingin terbang ke sana
Tetapi rasanya tidak akan bisa
Aku hanya bisa merenung dan menatapnya

Perjuangan Pahlawan

Kau adalah pembela negara
Berperang untuk mengalahkannya
Demi tanah air tercinta
Darah dan keringat jatuh di sana                     Semangatmu bagaikan baja
Keras ,tetapi bermakna
Oh pahlawan...        
Kau adalah pembela bangsa
Jasamu yang slalu ku puja                   Semangatmu yang tak terhingga
Menjadikan dunia ini sejahtera
Kau selalu berdoa...                    
Kepada tuhan yang maha esa
Demi kemenangan bangsa dan negara
Dari belenggu penjajahan yang menerpa             Indonesia...
Merdeka

Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

Ibu
Oleh:ni nyoman agustini

Senyummu bagaikan bulan purnama
Semangatmu bagaikan baja yang tak akan pernah patah
Untuk selalu membahagiakan diriku
Engkau bagaikan malaikat tak bersayap
Engkau selalu menuntunku ke jalan yang benar
Engkau selalu ada di dalam suka dan dukaku
Sungguh engkau pemberian tuhan yang paling terindah di kehidupanku
Terima kasih atas jasa yang kau berikan
Aku bagaikan butiran debu tanpamu
Engkau sangat berjasa bagiku
Yang setiap saat menjagaku
Yang setiap saat menyayangiku
Yang setiap saat mencintaiku
Semoga tuhan selalu menjagamu


Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

Ibu
Karya: Putu ananda permata sari

Ibu....
Ibu Kau adalah sosok pahlawan berhati mulia
Kau Sudah berjuang sepenuh jiwa ragamu
Demi melahirkan diriku
Ibu Kau Sudah membesarkanku
Dari aku Kecil hingga aku dewasa
Ibu....
Ibu Kau sangat berhati mulia
Kau bagaikan matahari
Yang menyinari setiap langkahku
Hari-hariku lebih bersemangat akan kehadiran dirimu
Untuk melewati banyak rintangan dalam mengarungi lika-liku hidupku

Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

Penantian yang Sia-sia

Kau dapat dirasakan,
Namun tak dapat dimiliki
Bersamamu kebahagiaan terindahku
Tapi....
Disini kau mengajariku
Tak semua dapat dimiliki

Namun...
Jika kau dapat kumiliki,
Kaulah anugrah terindahku
Tapi...
Kau pergi...
Sehingga ku tak bisa menemukanmu
Dan tak bisa memilikimu
Sehingga penantianku hanyalah sia-sia saja


                      Buah karya:Novita Dewi

Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

 

Teman palsu
Karya: Gusti Ayu Dita

Aku kira kau selalu membantuku
Mau menerima apa adanya diriku
Tapi apa yang kau katakan padaku
Apakah kau membenci ku
Kau lupa akan diriku
Yang selalu membantumu
Menerima kekuranganmu
Tanpa kau sadari Aku selalu bersamamu
Kau adalah teman palsu
Yang hanya diam melihatku
Yang tidak dapat mengucapkan apapun padaku
Itulah dimana Aku membencimu


Benci

Kau selalu ada saat aku suka
Tapi dimana kau saat aku duka
Kau hilang tanpa jejak
Yang hanya meninggalkan rasa
Yang ku pendam selama-lamanya
Kau bagaikan angin lalu
Yang hanya lewat didepanku
Tapi aku bukanlah aku tanpa dirimu
Namun mengapa kau meninggalkanku
Saat aku setia padamu
Kau bagaikan angin lalu
Yang hinggap dahulu kemudian meninggalkanku
Tapi apakah kau tahu
Aku masih tetap menunggumu
Semoga kau tahu isi hatiku

Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

Penyesalan
Oleh:Ni Km Upik Suriyani

Pertama ku melihatmu
Ku merasa aneh
Rasa yang tak pernah kurasakan
Rasa yang begitu aneh
Yang ingin selalu didekatmu
Dan kini ku sadari
Bahwa aku mencintaimu
Namun,betapa sakitnya hati ini
Bagaikan pesawat yang jatuh
Seperti hati ini yang sangat sakit
Hatiku rapuh
Bagaikan kayu yang sudah tua
Tetesan air mataku
Yang terus menerus mengalir
Karna mengetahui dirimu
Yang sudah di miliki orang lain
Ku sangat menyesal
Mengapa ku bertemu dirimu
Jika kau sudah dimiliki orng lain
Aku tetap sabar
Walau rasa ini mengguncang hatiku
Dengan penuh kesakitan


Sebuah Pengorbanan
Oleh:Ni Km Upik Suriyani

Mama...
Seseorang yang kucinta
Melebihi dari jiwaku
Karna tanpa dirumu
Aku takkan ada di dunia ini
Dengan pengorbananmu bagaikan matahari
Yang begitu besar
Kau mengandungku
Kau melahirkanku
Dengan penuh kesakitan
Dengan penuh keyakinan
Tuk melihat diriku lahir dengan selamat
Kaulah yang merawatku
Dengan kesabaranmu
Kau mulai mengajarkanku berbicara
Mama kata yang paling pertama kuucapkan
Kau mulai tersenyum
Yang mulai membuatku malu
Kau mengajarkanku berjalan
Dengan satu langkah kakiku
Sangat bermakna bagimu
Yang membuatmu bahagia
Terimakasih mama
Engkau adalah mama tercinta


Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

Tuhan Maha Agung

Oh tuhan....
Kau menciptakan segala yang ada
Kau membuat kehidupan menjadi bermakna
Sehingga aku mengerti arti sebenarnya
Bahwa hidup tak selamanya bahagia

Ketika aku tak mampu mengatakan apa apa
Hanya kepadamu aku memuja dan berdoa
Tanpa aku menyadarinya
Bahwa engkau telah memberikan kehidupan yang berbeda

Dan kini aku mengetahuinya
Bahwa dengan berdoa dapat membuat bahagia
Walaupun tanpa kehadiran cinta
Dari para lelaki yang tak bermakna

Buah karya:Ni Wayan Lia Agustina
Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

CINTA YANG TAK TERASAKAN
Karya: Ni Komamg Mira Putri Pande

Engkau bagaikan waktu
yang selalu melekat pada pikiranku
di mimpi engkau selalu ada
rasanya seperti sedih,senang,marah bercampur padaku
engkau datang dan pergi seperti angin
setiap detik,menit,jam dan hari
aku selalu memikirkanmu


hatiku berdebar-debar
saat melihatmu dengan orang lain
aku tak berdaya untuk berkata-kata
entak apakah rasa ini

Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

PENGORBANAN TANPA BATAS

Karya:sandyari desy



Dalam keadaan sadar maupun tak sadar

Engkau telah memberiku sesuatu hal
Hal yang penting untuk masa depanku
Jalan untukku meraih mimpi-mimpiku

Ilmu... 

Itulah yang engkau berikan
Ilmu yang takkan pernah habis
Takkan habis jika dibagi-bagi

Guru... 

Engkau sungguh manusia mulia
Manusia yang menyebabkan kesuksesanku
Tanpamu... 
Orang-orang sukses takkan ada
Orang-orang besar takkan ada

Guru...

Mungkin aku takkan bisa menggantikan jasamu
Menggantikan semua pengorbananmu
Namun,disini ku hanya bisa mengenangmu
Bisa memujimu

Terima kasih Guruku



Sahabat

Karya: Sandyari Desy

Sahabat...
Itulah sebutanku untukmu
Untuk orang yang selalu menemaniku
Disaat aku suka maupun duka

Kau bagai selimut dalam kedinginan
Selimut yang ku genggam saat ku terpuruk
Kau bagai sandal jepit
Yang walau berbeda langkah
Namun memiliki tujuan yang sama

Mungkin itulah kau bagiku
Kau yang tak akan pernah ku lupakan
Walau kita berjauhan
Namun kita tak akan pernah berpisah

 




Kau idolaku

Entah mimpi apa aku semalam
Aku bertemu denganmu
Sesosok yang begitu ku dambakan

Kau bagai bintang yang ingin kugapai
Yang walau ku tahu itu mustahil
Kau sungguh mempesona
Hingga membuatku mati penasaran akan dirimu
Yang membuatku ingin tahu tentang dirimu
Tau tentang segala hal yang berkaitan denganmu
Ku mencari berbagai sumber
Berbagai pusat informasi


Kau bagai soal yang ingin ku jawab
Kau bagaikan pazle yang ingin ku lengkapi
Hingga suatu saat ku akan merasakan kepuasan batin

Kini impianku pun terwujud
Ku bertemu denganmu
Ku tak tahu ini akan terjadi
Saat itu terjadi
Mungkin akulah manusia yang paling bahagia

Anak Sastra

SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

Bencana

Berdiriku di tepi pantai
Meratapi semua yang terberai
Mengingat bencana yang datang berantai
Melihat tanah kelahiranku yang tersangrai
Ku coba kuatkan hati bagai perisai
     Sabar, sabar, sabar!
     Terdengar olehku bisikan
     nan samar
     Heranku sebentar
     Adakah ku belum cukup
     Sabar?
     Kurangkah ku cukup
     tegar?
     Melihat duniaku yang
     hancur tak terbayar
Kini semua telah terlantar
Harta benda banyak tersasar
Orang-orang tak berdosa banyak terkapar
Akibat bencana yang datang melanggar.

        Karya:Ayu Md Nopri Yanti

 

Hujan
Karya:Gung Sintya Pradnyani

Setiap tetesan airmu menimbulkan rindu
Rindu yang selama ini terpendam
Tak bisa ku sampaikan lewat ucapan
Tetesanmu mengingatkan semua kenangan
Kenangan yang indah bersamanya
Hujan...
Tolong sampaikan rinduku pada dirinya
Lewat setiap tetesan airmu
Karna aku yakin bahwa engkau bisa mengingatkannya
Akan kenangan itu bersamaku
Dan engkau adalah penyampai rinduku padanya



Pohon Di musim Kemarau
Karya:Gung Sintya Pradnyani

Engkau berdiri kokoh di halaman
Terkena terik matahari di musim kemarau
Panas cahayanya sangat tajam bagaikan jarum
Membuat semua daunmu jatuh berguguran
Engkau membutuhkan tetesan air untuk tumbuh
Namun tidak ada satu orang pun yang bersimpati
Tetapi engkau tetap bertekad untuk tumbuh
Tumbuh menjadi pohon yang rindang
Yang memberi keasrian untuk alam


Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan






IBU
Karya:Gung Sintya Pradnyani

Kasih sayang mu seperti angin
Tidak bisa aku lihat tapi bisa aku rasakan
Pelukan mu seperti cahaya
Tidak membakar tapi menghangatkan
Amarahmu seperti batu
Keras tapi tidak menyakitkan
Nasehatmu seperti air
Yang jatuhnya menumbuhkan kebaikan
Seperti selembar kertas putih yang terkena tinta
Nama mu akan selalu ada dalam sanubariku


Anak Sastra
SMP Negeri 1 Banjarangkan

 

RINDU
Karya : Kusuma Putri

Matahari terbit beranjak terbenam
Awalnya indah namun kan berlalu
Perlihatkan senyum yang terpaksakan
Dalam tangisan mengingat kenangan

Ditengah senja berganti malam
Rintihan terdengar ucap kerinduan
Bagaikan pohon kelapa diterjang topan
Goyah tak tentu arah pikiran

Rindu...
Ingin kubungkam tanpa kenangan
Kenangan yang kan kulepas dari genggaman
Hingga hinggap perasaan baru
Tanpa lagi mengingat dirimu



SENJA


 Matahari terbenam di senja hari
Kuning,merah,jingga itu warnanya
Tampak indah dari lepas pantai
Dengan deburan ombak menyapa
    
Kunikmati keindahan ini
Dalam belaian angin sepoi-sepoi
Bersamaan ku hitung waktu
Akan terbenamnya sang surya

Rasanya……
Ingin kupejamkan mata ini
membayangkanmu kembali di esok hari
Seraya menatap langit senja
Yang tak kan lama lagi dipenuhi akan bintang

Di sisa waktu ini
Akan ku ingat kau dalam hati
Dan kan ku nanti engkau yang baru

Karya : Kusuma Putri




SINARMU KEHIDUPANKU


Bagai matahari dengan sinarnya
Sebagai sumber kehidupan bumi
Dengan cahayanya tunjukan arah
Hingga bumi tau tujuan

Tanpanya...
Bumi kan gelap
Bintangpun hilang entah kemana
Awan mendungpun mengelilingi
Hujanpun turun menangisi

Kelabu,
Begitulah bumi tanpanya
Hanya dengan sinarnya
Bumi bisa lanjutkan perjalanan
Perjalanan tuk capai  tujuan dan harapan

Begitulah engkau bagiku,wahai guruku tercinta

Karya : Kusuma Putri

Anak Satra
SMP Negeri 1 Banjarangkan




Pengandi untuk Negeri
cipt. Dwikjoenk

engkau bagai cahaya
yang menerangi kegelapan
sehingga orang-orang mampu berjalan
diantara gelapnya lorong-lorong
sinarmu lembut
mampu menghangatkan jiwa-jiwa yang beku

engkau laksana embun penyejuk
yg memberikan kesejukan
disaat hati ini mulai merasa gundah
segala ucapmu adalah semangat dijiwa kami
kata-katamu mampu melukiskan warna
merah, kuning, hijau, jingga

kau telah menoreskan segala warna
hingga kami menjadi pelangi-pelangi yang indah
kau mampu mengubah imajinasi kami
yang engkau tuang dalam goresan-goresan kuas
hingga menjadi warna yang nyata

kau adalah sosok pahlawan bagi kami
kau adalah panutan dalam hidup kami
kau adalah jiwa dari jiwa

bagai lilin yang mencair
engkau rela membakar dirimu
demi menerangi dunia yang gelap
cahayamu lembut
bagai sutra
pengabdi untuk negeri
kaulah pahlawan tanpa tanda jasa



Membajak
oleh: Dwijoenk

ketika mentari mulai bersinar
kau mulai beranjak
dengan seragammu
tas gendongmu yang selalu di punggung
dan siap untuk menebar bibit-bibit
yang telah kau siapkan dalam tasmu

langkahmu tak pernah lelah
senyummu tak pernah pudar
dan semangatmu tak pernah kekang oleh waktu
kau selalu setia disetiap lamgkahmu

setiap hari
kau membajak sawahmu
kau buat aliran-aliran kecil
untuk menyirami tanah-tahan yang kering
tak kau biarkan tersisa sedikitpun
dan kau gemburkan setiap jengkal tanah itu
kemudian kau tanam bibit-bibit di setiap celah
kau rawat setiap hari
kau pupuk selalu
tak kau biarkan orang merusaknya
hingga bibit-bibit itu tumbuh menjadi sebuah tanaman yang berkwaliatas

ketika kau puas, kau tersenyum
kau sangat bangga
melihat semua yang kau tanam
akan menjadi tumbuhan yang berguna
untuk semua orang

 

 

 

Kerinduan Mendalam
cipt. dwikjoenk

Angin malam berhembus kencang
Menyayat dingin kulitku ini
Cahaya bintang-bintang menghiasi  langit gelap
Suara binatang malam memecah kesunyian malam ini
Aku ingin menyampaikan rasa rindu ini pada dirinya
Ingin sekali aku memecah imajinasiku tuk dapat bertemu
Semakin lama aku termenung
Selama itu pula aku ingin bertemu dengannya
Mungkinkah ia masih ingin bertemu dengan ku
Atau mungkin dia sudah melupakan diriku ini
Inikah cobaan yang diberikan tuhan untukku?
Sekarang aku hanya bisa pasrah menghadapi semua cobaan ini

 

Air Mata Terahir
cipt. dwikjoenk

Lelah aku menangis
Bosan aku termenung, muak aku pada janjiku
Bukanku tak ingin menepati janjiku
Tapi lelah aku berdiri disini
Aku ingin berlari
Agar lenyap semua rasa ini
Setiap celah ditubuhku dihantui rasa gelisah
Entah ini realita atau fatamorgana
Setiap kata yang terucap darimu
Seakan seakan mengelilingi tubuhku dan membelit jiwaku
Tuhan…jika sampai waktuku
Biarkan aku terbebas dari rasa ini
Perasaan ini membuatku menjadi mati

 

Pagi yang indah

cipt. dwikjoenk



Matahari masih bersembunyi dibalik bukit

Burung-burung bernyanyi dan menari dipohon pinus

Butiran-butiran Kristal jatuh dari langit

Belum terkena sinar matahari

Air danau batur nampak tenang

Kabut tipis masih turun menyelimuti

Udara segar masih terasa tanpa polusi

Pohon-pohon bergoyang ditiup angin

Membawa kerinduanku padanya

Rindu yang tak kunjung lenyap

 

 

 

 


“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik” (Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best) “Bob Talbert”

1. Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimp...